Monday, February 8, 2016

Drama 03 - Godaan (Temptation) *****

Beberapa kali saya melirik poster dari drama ini. Awalnya saya malas nonton, judul dramanya adalah "TEMPTATION" alias godaan. Judulnya simple dan sangat umum. Ini seolah saya harus menonton film "dibalik kelambu." Karena judulnya yang mengundang eksorsisme alias penolakan, saya menunda menonton drama ini. Beberapa drama lain sudah saya ikuti dengan seksama dan setelah menonton saya malah malas menuliskan resensi/ review dikarenakan,... saya langsung nonton serial berikutnya! Kecanduan menonton drama berseri benar-benar menjengkelkan bagi saya, ibarat kecanduan narkoba. Malas ngapa-ngapain dan hanya penasaran dengan lanjutan dari kisah drama yang tengah saya ikuti. Sakauw, ...

Temptation (dirilis tahun 2014) turns out to be best drama Korea for me--so far. Outstanding. Saya merasa harus menuliskannya sebelum kesan honeymoon saya tentang drama ini pudar dari ingatan. Mengikut silsilah dari berbagai drama yang sudah saya lahap sebelumnya drama ini: perfect. Pengen nonton lagi kelak. Judulnya memang 'murahan' tapi kualitas dramanya 'mahalan.' Episode satu dibuka dengan pasangan suami-istri Cha Seok Hoon (Kwon Sang‑Woo) dan Na Hong Joo (Park Ha-Sun) yang telah menikah selama enam tahun tengah dililit hutang. Sang suami, Seok Hoon berbisnis finansial dan gagal hingga berhutang sangat besar. Seok Hoon bahkan hampir dikeroyok oleh para nasabah. Keduanya terbang ke Hongkong untuk menemui sang partner bisnis yang ternyata telah...bunuh diri (Aih, saya mengerti rasanya karena pernah tertipu investasi,..Brrrr!). Keduanya panik total apalagi rumah mertua turut digadaikan. Dalam kepanikan ini, sang istri, Hong Joo hendak bunuh diri nyemplung ke laut. Ia kemudian ditolong oleh Yoo Se-Yong (Choi Ji Woo) yang adalah wanita taipan/pebisnis. Se-Yong cantik, smart, elegan, berusia matang dan always single. Se Yong menikah dengan pekerjaannya. 

Perbuatannya menolong Hong Joo membuat Se-Yong otomatis berjumpa dengan Cha Seok Hoon, suami dari Na Hong Joo. Seok Hoon dan Hong Joo adalah pasangan yang serasi. Cantik dan ganteng. Kelemahannya satu: keduanya tidak berduit banyak. Mungkin agak nyinyir kalau saya coba berkomentar disini: saling mencintai kalau sama-sama kere ternyata repot juga. Seok Hoon bukanlah orang asing bagi Se-Yong. Sepuluh tahun silam, Seok Hoon pernah melamar kerja di perusahaan Se Yong dan ditolak oleh Se Yong sendiri. Padahal semua hasil test dan wawancara Seok Hoon excellent. Alasan penolakan Se Yong adalah bahwa Seok Hoon punya pertimbangan kemanusiaan, menggunakan empati dalam membuat keputusan. Menurut Se Yong sebuah perusahaan yang berbisnis tidak bisa terlalu lembek, harus sharp (tajam) hanya berfokus pada situasi-situasi profitable. Dalam hati Se Yong terkenang Seok Hoon yang sebenarnya punya sifat pandai, baik dan jujur --- oh ya saya lupa menambahkan orangnya ganteng pake banget :)--. Se Yong berpikiran taktis, pandai melakukan berbagai politik dan negosiasi bisnis. Sikapnya dingin, lembut elegan namun menusuk. Menemukan Seok Hoon sudah menikah dan dilanda kesulitan, ia mulai menyelidiki. Se Yong langsung mendapati bahwa Seok Hoon sedang dilanda krisis keuangan. 

