Sunday, September 25, 2016

K-Movies (26) Slow Video (Gerak Lambat) **

Cha Tae Hyun (My Sassy Girl) adalah aktor komedi Korea kegemaran saya. Jadi saya pikir setiap kemunculan dirinya akan menimbulkan efek lucu. Ternyata film ini jauh dari harapan untuk kiprah seorang Cha Tae Hyun. Film ini adalah contoh lain seorang aktor yang terperangkap lama dalam stereotype peran kocak dan berusaha keluar dari batasan itu namun sia-sia. Malah yang terjadi adalah peran yang tidak menimbulkan kesan sama sekali. Nggak lucu dan nggak serius. Jadi apakah gerangan yang dilakukan oleh Cha Tae Hyun dalam film ini?

Yeo Jang Boo (Cha Tae Hyun) mengalami gangguan penglihatan sejak kecil. Bukannya tidak bisa melihat, namun ia melihat segala sesuatu dengan gerak lambat alias slow motion. Seharusnya ini menjadikan nilai plus seseorang karena pasti ia akan mampu melihat segala sesuatu dengan sangat detail. Yang terjadi dalam film ini Jang Boo merasa minder dan malu dengan kelemahannya dan menyembunyikan diri. Ia banyak menonton film dan acara televisi serta hidup menyendiri, menjauh dari pergaulan. Setelah dewasa Jang Boo akhirnya bekerja di pusat CCTV pemda Seoul. Setiap hari ia menyaksikan kegiatan masyarakat di aneka CCTV jalanan kota Seoul dan bahkan mampu menangkap pencopet bermotor hanya dengan pengamatan melalui CCTV. 

Dari pengamatan di CCTV inilah ia mengenal dengan baik perilaku orang-orang yang sering diamatinya diam-diam. Seorang pengemudi bus yang gemar berlatih baseball seorang diri pada larut malam dan seorang bocah tukang sampah/pemulung yang keluar di subuh dini hari. Ia sering menyaksikan orang-orang yang kesepian dan berlalu-lalang di waktu-waktu yang aneh tanpa kehadiran orang lain. Karena iseng juga Yeo Jang Boo mengamati CCTV di depan rumah teman masa kecil yang ditaksirnya, Bong Soo Mi (Nam Sang Mi). Ia terkesiap melihat seorang wanita keluar dari rumah itu. Ingatannya kembali ke masa lalu ketika Soo Mi adalah gadis kecil yang selalu berada disisinya sebagai teman setia yang sangat menyayangi dirinya. Namun suatu hari Soo Mi menghilang begitu saja.

Gadis yang dilihat Jang Boo dalam CCTV itu awalnya tidak mengakui bahwa ia adalah Bong Soo Mi. Soo Mi merasa malu pada Jang Boo karena keluarga dan khususnya dirinya kini telah bangkrut. Rumah yang tersisa milik orang tuanya juga sudah beralih-tangan menjadi milik orang lain/ lintah darat. Kehidupannya juga masih luntang-lantung tak berbeda dengan Yeo Jang Boo. Terkadang ia ikut casting film namun lebih sering gagal. Sehari-hari ia bekerja di Indomaret-nya Korea. Perjumpaan ini mengakrabkan kembali keduanya dan ketika Soo Mi hampir saja diculik oleh pembunuh serial, Jang Boo dengan keahliannya mengamati CCTV mampu menyelamatkan Soo Mi. Di akhir cerita Jang Boo kehilangan penglihatannya secara total hingga menjadi buta. 

Plot cerita yang "nggak kemana-mana" membuat penonton bertanya-tanya. Apa yang sebenarnya diharapkan dari film ini? Tidak sedih. Tidak romantis. Tidak lucu. Tidak thriller. Tidak ada yang bombastis pula seperti adegan dewasa atau adegan sadis. Film yang berjalan di tempat dengan akting Cha Tae Hyun yang tidak lucu dan tidak serius. Moral cerita juga sulit dicerna. Bagian mana yang menjadi moral cerita? Kisah tentang CLBK atau Cinta Lama Bersemi Kembali sudah seringkali digarap oleh sineas Korea. Dengan aneka bumbu dan kemasan yang lebih menarik. Namun film ini sungguh kurang bumbu dan tidak menarik bagi saya. Entah jika ada penonton yang menyukai film ini, barangkali memang saya yang kurang mahir menyerap makna film Cha Tae Hyun yang satu ini.

