Wednesday, September 30, 2015

Konflik Dalam Negeri

Beda ya, kalau bermusuhan dengan teman. Kalau memang bisa diajak bicara atau konfrontasi langsung akan dapat diungkap hal-hal apa yang mengganggu. Hal yang memberatkan satu dengan yang lain. Bagaimana jika perang dingin ini terjadi dalam suatu perkumpulan organisasi nirlaba? Bersitegang antara orang-orang yang tadinya tidak saling mengenal sama sekali? Bagaimana jika permusuhan ini terjadi dalam wadah kegiatan yang seharusnya justru berbuat amal atau melakukan sesuatu tanpa pamrih?

Beberapa waktu lalu saya menyaksikan film "The Galapagos Affair: Satan Came to Eden (2013)". Ceritanya jaman dulu banget ada sepasang pria dan wanita yang pindah ke salah satu pulau di Galapagos. Mereka ingin hidup menyepi dan tak mau bergabung dengan manusia lain. Jadi diam-diam pindah ke pulau terpencil. Ketika diketahui oleh khalayak umum, ramailah pemberitaan yang muncul di media massa. 'Heboh Adam dan Hawa menetap di kepulauan Galapagos.' Orang-orang jadi sadar bahwa ada sepasang sejoli yang nekad tinggal berdua saja disitu dan membuka lahan layaknya manusia jaman purba. Segalanya dikerjakan dengan tangan dan dengan bantuan alam. 

Tak lama kemudian datanglah sepasang suami istri dengan anak lelakinya. Istrinya bahkan tengah hamil muda. Berikutnya datang pula seorang perempuan genit dengan dua lelaki. Hanya dengan kemunculan tiga keluarga di kepulauan terpencil seperti Galapagos keadaan menjadi rumit. 'Adam dan Hawa' yang ingin menikmati hidup berdua jadi terganggu. Sementara keluarga yang istrinya tengah hamil juga cukup merepotkan karena harus dibantu untuk melahirkan di pulau itu. Yang paling ajaib adalah perempuan yang datang dengan dua lelaki sekaligus. Perempuan ini memamerkan gaya hidup bebas yang sekehendak hatinya. Kedua lelaki adalah kekasih-kekasihnya. Cita-citanya juga ingin mendirikan hotel di Galapagos, yang tentunya sangat ditentang oleh sepasang sejoli yang pertama kali tiba disitu. 

Dalam waktu yang tak terlampau lama terjadilah tragedi. Lelaki yang datang pertama kali dengan kekasihnya, meninggal karena sakit. Perempuan yang datang dengan dua kekasih, menghilang dengan salah satu kekasihnya. Kekasihnya yang lain ingin segera kembali ke peradaban dengan perahu nelayan, malah terdampar dan mati kekeringan di sebuah pulau tak berpenghuni. Desas-desus menyebutkan lelaki yang datang pertama kali dibiarkan mati sendiri diatas ranjang dikarenakan kekasihnya sudah tidak betah tinggal di pulau terpencil. Sementara perempuan yang menghilang dengan kekasihnya dibunuh dan mayatnya entah disembunyikan kemana. Satu-satunya orang yang mungkin tahu adalah kekasih keduanya yang juga kemudian ditemukan mati terdampar bersama seorang nelayan. Kejadian tersebut berlangsung pada sekitar tahun 1930-an. 

Kemana manusia hendak pergi maka ke situ pula permasalahan dan tragedi akan muncul. Sekalipun manusia hidup terpencil di ujung dunia. Jika wataknya keras atau mudah berkonflik, maka di ujung dunia pun akan muncul permasalahan. Sama seperti permasalahan dalam negeri atau organisasi yang sedang saya geluti. Bagaimana mungkin pekerjaan akan terselesaikan dengan baik jika orang-orang yang ada di dalamnya berseteru? Yang lain suka memimpin dan mengarahkan. Yang lainnya juga demikian. Pendapat yang satu bertentangan dengan pendapat yang lain. Yang ini ingin A dan yang lain ingin B. Akhirnya pekerjaan tak terselesaikan dengan baik. Yang ada silang pendapat. Namun karena enggan berdebat terbuka, justru saling mendiamkan satu sama lain. Kapan masalah akan selesai? Semua orang hanya memberi perintah namun tidak ada yang mengerjakan. Pekerjaannya sesungguhnya bersifat voluntary alias tak dibayar. Bagaimana pula ini? Jika untuk pekerjaan yang tak dibayar saja manusia mudah berkonflik, bagaimana untuk pekerjaan yang dibayar dengan gaji besar? 