Saya tidak begitu paham kurs won, mata uang Korea. Anggap saja krisis keuangan finansial Seok Hoon adalah satu milyar rupiah. Se-Yong menawarkan membayar satu milyar rupiah asalkan Seok Hoon bersedia menemaninya selama empat hari di Hongkong. Singkatnya : bayar cowok satu milyar untuk menemani selama empat hari. Dan yang lebih gawat, cowok ini berstatus suami orang! Seok Hoon langsung dikiriminya down payment uang sebesar seratus juta. Dan setiap hari berikutnya akan dikirim 300 juta hingga selama tiga hari. Wuah, ...pasangan serasi yang bahagia ini, Seok Hoon dan Hong Joo mulai gonjang-ganjing rumah-tangganya. Si istri sangat kaget dan suaminya super kaget. Keduanya merasa terhina oleh kelakuan Se Yong (mirip plot film lama Indecent Proposal). Tapi uang itu memang tepat jumlahnya dan dibutuhkan untuk menutup kerugian yang ada. Perdebatan dan keraguan mulai muncul diantara sepasang sejoli yang tadinya begitu saling mencintai. Heboh! Sampai pada puncaknya, ternyata Seok Hoon memilih untuk memenuhi permintaan Se Yong. Menemani selama empat hari di Hongkong! Istrinya, Na Hong Joo pulang sendiri ke Korea dengan hati porak poranda. Benaknya memikirkan hal yang tidak-tidak tentang suaminya dan wanita yang berani membayar sedemikian mahal.

Ikatan antara sepasang suami istri mulai goyah. Bagi penonton yang berpikiran mesum, silahkan kecewa. Ternyata Seok Hoon dibayar bukan untuk adegan 'dibalik kelambu.' Ia diminta oleh Se Yong untuk bekerja sebagai asisten melakukan riset, meeting dan kompilasi data berbagai perusahaan. Seok Hoon yang tadinya udah bete dan terhina, terkejut ketika disediakan meja kantor dan seperangkat komputer serta printer. Disindir oleh Se Yong, "Iya.. kamu saya minta untuk mengerjakan urusan kantor. Kenapa? Kamu pikir kamu akan diminta melakukan bed service?" Se Yong sebenarnya belajar dari Seok Hoon pada masa lalu untuk sedikit punya empati dan berusaha menolong orang lain. Ia agak menyesalkan keputusannya kala itu menolak Seok Hoon bekerja di perusahaannya. Se Yong juga sudah menolong Hong Joo yang tadinya hendak bunuh diri nyemplung ke laut tapi masalah keuangan tokh masih ada. Maka Se Young memutuskan untuk membantu dengan memberikan dana untuk menutup kerugian Seok Hoon. Istilahnya : nolong jangan tanggung-tanggung. Iya, cuma ada dalam film kali ya! Maap belum pernah dengar kejadian sungguhan. 

Sepulangnya ke Korea, Seok Hoon menjelaskan pada istrinya, Hong Joo, bahwa tidak ada kejadian apapun antara dirinya dan Se Yong. Bahwa ia hanya diminta untuk bekerja sebagai assitant CEO. Tapi Na Hong Joo kadung cemburu berat, marah besar, dendam, merepet, merengek dan murka. Wajahnya terus-terusan asem dan kata-katanya selalu getir. Hatinya luka bakar stadium 4. Film ini memotret dengan baik, bagaimana sebuah perceraian dapat terjadi. Pertama, ketika sudah tidak ada saling percaya. Kedua, ketika hanya satu pihak yang berusaha keras. Ketiga, ketika emosi diumbar dan diberi kesempatan untuk terus berkobar. Dalam kesibukan move on dari kerugian investasi, Seok Hoon sering berjumpa dan bahkan sempat bergabung dalam perusahaan Se Yong. Ia memang sedang butuh kerja dan mencari koneksi/networking. Se Yong membantu dengan tulus, kebetulan Seok Hoon juga memiliki keahlian management. Se Yong sempat mengemukakan pada Seok Hoon, ia menyukai lelaki itu. Seok Hoon menjawab dengan sopan bahwa ia juga memiliki rasa pada Se Yong. Tapi ia lebih memilih untuk terus mencintai istrinya, Na Hong Joo. Bertahan dalam mahligai pernikahan. Perhatian Se Yong ditolaknya dengan sopan dan selembut mungkin. Keduanya memiliki etika dan profesionalisme tinggi, tetap mampu berkomunikasi serta bekerja sama dengan baik. Sebaliknya sang istri, Na Hong Joo terus diliputi dengki dan benci membabi-buta yang berakhir pada permintaan cerai. Seok Hoon bertanya hingga tiga kali pada Na Hong Joo : kamu yakin ingin bercerai? kamu yakin? kamu yakin? Bagaimanapun orang-orang yang memiliki etika akan punya garis batasan. Dalam hal ini pernikahan menjadi garis pembatas yang ditaati oleh Seok Hoon selain dari rasa cintanya pada Hong Joo, tanpa melakukan pelanggaran apapun. Hong Joo ngotot bercerai dengan mata melotot dan muka muram (aih, .. saya aja sebel ngeliatnya, ...bisa dimengerti kenapa laki-laki gak suka banget perempuan yang terus merengek,....). Maka bercerailah mereka.