foto: aneka sumber

Saturday, September 24, 2016

Yoga (1) Diatas Matras Bersama Si Cantik Adrianne

foto : Colorlifestyle
Dulu sempat ingin ikut gym club. Dipikir-pikir, udah bayarnya relatif mahal harus berangkat dan pulang ke suatu tempat yang mana tentu saja membuang-buang waktu dan tenaga (dan kadang-kadang malas ketemu mahluk hidup lainnya hehehe..). Memanfaatkan era digital dan digi-home akhirnya saya memutuskan untuk aktif melakukan home yoga. Saya nggak perlu repot pergi kemana-mana dan nggak perlu bayar biaya gym. Semua tercakup dalam biaya digi-home. Dimana semuanya dapat dilakukan, dikendalikan dan dilaksanakan dari rumah. Tentu saja sebelumnya saya sudah pernah ikut club yoga di suatu tempat dan mengenal dasar-dasar yoga. Selama setahun setengah aktif yoga kurang lebih seminggu dua kali dengan putaran 1-2 jam sekali pertemuan (tentu saja ada jeda waktu istirahat). Dan itu juga pernah terpotong setahun malas tidak ber-yoga sama sekali.

Pengalaman yoga pertama adalah ikut club yoga milik teman di bilangan Jakarta Selatan pada akhir tahun 2012. Yang kedua di club yang terletak di dekat rumah (namun kurang nyaman karena menggunakan lapangan badminton). Senang rasanya berolah-raga khususnya yang terkait pada sejenis dance-nya, misalnya aerobik. Namun itu juga angot-angotan. Untuk jogging seringkali di tengah jalan nggak kuat dan kecapean nyaris pingsan. Dan bosan dengan gaya lari yang begitu-begitu melulu. Ya eiyalah, emang bisa lari dengan jejingkrakan? Sejak mengenal yoga, I just love it very much. Melakukan apapun saya kurang suka dengan paksaan, target dan tekanan. Guru-guru yoga yang saya kenal sebelumnya cukup ketat dalam mengharap agar siswa cepat lentur dan menguasai Yoga. Bersama Adrianne yang adalah 'guru virtual', saya merasa nyaman melakukan yoga melalui pelajaran di youtube. Tak ada paksaan sama sekali. Adrianne selalu menekankan agar kita tidak menjadi 'robot yoga.' Sehingga apapun gerakan yang dilakukan sebaiknya dilakukan dengan rasa gembira. Sekalipun otot masih kaku dan tubuh gempal laksana gumpalan daging bakso, its' ok! Mulailah dengan duduk diatas matras. Memang gak mudah kok untuk memulai olah tubuh!

foto: youtube
If you love it, it will be so easy to do it. Itu adalah prinsip saya ber-yoga ria. Sejak mengenal yoga saya tidak melakukan aerobik atau jogging (jarang). Yang sering saya lakukan untuk melengkapi yoga adalah meditasi. Tahun lalu saya mempelajari dasar meditasi Zen Qi. Yang awalnya berniat sehari bermeditasi sejam, ternyata sanggupnya sehari sepuluh menit saja sudah bagus. Gubrags! Tak apalah, yang penting niatnya 'menabung' olah nafas. Sehari nabung meditasi 10-15 menit dan dimasa manula saya masih terlihat segar seperti Beyonce? Ngarep kali yee,..he-he-he. Gerakan yoga yang saya pelajari masih sangatlah basic dan biasa saja, kategori beginner. Dan kategori peserta, jelas saya bukanlah guru. Hanya senang berbagi pengalaman dengan ber-yoga, mendarat di atas matras. Ada teman yang heran dengan saya, "Kok betah yoga sendiri dirumah tanpa ikut club dan tanpa ada temannya?" Komitmen barangkali adalah jawaban dari semua kesetiaan yang ada di muka bumi ini. Senang yoga? Pengen sehat? Ya lakukanlah! Do it! Ditemani gendruwo kek, masa bodoh,... Perlengkapan utama ber-yoga adalah pakaian yoga (simple saja), matras dan handuk untuk mengelap keringat. No, yoga nggak make sepatu atau sandal apapun! Udah itu saja sebagai awalan.