Nah, bagaimana dengan diri kita? Apakah kita adalah jenis manusia yang mudah berkonflik kemanapun kita pergi atau justru membawa kedamaian dimanapun kita berada? Si istri yang bersusah payah melahirkan bayinya di kepulauan Galapagos adalah saksi terakhir tragedi yang menyembunyikan banyak misteri tentang tingkah manusia. Ketika diminta pendapatnya tentang apa yang sebenarnya terjadi di Galapagos, wanita ini tidak mau menjawab. Ia hanya berkomentar pendek, "Mulut yang terbuka akan memudahkan lalat untuk masuk!" Itu benar, bijaksanalah dalam mengucap kepada orang lain. Jangankan memaki, salah bicara, salah maksud atau sekedar menyindir saja sudah mampu menerbitkan benci di hati orang lain. Anak-cucu wanita itu menjadi keturunan yang terberkati, mereka sudah menjadi pemilik hotel dan travel agent ternama di Galapagos. Bayi yang dilahirkannya kini sudah menjadi lelaki tua berusia 90 tahun. Saat manusia muncul di Taman Eden, disitu pulalah setan pada akhirnya akan muncul. (foto natcom.org)

Dibutuhkan : Para Badut Untuk Menghibur

Samar-samar lagu ini pernah melintas dalam ingatan saya, 'Send In The Clowns' -- Kesannya lagu aneh, judul lagu kok 'Tolong kirim para badut'. Ternyataaaaaa,... ternyatanya panjang karena lagu ini punya makna sedalam sumur 50 meter! Mungkin lebih. Send In The Clowns adalah lagu yang ditulis oleh  Stephen Sondheim pada tahun 1973. Lagu ini dimasukkan sebagai bagian dari drama musikal 'A Late Night Music'. Drama musikal inipun perpanjangan tangan dari film populer Ingmar Bergman berjudul 'Smiles of A Summer Night'. Pencipta lagunya jago banget karena menulis lagu sedih sebening kristal hanya dalam waktu dua hari! Pemeran dalam drama musikal di thn 1973 tersebut adalah aktris Glynis Johns. Sondheim menonton aktingnya kemudian langsung terinspirasi mencipta lagu. Glynis sendiri juga aktris yang ngetop dong! Dia adalah pemeran Winifred Banks dalam film inspirasi Disney sepanjang masa : Mary Poppins. Ibu Glynis sekarang sudah berusia 91 tahun.

Desiree memperkenalkan Frederika pada Fredrik
Dibutuhkan : Para Badut! Ceritanya sediiiiiiih banget. Ketika muda Desiree adalah aktris yang terkenal. Pacarnya banyak dan gonta-ganti. Seorang pengacara pria bernama Fredrik jatuh cinta mati-matian pada Desiree namun ditolak mentah-mentah. Alasannya cliche, Desiree merasa dirinya masih muda, cantik, populer dan berhak menerima perhatian banyak pria. Pada malam mereka berpisah ternyata Desiree hamil dan memiliki seorang anak perempuan yang diberi nama Frederika. Berbelas tahun kemudian Desiree berjumpa lagi dengan Fredrik, kekasih lama yang memberikannya seorang putri. Namun Fredrik tidak tahu bahwa dirinya memiliki seorang anak perempuan dari Desiree. Nah, udah sama-sama estewe, Desiree mengajak Fredrik menikah. Namun sekarang giliran Fredrik yang menolak mentah-mentah gegara dia baru saja menikah dengan daun muda, gadis belia yang usianya jauh dibawah Fredrik. Padahal si gadis tidak berminat pada Fredrik, malah kabur dengan anak lelaki Fredrik. Iya, si Fredrik juga dulu sudah menikah dan punya anak dari perkawinan sebelumnya! Ember, ceritanya rumit,...