Sisi pertama film ini saya beri judul, "Bagaimana cara merebut suami orang lain." Sisi yang kedua barangkali berjudul, "Jodoh dan kebahagiaan adalah dua hal yang sangat berbeda." Tidak semua kisah perjodohan berakhir Happy Ending. Tetapi bukan berarti kita lalu menjadi tidak bahagia selamanya. Pernikahan sebaiknya diusahakan hingga titik darah terakhir, tetapi yang namanya takdir juga tidak dapat dihindarkan. Selalu bersiap setiap saat. Saya percaya kebahagiaan berikutnya akan selalu ada. Kebencian Na Hong Joo sangat berlarut-larut sehingga membuat dirinya sendiri tenggelam dalam kubangan penderitaan. Orang-orang yang dibencinya yaitu Se Yong dan Seok Hoon pada akhirnya move on dan bahagia menemukan cinta mereka sendiri. Seok Hoon adalah cinta pertama Se Yong sepuluh tahun silam ketika ia menolak pria itu untuk bekerja di perusahaannya. Kehendak Tuhan mungkin memang keduanya harus kembali pada titik kesan dari perjumpaan pertama tersebut. Kejadian ini tidak bisa diterima oleh perasaan hati Hong Joo yang terbakar cemburu. Benci banget! (Aigoooo...mencintai juga jangan keterlaluan kali yeee.. cinta dan benci tipis bedanya...). Padahal Hong Joo sendiri yang memaksa bercerai ketika Seok Hoon ingin terus bertahan. Satu hal buruk merembet pada hal buruk berikutnya dan terus beruntun menimpa Hong Joo. Ia tak pernah bahagia hingga akhir cerita. Aish,.. mengerikan!

Plot cerita dan permainan karakter dari para aktor serta aktris pendukung tanpa cacat cela. Drama berseri hingga nomor 20 ini sama sekali tidak membuat saya bosan. Kadang-kadang ikut menangis saking terharunya. Suami sampai menyindir: perlu saputangan? It was sad. It was sweet. It was true. Adult drama -- no need adult content yang macam-macam. Sarat muatan dan nasihat. Sebagai catatan Choi Ji Woo (pemeran Yoo Se Yong) adalah pemeran utama WINTER SONATA (rilis 2002). Sebuah drama yang merupakan gelombang pertama, munculnya gebrakan drama Korea di kancah Asia dan dunia. Aktingnya tak bisa dipandang remeh. Entah kenapa, dulu saya kurang suka 'winter sonata' seingat saya isinya nangis-nangis melulu. Temptation juga dibingkai manis dengan percintaan adik Se Yong yang cantik, bernama Yoo Se Jin dengan adik cowok Hong Joo yang bernama Na Hong Gyu. Pahit manis karena kakak mereka merupakan musuh bebuyutan. Yang satu suaminya direbut. Yang lainnya merebut suami. Dalam kenyataan sepertinya tidak ada cara merebut suami orang dengan 'semanis madu' seperti ini. Biasanya pakai adegan jambak-jambakan dan santet. Namanya juga drama cing! Seandainya ada yang bersedia membayar semilyar untuk suami/kekasih? Bagi dua aja yaa? Gyaaaaaaa....

Foto: berbagai sumber/wiki