K-Movies (25) Love So Divine (Cintaku Yang Mulia) ***

Kim Gyu Sik (Kwon Sang Woo) sedang menjalani masa persiapan untuk menjadi pastor Katolik muda. Itu artinya dalam waktu singkat ia akan menjalankan sumpah hidup selibat, tidak menjalin hubungan dengan seorang wanita dan tidak akan menikah. Dalam penugasan di sebuah gereja kecil, ia berjumpa dengan Yang Bong Hee (Ha Ji Won) yang adalah keponakan dari pastor kepala Nam (Kim In Mu). Sikap Gyu Sik yang sangat religious bertentangan dengan sikap Bong Hee yang bebas dan bertindak sesuka hati. Apalagi Bong Hee baru saja pulang dari Amerika. Bong Hee bahkan belum dibaptis dan tidak taat ke gereja. Ia masih merengek karena patah hati diputus oleh kekasihnya yang menetap di Korea.

Bong Hee yang kehabisan uang untuk kembali ke Amerika lalu menawarkan diri bekerja di gereja pamannya itu dengan mengharapkan upah untuk membeli tiket kembali ke Amerika. Dalam berbagai kesempatan kedua orang muda ini, Bong Hee dan Gyu Sik, kemudian bekerja sama untuk kegiatan rohani di gereja. Seperti mengurus kebersihan gereja, acara pernikahan di gereja dan mengajar sekolah minggu untuk anak-anak panti asuhan. Semua atas perintah pastor kepala Nam. Persahabatan dan pengertian mulai terjalin antara Bong Hee dan Gyu Sik. Diam-diam Gyu Sik mulai menyukai Bong Hee bahkan merasa cemburu ketika Bong Hee sibuk berusaha untuk rujuk kembali dengan kekasihnya. Sebelumnya ia belum pernah menyukai seorang wanita (rolling eyes to the ceiling). Tentu saja Gyu Sik tidak terang-terangan mengungkapkan perasaan hatinya karena ia adalah siswa yang sedang dalam masa pendidikan sebagai calon pastor. Dalam satu kesempatan Bong Hee pernah menanyakan apakah Gyu Sik menyukai dirinya. Namun lelaki ini diam membisu seribu bahasa. Sekalipun ia sangat menyukai Bong Hee baginya janji kepada Tuhan untuk menjadi pastor lebih mulia daripada ia harus memilih seorang gadis untuk dijadikan kekasih. 

Film lawas yang rilis 2004 ini murni menyajikan akting Ha Ji Won dan Kwon Sang Woo saat keduanya masih belia dan sama-sama unyu. Kedua aktris dan aktor kini telah menempati posisi mapan sebagai bintang-bintang drama/film Korea kelas A, lihat saja akting mereka dalam K-Drama Hwang JiNi dan Temptation. Secara natural akting Ha Ji Won mudah dinikmati dalam peran sebagai gadis centil yang nakal dan bandel (seperti dalam drama-drama Hongkong lawas dan film Ji Won lain bertajuk 100 Days With Mr. Arrogant). Demikian pula akting Kwon Sang Woo sebagai pemuda calon pastor yang alim tapi 'berani' diam-diam melirik seorang gadis sebelum bersumpah selibat menjadi kelucuan tersendiri. Apalagi ia sering bertengkar dengan gadis yang pada awal terasa menyebalkan bagi dirinya itu. Ada keharuan ketika dalam upacara sumpahnya di gereja sang calon pastor muda menangis dan membatalkan niat untuk menjadi pastor karena hatinya telah tertambat somewhere. Film ini menggambarkan bahwa bagi seorang pria hidup tidak melulu tentang perempuan dan bercinta. Bisa jadi hidup adalah pengabdian total kepada Tuhan. Berapa banyak pria seperti ini? Mungkin segelintir. Mungkin hanya dalam film? : )