Ditinggal kabur pengantin wanita yang tak pernah seranjang dengannya Fredrik akhirnya menerima kembali Desiree menjadi pasangannya. Lagu Send in The Clowns adalah lagu jeda per-adegan ketika Desiree kecewa mengajak Fredrik jadian lagi tapi malah ditolak. Isn't that life? Tidakkah kehidupan seperti itu? Ketika kita mencintai seseorang, orang tersebut seenak hati mencampakkan kita? Ketika kita telah melupakan, orang itu kemudian ingin kembali lagi bersama dengan kita (khususnya ketika sedang dalam masa kesusahan!). That's why dalam pernikahan sesungguhnya ada janji bermaterai atas nama Tuhan, through good times and bad times, melalui masa-masa bahagia maupun masa-masa kesusahan bersama. Setelah melampaui waktu pernikahan tidak lagi berwujud fisikal namun lebih berwujud spiritual dalam ikatan saling pengertian (understanding), bukan sekedar ketertarikan fisik (karena masa-masa itu sudah lewat! Sudah tua-ompong-peot apanya yang mau dipuja?He-he..). Karakter lagu yang bening, sedikit monoton namun sangat sedih dicocokkan Sondheim dengan karakter suara Glynis Johns. Miss Johns jago acting tapi tak mungkin juga ia sekaligus jago nyanyi jejeritan kaya Mariah Carey. Itulah keunikan lagu ini, diciptakan khusus untuk Desiree yang diperankan Glynis Johns. 

Glynis Johns 'Desiree'
Bagimana dendang Desiree ketika 'melamar' pria yang memberikan satu-satunya anak bagi dirinya dan ditolak? Simak 'Send In The Clowns'! Lagu ini berisikan keluh-kesah dan penyesalan Desiree ketika Fredrik ngotot hendak mempertahankan pengantin wanitanya yang muda belia. Betapa kisah cinta itu seringkali penuh ironi. Dulu dikejar-kejar, sekarang mengajak nikah dan ditolak pula. Desiree begitu sedih dan putus asa sehingga ia ingin melihat pertunjukan para badut/ kekonyolan untuk menghibur dirinya. Terkadang seseorang sedemikian patah hati sehingga untuk mengalihkan kesedihan ia memaksakan diri mencari kegembiraan atau pertunjukan jenaka. Pada akhirnya Desiree tersadar yang menjadi badut-badut dalam kehidupan adalah dirinya sendiri dan Fredrik, karena mereka tak pernah sepakat tentang cinta. Aih,...sedihnya! Send in the clowns please...tapi jangan dari MacD, karena biasanya mereka hanya kirim ayam...

Isn't it rich, aren't we a pair?
Me here at last on the ground
You in mid-air
Send in the clowns

Isn't it bliss, don't you approve?
One who keeps tearing around
One who can't move
Where are the clowns? Send in the clowns

Just when I stopped opening doors
Finally knowing the one that I wanted was yours
Making my entrance again with my usual flair
Sure of my lines no one is there

Don't you love farce? My fault I hear
I thought that you'd want what I want
Sorry my dear but where are the clowns?
There ought to be clowns, quick send in the clowns

What a surprise, who could foresee?
I've come to feel about you what you felt about me
Why only now when I see that you've drifted away
What a surprise, what a cliche?

Isn't it rich, isn't it queer?
Losing my timing this late in my career
And where are the clowns? Quick send in the clowns
Don't bother they're here

TOLONG KIRIM PARA BADUT

Tidakkah bermakna, tidakkah kita sejoli?
Pada akhirnya ku disini menjejak bumi
Dan kau justru mengambang di udara
Tolong kirimkan para badut

Beginilah bahagia, tidakkah kau setuju?
Seseorang yang memporak-porandakan hati (desiree)
Seseorang yang tak mampu berpaling (fredrik)
Tolong kirimkan para badut

Tepat ketika aku berhenti membuka berbagai pintu
Ketika kusadar yang kuinginkan adalah milikmu
Memasuki gerbang kembali dengan pikiran tajamku
Meyakini garis takdirku takkan ada orang lain disana

Tidakkah kau menyukai pertunjukan jenaka? Yang kudengar kesalahan ada padaku
Kupikir kau menginginkan hal yang juga kuinginkan
Maaf sayang, tetapi dimanakah pada badut?
Seharusnya ada badut-badut, tolong segera kirimkan para badut

Sangat mengejutkan, siapa yang dapat meramal?
Aku mulai merasakan apa yang pernah kaurasakan tentangku
Kenapa baru sekarang kusadari ketika kau beranjak pergi
Sungguh mengejutkan, sungguh cliche!

