Acapkali terselip dari pengamatan dan kesadaran bahwa kita 'getting old'. Bisa jadi
karena kita masih kekanakan atau justru karena kita adalah jenis orang yang
selalu bersemangat muda. Hal - hal semacam itu menyebabkan bumi berputar tanpa
kita sadari sepenuhnya. Saya sendiri bisa jadi adalah manusia dengan kombinasi kedua hal tersebut : kekanakan dan bersemangat muda.
Akhir-akhir ini para
'pinisepuh' di keluarga saya mulai 'berangkat' satu per-satu. Terakhir adalah
Oma yang meninggal dunia Jumat lalu dalam usia 90 tahun. Saya tidak pernah
berpikir atau mentargetkan apakah saya sendiri juga akan meninggal dalam usia
90 tahun atau 80 tahun atau beberapa tahun lagi. Satu-satunya yang saya
inginkan hanyalah pergi dalam damai. Dalam arti tidak menyusahkan orang lain,
tanpa sakit penyakit yang berkepanjangan dan tanpa siksa derita yang
menyeramkan. Wow, cita-cita kok seram, tentang kematian?
Oma selalu ada di dalam
kehidupan saya. Suaranya lantang menggelegar. Oma adalah perwujudan wanita karir
di masa lalu. Dia berkarir bukan dengan tas kulit dan blazer keren, lalu naik turun
gedung bertingkat. Nope! Bukan jenis wanita karir yang
demikian. Oma berkarir di rumah alias di istananya sendiri. Ia mengatur bisnis
dagangan bahan kimia, bahan cat dan bahkan bahan-bahan jamu tradisional. Ia
mengatur puluhan karyawan, kuli dan pembantu yang ada dirumahnya. Pun, ia masih
mengatur vitamin dan menyediakan makan malam untuk Opa. Isn't she great?
Oma memiliki wibawa dan semua orang takut
kepadanya. Ia cukup galak dan sering membentak orang - orang yang ada disekitarnya. Bahkan tak segan
secara langsung mengatakan bahwa mereka bodoh didepan hidung
orang-orang itu. Tapi tak seorangpun yang berani membantah Oma, karena ia
wanita adiguna. Ia memiliki kekuasaan dan kekayaan. Dengan kuasanya itu Oma mampu
memerintah semua orang dengan sekehendak hatinya. Lalu apakah orang-orang sungguh membenci dia? Rasanya tidak,...
Oma adalah YIN dan YANG, sifat keras dan
lembut yang menyatu. Disiplin dan kasih sayang yang saling membelit. Oma itu
pekerja keras dan sekaligus murah hati. Jadi harta yang dikumpulkannya pada
akhirnya juga akan ia bagikan pada orang-orang yang ada disekelilingnya. Ia
akan membagikan rejeki kepada para karyawan, pembantu dan kuli-kuli di
pabriknya. Ia akan menghardik anak-cucu-menantu-keponakan agar mereka bekerja
lebih keras, lebih pintar, lebih disiplin dan lebih hemat.
Cucu-cucu adalah hal yang paling
menyenangkan bagi Oma. Ia rajin berbelanja pakaian, makanan, permen dan bahkan
mainan atau buku bagi kami semua cucu-cucunya. Apalagi jika Oma baru saja pulang
bepergian dari luar negeri bersama Opa, bisa dipastikan jatah belanjaan bagi
para cucu sangatlah banyak. Mengenang Oma membuat saya ingat bayangan diri saya
semasa SD, kala melonjak-lonjak kegirangan mendapat oleh-oleh gaun cantik warna
pink. Ketika itu Oma baru saja pulang dari Amerika. Hari itu rasanya baru
kemarin, ternyata hari ini saya sudah bukan anak SD itu lagi. Hicks,..
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKS2-7tqSjc9ekojok2XoSjNVe2g3Ngn0jxF3XpORMloiU3e3T_WV3BcT2jlDjMmwP8VrGi-SZrGIE_GYb0Ct1e4GkTAmwb6_v0K7JYToYLBdulcuEU3Xc_w4L5TCS1YqTsVLe0xmpfQLc/s1600/00007.jpg)
Kehidupan muncul dalam sekelebatan mata. Khususnya ketika kita menjadi dewasa, menua lalu semuanya menjadi cerita dahulu. Maka ketika kehidupan itu ada sebaiknya kita mencecap rasa dengan hati dan jiwa sepenuhnya. Agar kelak di kemudian hari yang tersisa adalah pelajaran terbaik dan kenangan terindah. Oma telah tiada. Tetapi kenangan akan kasih-sayang, sikap dan hardikannya bagi saya adalah didikan yang tersisa sepanjang usia. Bahwa seperti itu dulu generasi masanya, ketika didikan yang keras dan perkasa masih membuahkan disiplin tinggi. Bukannya pemberontakan dan pelarian. Selamat jalan Oma,...Jaman telah berubah, tetapi bagiku didikanmu adalah bekal untuk perjalananku selanjutnya.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.