foto : berbagai sumber

Friday, September 23, 2016

K-Movies (24) Classic (Klasik) ****

Son Ye Jin, si cantik ini kurang cocok jika bersanding dengan Lee Min Ho seperti dalam K-Drama Personal Taste. Tetapi bersama Jung Woo Sung dalam A Moment To Remember, ia menjalin kisah cinta yang sangat indah untuk dikenang. Son Ye Jin seolah adalah micin atau bumbu penyedap untuk semua drama romantis yang menguras air mata. Wajahnya yang klasik melankolis membuat penonton yang memandang saja langsung merasa terharu dan jatuh hati. Sampai hari ini si cantik Son Ye Jin masih membujang dan terus aktif bermain film/drama. Dalam beberapa kesempatan ketika ditanya tentang aktor yang mungkin dapat disandingkan dengannya sebagai kekasih sungguhan, Son Ye Jin menjawab sendu, "Song Seung Heon sudah punya pacar saat ini, jadi saya tak dapat menjadikannya kekasih. Sedangkan Jung Woo Sung terlalu ganteng. Repot kalau punya pasangan terlalu mempesona seperti itu. Gimana dong?..." (Jadi bersyukurlah para wanita yang barangkali tak secantik Son Ye Jin namun sudah memiliki pasangan. Amin! he-he-he,..) Film Korea berjudul Classic ini memang pengambilan gambar dan wajah para pemerannya juga klasik. Demikian pun filmnya termasuk klasik karena dirilis tahun 2003. Yang sangat saya sukai dari film ini adalah aneka shoot gambar mirip rangkaian foto yang hidup dari lokasi/momen/benda-benda/ruangan. Serasa calender pemandangan musim semi dan memori tentang tahun 60-an. Sangat klasik,...

Ju Hee (Son Ye Jin) berjumpa dengan Jun Ho (Cho Seung Woo) dalam liburan di desa. Ia menjadi akrab dengan pemuda itu. Mereka bersama-sama mengunjungi rumah berhantu dan mendayung naik rakit di sungai. Perkenalan itu membekas bagi keduanya. Hingga akhirnya Jun Ho diminta oleh Tae Soo (Lee Ki Woo) sahabatnya di sekolah, untuk menuliskan serangkaian surat cinta bagi calon tunangannya. Ternyata gadis itu adalah Ju Hee. Sekalipun Ju Hee dan Tae Soo dijodohkan, dalam hatinya Ju Hee tetap mencintai Jun Ho. Demikian pula sebaliknya. Masalah menjadi rumit ketika Tae Soo (yang dipaksa ayahnya untuk mendekati Ju Hee) ingin mengalah dari percintaan sahabat dan calon tunangannya itu dengan mencoba bunuh diri. Jun Ho yang juga sangat menyayangi Tae Soo memutuskan melarikan diri dari percintaan segitiga yang pahit dengan masuk menjadi anggota pasukan tentara Korea. Jun Ho pergi ke medan perang diiringi pesan dari Ju Hee dan Tae Soo agar ia pulang kembali dengan selamat. 

Sepulangnya dari medan perang Jun Ho menyembunyikan kenyataan bahwa matanya telah buta. Ia bahkan menyarankan agar Ju Hee segera menikah karena ia juga telah menikah. Akhirnya dengan berurai air mata Ju Hee merelakan Jun Ho dan ia menikah dengan Tae Soo. Dari pernikahan ini keduanya memiliki seorang putri bernama Ji Hye (diperankan oleh Son Ye Jin juga). Ji Hye inilah yang gemar membuka kotak peti berisikan setumpuk surat cinta antara ayah dan ibunya. Kini akhirnya ia sadari bahwa surat-surat itu bukanlah ditulis oleh ayahnya tetapi oleh sahabat ayahnya yang bernama Jun Ho. Lelaki yang menjadi cinta pertama ibunya. Sementara itu di kampus Ji Hye menyukai seorang pemuda dari kelas drama bernama Sang Min (Jo In Sung). Banyak wanita yang terpikat oleh ketampanan Sang Min termasuk Ji Hye dan sahabatnya Soo Kyoung (Lee Sang In). Lagi-lagi sebuah pola cinta segitiga mengepung kehidupan si tokoh wanita. Jika dulu hal itu dialami oleh Ju Hee maka kini dialami oleh Ji Hye, putrinya. Namun pada akhirnya sebuah kenyataan manis terbuka, Sang Min ternyata juga menyukai Ji Hye. Plus, dia adalah putra dari almarhum Jun Ho, pria yang sangat dicintai ibunda Ji Hye. Jika dulu kisah kasih itu tak tersampaikan antara ibu dan ayah. Maka kini cinta itu tersambung melalui jalinan antara putri dan putra mereka. Hmmm,... 