Tidakkah bermakna, tidakkah timpang?
Aku kehilangan momenku dimasa akhir pencapaianku
Dan dimanakah para badut? Tolong cepat kirimkan para badut
Sudahlah tak usah, tokh mereka ada disini....

Sunday, September 27, 2015

Mirusia Yang Jelita

Hal-hal yang paling indah di dunia kadang tak bisa dibeli dengan uang. Gak percaya? Coba deh ke perbukitan di pedalaman Baduy. Jalani ketika senja turun dan matahari menghilang di balik perbukitan. Setelah itu malam gelap gulita karena di perkampungan Baduy tidak ada listrik semua masih menggunakan lampu minyak. Hal-hal yang menakjubkan dan mengandung misteri terkadang memang tidak memiliki kisaran harga, karena sulit untuk diperjualbelikan. Misalnya saja cinta, kesehatan, canda-tawa. Emang ada yang bisa menjual cinta (sejati )-- pake jaminan sampe mati? Memang ada yang rela jual nyawa asal dibayar mahal? Memang ada yang bisa jual ramuan ketawa?

Melihat Mirusia untuk pertama kali rasanya sungguh terpesona. She is an angel! Bagaimana mungkin ada gadis secantik ini dengan suara emas? Mirusia adalah soprano atau penyanyi wanita yang mahir menyanyikan lagu-lagu klasik dengan nada-nada tinggi. Mendengar suara Mirusia bagaikan mendengar suara bidadari. Ketika melihat konser Mirusia di televisi, suaranya mampu membuat audiences menangis. Itulah pesona suara Mirusia, karena suara itu begitu indah seperti suara dari surga. Sebagian besar penonton seringkali menitikkan air mata. Hingga menyentuh ke dalam relung jiwa, begitulah Mirusia bernyanyi.

Gegara gini, saya sebal karena nggak bisa menonton Bon Jovi! Suami menolak dengan alasan "Gak kenal Bon Jovi." Rupanya suami rajin browsing lagu-lagu dari youtube, Pertama kali ia mendengarkan Andre Rieu dengan Johann Strauss Orchestra. Andre Rieu adalah pemain violin ternama kelas dunia asal Belanda. Senada dengan Mirusia, saat Andre memainkan biola, maka pendengar dapat menitikkan air mata. Saking indahnya suara biola mengalun. Nah, Andre memiliki orchestra Johann Strauss yang sudah manggung keliling dunia. Sayangnya saya yakin orchestra ini belum pernah manggung di Indonesia. Kadang-kadang heran juga, suami berasal dari desa. Pria biasa yang lahir dari kota kecil di gunung Lokon - Manado, kok selera musiknya tinggi bener? Bon Jovi gak demen, maunya mendengarkan orchestra. Kalau saya sih, dua-duanya suka. Tapi memang mendengarkan orchestra punya nuansa yang berbeda. Ada aura baron and baroness, nuansa bangsawan Eropa masa lampau, nuansa novel-novel Barbara Cartland. Bukan sok kebule-bulean, tapi memang syahdu sekali ketika mendengar musik dan suara indah yang mengalun bening. 

Mirusia adalah penyanyi utama dalam orchestra yang dipimpin oleh Andre Rieu. Suara Mirusia memukau, gaun-gaun dan tata rambutnya juga sangat indah. Bagaikan "Boneka Barbie" yang nyata dalam kehidupan ini. Lagu-lagu yang dibawakan Mirusia kebanyakan adalah lagu klasik sesuai dengan keahliannya yang memiliki tarikan vokal dan jangkauan nada tinggi tanpa menjerit. Lagu seperti : Dont cry for me Argentina, Ave Maria, Memory, Time To Say Goodbye, Wishing You Were Somehow Here Again (dari pagelaran Phantom Of The Opera), Supercalifragilisticexpialidocious (dari pagelaran Mary Poppins), Panis Angelicus. Beberapa lagu yang dibawakan memang berbahasa Latin dan Belanda selain dari Inggris. Tiap selesai menyanyi ribuan tepukan tangan selalu mengiringi Mirusia. Biasanya ia akan tersenyum lebar dan membungkuk perlahan dengan anggun layaknya putri raja. That was beautiful,...

Seorang yang cantik, menawan dan punya talent luar biasa seperti Mirusia sepertinya akan menikah dengan pangeran muda kaya raya atau dengan konglomerat tampan yang duitnya tak berseri. Ternyata tidak. Simple saja Mirusia menikah dengan 'the love of her life' pada July 2015 lalu dengan tunangannya yang bernama Youri Wystyrk yang merupakan anggota team security guard dari orchestra tersebut. Iya, suaminya adalah security guard atau bodyguard-nya sendiri. Keduanya berdarah 3/4 Belanda dan 1/4 Polandia. Pernikahan diselenggarakan di Belanda dikarenakan keduanya ingin menikah di castle (istana). Pembawa cincin adalah nenek dari Mirusia dan kakek dari Youri, keduanya berusia 92 tahun! Aih, romantisnya! Hal-hal yang terindah memang tidak selalu dapat dibeli dengan uang. Uang membantu kebahagiaan tapi bukan rasa bahagia itu sendiri. Setuju saudaraku?!

Tuesday, September 22, 2015

Kuliner Kuningan (3) Tahu Kopeci

Nggak tahu kenapa namanya tahu Kopeci? Apakah nama jalan? Ataukah nama daerah? Ataukah nama pembuatnya? Pokoknya tahu ini merupakan salah satu ke-khas-an Cirebon, di acara jalan and hunting hidangan. Lagi-lagi karena masih berasa satu suku, bangsa dan bahasa, dengan mudah saya menuduh tahu Kopeci sama dengan tahu Sumedang. Ngapain sih beli tahu? Yaelah palingan juga beda tipis dengan tahu Yunyi. Saya sih penggila tahu, especially kalau diduetkan dengan sambel tomat pedas. Asik banget! Jadi saya yang udah sering 'makan tahu' sekaligus sok tahu. Beli tahu aja kok diributkan! Tahu dimana-mana sama. Palingan juga beda-beda tipis ajah. Namanya juga tahu.



Tetot! Salah besar. Ternyata tahu kopeci weeeeenaaaaak banget. Gimana ya nyeritainnya? Jadi tahunya lembek, lembut dan gurih tapi nggak keasinan. Maaf tapi kalau menurut saya tahu Sumedang kadang asiiiin banget. Kalau tahu kopeci ini bisa gurih tapi nggak terlalu asin. Kulitnya setelah di goreng juga lembut. Nah, karena lembek dan 'lumer' di mulut, dicocol dengan rawit ketika selepas penggorengan, wuih mantabs! Nah, berikut dibawah ada beberapa foto lokasi tempat beli tahu kopeci. Lagi-lagi saya nggak gitu nyimak nama jalannya karena memang misi saya bukan jalan-jalan sendiri tapi ada 'tugas' yang diemban. Jadi tulisan kuliner ini agak 'mengambang' kurang akurat datanya. Kemana-mana mengikut yang didaulat menjadi guide kami.


Tulisan kuliner Kuningan ini serba tanggung karena memang tidak banyak pembahasannya tapi banyak macam makanannya. Repot juga. Kalau ditulis dalam satu naskah bakal panjang banget. Kalau ditulis terpisah-pisah, isinya secuplik-cuplik. Hanya berupa pembahasan-pembahasan sederhana. Maklum gak sempat wawancara pedagangnya! Semua perburuan kuliner bahkan acara jeprat-jepret foto dilakukan dengan sangat tergesa oleh saya. Diantara kesibukan untuk wawancara narasumber lain dan juga waktu yang memang hanya dua hari satu malam selama berkunjung ke Kabupaten Kuningan. Tidak ada kesempatan banyak untuk ke kota Cirebonnya.