foto :berbagai sumber

K-Movies (23) Daddy Long Legs (Penolongku Yang Setia) ****

Sebenarnya terjemahan daddy long legs ketika saya lihat dalam kamus adalah nama laba-laba di Amerika Utara. Tetapi dalam naskah drama/film Korea sebutan ini populer sekali. Mengacu pada kisah tentang seorang lelaki sukses bertubuh jangkung/berkaki panjang (diasumsikan berpendidikan/educated), yang diam-diam membiayai hidup seorang gadis yatim piatu miskin. Dalam kisah si gadis tidak pernah tahu siapa sebenarnya sang penolong yang setia tersebut. Kenapa tidak disebut sugar daddy? Hal ini juga terlintas dalam benak saya. He-he-he,.. Jika diamati daddy long legs digambarkan sebagai penolong yang menyembunyikan identitas. Artinya ia tidak memaksakan timbal-balik jasa, balasan dari gadis yang ditolongnya. Sedangkan sugar daddy sebaliknya, ia menolong dengan pamrih. Biasanya dengan  niat menjadikan seorang gadis muda sebagai simpanannya. Thus sugar daddy saya pikir gendut dan botak. Why? Karena sugar kebanyakan zat gula jadi gendut. Whaddever deh, logika yang tak penting ini. Daddy log legs rilis 2005.

Film ini romantis dan sendu tapi jalan ceritanya aneh. Young Mi (Ha Ji Won) sejak kecil mendengar kisah dari ibunya bahwa pada saat salju mulai turun ia akan dapat berjumpa dengan kekasihnya. Masa kecil yang bahagia direnggut dengan kematian kedua orang-tua dan akhirnya Young Mi berjuang sendiri hingga lulus kuliah dan bekerja. Semasa kuliah ada seseorang yang membiayai kuliahnya dan sering berkirim surat. Lelaki misterius ini terus mendukung Young Mi hingga berkarir dan kini bekerja di sebuah perusahaan broadcasting/ radio. Lelaki misterius yang adalah penolong Young Mi (diistilahkan daddy long legs) juga menolongnya agar diterima bekerja di perusahaan tersebut. Identitas si pria tetap tersembunyi. Di perusahaan broadcasting Young Mi berjumpa dengan Kim Joon Ho (Yeon Jeong Hun), pria muda penjaga library/reference room di perusahaan broadcasting tersebut. Pria pendiam yang santun ini kerap muncul di hadapan Young Mi tanpa sengaja dan mereka kemudian berteman cukup baik. Hingga akhirnya Young Mi sadar bahwa ia menyukai pria itu, Kim Joon Ho.

Peruntungan Young Mi terus melimpah. Ia mendapatkan tempat tinggal berupa rumah bekas milik salah seorang pegawai broadcasting yang sedang pergi berobat ke luar negeri. Gadis itu bernama Young Woo (Park Eun Hye). Di rumah itu Young Mi menggunakan laptop milik Young Woo dan tanpa sengaja membaca email-email pribadi Young Woo. Ia sangat tersentuh dan mulai menayangkan pembacaan email romantis tersebut di radio. Sejak masa awal kuliah Young Woo naksir cowok bernama Hyun Joon (Hyun Bin). Diam-diam ia selalu memperhatikan dari jauh. Dan dengan diam-diam pula ia selalu mengikuti Hyun Joon bahkan turut pula bekerja dalam perusahaan yang sama. Sampai akhirnya Young Woo memutuskan untuk melakukan operasi otak karena ia mengidap penyakit yang membahayakan. Ia ingin mengungkapkan cintanya pada Hyun Joon setelah ia sembuh nanti. Semua pendengar merasa terharu dengan kisah ini. Young Mi pun demikian, hingga akhirnya ia sadar. Jika pria yang disukai Young Woo kemungkinan besar adalah pria yang kini dikenalnya sebagai Joon Ho. Young Mi pun menarik diri, ia tak mau mengganggu kisah cinta Young Woo yang melankolis itu.