Kuliner Kuningan (2) Mie Koclok

Beda satu huruf ternyata memberikan makna yang berbeda dalan satu nama. Mie Koclok Cirebon beda dengan Mie Kocok Bandung! Jadi kedua hidangan ini tidak mau disamakan. Apalagi wilayah kekuasaannya memang beda. Yang satu asli Bandung, yang lainnya asli Cirebon. Hari pertama di Kuningan Cirebon, malamnya bersama teman-teman saya mencoba menyempatkan diri mencicip hidangan mie koclok ini. Kayak apa sih rupanya?


Ternyata mie-nya kental sekali kuahnya terbuat dari tepung beras. Mengingatkan lo mie yang kuahnya juga kental. Tapi mie koclok ini tanpa rasa, alias plain, sedikit tawar. Penjualnya hanya menaburkan banyak merica sebagai perasa pedas. Mie-nya sehat banget, cocok buat orang sakit! Lho, mie sehat kok cocok buat orang sakit? Maksudnya bahan bakunya sangat sehat sehingga cocok sekali buat orang-orang yang kurang fit atau kurang sehat. Jadi adonan tepung beras kental, mie buatan sendiri, tauge, suwiran ayam rebus, daun bawang/seledri. Kalau ingin rasanya lebih 'bergejolak' mungkin bisa ditambahkan kecap dan sambal. Dinikmati ditemani dengan krupuk, rasanya pasti kian mantab.


Tidak banyak yang bisa diceritakan tentang tempat makan mie koclok ini karena saya tidak ingat nama jalannya. Untungnya nomer telepon pedagang mie-nya tercantum dengan jelas. Jualannya berada pada sebuah ruko dan disebelahnya membuka warung tenda cukup besar. Nggak hanya mie koclok ada hidangan-hidangan lain yang disajikan disitu. Seperti mie ayam dan mie bakso. Menyenangkan untuk bersantap malam ramai-ramai dengan teman maupun keluarga. Coba yuk?







Kuliner Kuningan (1) Rumah Makan Laksana

Kuningan ada dimana? Di Cirebon. Kalau Kuningan di Bali adalah sejenis dengan hari raya Galungan. Kalau Kuningan di Jakarta adalah wilayah elite tempat tinggal para pejabat negara atau mantan pejabat negara. Udah beberapa kali sih ke Kuningan, biasanya untuk kunjungan keagamaan karena di Kuningan ada tempat ziarah rohani Gua Maria Cisantana. Umat Katholik khususnya dari Jakarta cukup sering bepergian ke wilayah ini, biasanya dalam rangka retreat. Beberapa kali saya ke Cirebon (kota) maupun ke Kuningan. Kota Cirebon panasnya 11-12, bersaing dengan Semarang dan mungkin Cilegon. Kota-kota pantura dengan sengatan matahari yang tiada ampun. Tetapi Cirebon juga memiliki 'Lembang'nya jika diibaratkan Bandung, yaitu wilayah sejuk Kuningan di kaki gunung Ceremai. 

Banyak juga wisata rendam spa/air panas alami di wilayah desa Sangkanhurip - Kuningan. Yang tak kalah populer adalah wisata Rumah perjanjian Linggarjati. Untuk umat non Katholik yang hanya berniat tetirah/jalan-jalan dan liburan bisa berkonsentrasi di wilayah penginapan-penginapan dengan fasilitas air panas alami tersebut. Bagus juga untuk penyembuhan tulang, kulit. Udara di daerah Kuningan juga sejuk. Nanti pulangnya bisa berbelanja ke kota Cirebon. Ada pusat belanja kerajinan rotan di daerah Plered dan ada juga pusat kerajinan Batik di Trusmi, sebuah perkampungan yang isinya hanya dodolan Batik. Tapi harus saya ingatkan, Cirebon kota yang 'hot'-- panasnya nggak kira-kira. Jadi kalau jalan-jalan outdoor persiapkan anti UV sengatan matahari. 

Sebenarnya kunjungan saya ke Kuningan kali ini dalam rangka proyek kerja dari gereja. Tapi saya coba menggali sisi wisata-nya dalam bentuk penggalan-penggalan tulisan ada kuliner ada jalan-jalan juga. Rumah makan yang populer di wilayah Sangkanhurip dimana terdapat perkampungan hotel dengan sumber air panas alami adalah Rumah Makan Laksana. Beberapa kali tetirah ke Sangkanhurip makannya selalu di rumah makan ini. Tempatnya sejuk, asri dan modern. Memang kalah keren kalau dibandingkan dengan Cafe-Cafe Bandung dengan gaya fashion dan metropole-nya. Tetapi hidangan yang disajikan 'maknyus' tenan. Alias wenak-wenak! Cirebon ini perbatasan Sunda/Jawa Tengah. Agak bingung juga, apakah mereka Sunda? Atau 'wong jowo'? Tapi yang pasti hidangan sundanesse bikinan Cirebon nggak kalah dengan Bandung punya. Nah dikuningan ini, Rumah Makan Laksanya jagoannya. Cumi goreng tepung, Gurame goreng sambel ijo, nasi merah, sayur asem. Dah datang saja, cicip! Rumah Makan Laksana Jl. Pemandian Air Panas, Sangkanurip, Cigandamekar, Kuningan, Jawa Barat Phone:(0232) 613182. Waspada weekend dan musim liburan, penuh
pengunjung!

Friday, September 11, 2015

Bank Capek Antri

Tadi ke counter Bank Capek Antri. Seperti biasa counter-nya paling exclusive and all in. Bank ini memang bank kesayangan saya. Walaupun dulu sempat dijuluki oleh teman sebagai Bank Capek Antri tapi pelayanannya sejauh ini sudah memuaskan. Ibarat berpacu dalam prestasi buat saya bank ini ranking satu dalam perbankan. Dulu pernah lho, saya coba ikut management trainee-nya tapi tidak diterima. Alasannya apa engga jelas. Tapi lalu ditawari jadi teller di Bekasi. Ketika itu saya sudah bekerja di perusahaan asing (boss bule) Jakarta Selatan. Jadi dengan aksi saya menolak pekerjaan tersebut. Dengan bergaya saya ucapkan, "Silahkan pekerjaannya diberikan kepada yang lain saja, Bu. Saya sudah bekerja diperusahaan asing." Sekarang? Nyesel. Teman-teman yang tergabung dalam Korporasi Bank Capek Antri sudah pada sukses berat. Tapi udahlah nyesel ngga usah panjang-panjang lagian wajah saya ketus, dipajang jadi teller kasihan nanti customer kabur semua!

foto:crowngas
Hari ini saya masih setia menjadi nasabah 'kelas teri' Bank Capek Antri. Nah, tadi mampir ke semacam butiknya di sebuah wilayah perumahan. Tempatnya bagus, parkirnya luas, satpamnya banyak. Bener-bener merasakan 'customer adalah raja.' Yang menyambut di pintu masuk banyak banget. Dari satpam hingga semacam escort ladies yang bertanya, "Keperluannya apa Bu? Mau saya antarkan?" Padahal tibang nge-print buku tabungan doang sama numpang ngadem masuk ruang AC, ha-ha! Tapi patut diacungi jempol yah! Yang jaman dulu terkenal teller-nya judes-judes, jaman sekarang semuanya ramah-ramah banget, sampai nggak enak hati. Soalnya kita kan pemodal kecil. Aih, ... gapapa yang penting hepi ya jadi customer Bank Capek Antri (yang sekarang udah ngga capek antrinya)! Paling enggak terbayar dengan senyum cantik/ganteng para teller-nya. Iyalah, moso teller udah tuwek, jelek, merengut, customer mana yang mau datang? Thumbs up, Bank Capek Antri!

Cerita suka-duka Bank Capek Antri akan saya kupas dalam dua bagian. Dua-duanya hasil pengamatan ketika saya ketika berkunjung ke Bank Capek Antri. 

(1) Customer Rewel Minta Dijadikan Raja

Suatu ketika saya mengantri di teller, nah di teller sebelah saya ada seorang bapak-bapak yang komplain heboh. Saya tidak mengikuti kisahnya dari awal. Tapi setahu saya, bapak itu kehilangan buku tabungan. Kemungkinan hilang dalam proses di bank. Tetapi pria ini kemudian dibuatkan buku tabungan baru yang sama persis dengan buku tabungan sebelumnya. Hari itu dia datang dan marah-marah. Alasannya dia tidak dikabari ketika buku tabungannya ditemukan kembali dan digunting oleh pihak Bank. Jadi pria ini menuntut agar bank jangan sembarangan menggunting dan menyimpan buku tabungan lamanya yang ditemukan. Seharusnya ia diundang dan diperlihatkan di depan matanya ketika buku yang lama itu di'musnahkan'. Teller bank dengan sabar menjelaskan bahwa tokh bapak itu sudah punya buku tabungan yang baru. Saldo juga sama persis, tidak ada yang berkurang dan tidak ada masalah. Terpenting percayalah bahwa crew dan staff bank cukup profesional dengan tidak sembarang membuang buku tabungan bekas itu ke tempat sampah atau dijadikan bungkus pecel lele (yang ini hiperbola saya aja siy!). Tetapi bapak itu terus saja mengomel dan menuntut bahwa seharusnya ia diundang dan melihat dengan mata-kepala sendiri bahwa buku tabungan lamanya dimusnahkan agar tidak disalah-gunakan. Yang ada saya mikir, emang uangnya berapa milyar atau trilyun Pak? Atau uang hasil melakukan apa saja? Kok kayaknya panik amat? Wajah para teller dan manager-nya terbengong-bengong ciyus. Harus bagaimana? Lha wong kejadiannya sudah berlalu? 

(2) Customer Panik Terima Duit Kurang

foto: forbes
Tadi siang mengantar suami ke pusat counter mesin-mesin Bank Capek Antri. Nah ada seorang mas-mas yang duduk bersantai di podium counter tersebut mengenakan baju batik. Mas ini sedang asyik main handphone. Pengamatan sepintas saya langsung menyimpulkan bahwa mas ini adalah 'sales kartu kredit.' Setahu saya sales atau SPG biasanya pegawai lepas atau cabutan. Bukan karyawan asli Bank bersangkutan. Jadi saya pikir kayaknya mas ini sedang 'melepas lelah' setelah mungkin seharian berburu calon pengguna kartu kredit ternyata tidak dapat. Jadi saya amati sambil berpikir kasian juga ya, kerja marketing gini udah kudu mental baja sering dicuekkin orang kalau nggak dapat target manyun aja! Eh, mendadak ada bapak-bapak dengan anaknya yang masih TK datang terbirit-birit dan panik, "Massss...massss... tolongin saya dong! Saya ambil uang di ATM lima ratus rebu rupiah tapi keluarnya hanya dua ratus rebu rupiah! Gimana ini Mass??" Segitu paniknya uang 50 rebuan dijembreng kemana-mana bahkan diletakkan di meja si Mas. Dengan sopan Mas itu menjawab, "Maaf Pak, saya bukan staff BCA langsung tetapi sales kartu kredit. Jadi ini bukan tanggung-jawab saya." Si bapak itu tetap panik merasa kehilangan 300rebu. Akhirnya dia balik lagi ke mesinnya dan membaca-baca saldo yang tersisa. Suami cekikikan keluar dari counter, "Itu Bapak lucu deh! Harusnya dia cek dulu, apakah benar dia pencet penarikan 500rebu? Jangan-jangan dia yang salah pencet? Ha-ha,.. Kayaknya nggak mungkin kalau mau narik 500rebu dikasi cuma 200rebu. Harus nge-print buku tabungan dulu, agar yakin ada kesalahan yang bisa di-claim. Itu pun dirasa pihak bank akan kooperatif kalau memang ada kesalahan pada mesinnya. Saya cuma geleng-geleng kepala, salah pencet rugi 300rebu teriak-teriak panik kayak dirampok serombongan begal di siang bolong? Gimana kalo kehilangan 3milyar? Bisa stress berat dong!

Cape deh,.... 

Dalam hal ini saya salut pada Bank Capek Antri yang sudah sabar melayani segenap manusia Indonesia seutuhnya dengan jiwa Pancasila. Pasti dalam waktu dekat akan masuk dalam jajaran Bank kelas internasional yang disegani dunia dan membawa nama harum bangsa. Amin!