Sementara itu pencarian Young Mi tentang identitas 'daddy long legs'nya kian mendekati kenyataan. Young Mi menuntut penjelasan pada direktur muda broadcasting tempat ia bekerja. Ia pikir pria muda itu adalah daddy long legs yang selama ini dicari-cari olehnya. Sang direktur lalu membuka sebuah kenyataan pahit. Tidak ada gadis bernama YOUNG WOO dan tidak ada pria muda bernama HYUN JOON, semua itu hanyalah imajinasi KIM JOON HO. Joon Ho adalah adik dari pemilik perusahaan broadcasting tersebut dan ia mulai menderita hilang ingatan. Ada sebuah penyakit otak yang mengganggu kesehatannya selama ini. Joon Ho lah yang sejak awal masa kuliah naksir Young Mi. Dia pulalah yang selalu memperhatikan dan mengikuti Young Mi dengan diam-diam (jadi ini adalah kisah yang tertukar). Ia juga membantu Young Mi baik dengan biaya kuliah maupun dengan peruntungan karir di bidang broadcasting. Semua diatur oleh Joon Ho sebelum ia mengalami kemunduran memori/hilang ingatan tentang masa lalu. Tentu saja dengan bantuan abangnya yang direktur itu. Young Mi menangis pilu mengetahui betapa selama ini pria yang disukainya adalah sang daddy long legs yang selama ini dicarinya (jyaaah!). Sebelum Joon Ho wafat karena sakit otak, Young Mi sempat membalas perhatian pria itu. Walaupun untuk masa yang sangat singkat. Catatan: pemeran Joon Ho (Yeon Jeong Hun) wajahnya terasa sangat familier, siapa ya? Astaga ternyata dia adalah si jahat pemeran suami ketiga Ok Da Jung dalam Ms. Temper & Nam Jung-Gi!


foto: aneka sumber

Thursday, September 22, 2016

Drama 29 - Modern Farmer (Petani Modern) ***

Drama ini ceritanya amburadul tapi bisa banget dinikmati kelucuannya. Menonton drama semacam ini adalah program "penggendutan tubuh" yang sesungguhnya. Karena jalan cerita yang ada nggak karuan juntrungannya namun penonton tetap dapat tertawa dengan aneka adegan/kejadian lucu yang disajikan. Lebih cocok jika ditemani pula dengan sekaleng coca-cola dan sekantung pop corn. Lengkaplah program penimbun lemak yang satu ini! He-he-he,.. Pertama kalinya juga saya menyaksikan akting Lee Hong Ki dan ternyata kocak banget aktor muda ini. Ekspresi wajahnya sangat konyol. Didampingi dengan aktris Lee Honey/ Lee Ha Nui yang adalah mantan Miss Korea dan usianya lebih tua beberapa tahun dari Hong Ki, lengkaplah dagelan dalam Modern Farmer.

Empat anggota group band yang gagal ngetop Min Ki (Lee Hong Ki), Kang Hyeok (Park Min Woo), Yoo Han Cheol (Lee Si Eun) dan Han Ki Joon (Kwan Dong Yeon) akhirnya memutuskan untuk mengelola kebun kubis di desa. Gagasan cemerlang Min Ki adalah ia berniat panen besar lalu uang hasil panenan tersebut akan digunakannya untuk membiayai album musik terbaru mereka. Selama ini grup band Min Ki dan kawan-kawan sulit untuk naik dalam blantika musik Korea karena pernah tersandung masalah dengan produser album yang sebelumnya. Kang Hyeok tanpa alasan jelas mendadak saja menghajar sang produser hingga babak-belur di hadapan umum. Tentu saja band ini langsung di black-list.

Kehidupan di desa menghantar Min Ki berjumpa kembali dengan kakak kelas semasa sekolah bernama Kang Yoon Hee (Lee Ha Nui) yang kini menjadi wanita petani di desa. Lebih hebat lagi Yoon Hee ternyata adalah seorang kepala desa wanita. Min Ki makin tercengang ketika cewek yang pernah menjadi cinta pertamanya semasa SD itu ternyata sudah memiliki seorang anak lelaki kecil, tanpa suami! Disini alur kisah sudah mulai dibuat semrawut. Diaturlah skenario kisah cinta segitiga yang kurang masuk akal antara Yoon Hee sang single mom dengan dua berondong yang menyukai dirinya yaitu Min Ki dan Kang Hyeok. Sesungguhnya Yoon Hee lebih menyukai Min Ki yang memang adalah kekasihnya semasa kecil dulu. Tetapi Min Ki kini tengah tergila-gila pada Han Yoo Na (Han Bo Reum), anggota girls band terkenal yang tengah menjadi icon idola K-Pop. 

Ternyata untuk meraih popularitas Yoo Na bersedia menjadi wanita simpanan produser. Hal ini menyebabkan Kang Hyeok yang diam-diam mengetahui rahasia tersebut langsung menghajar sang produser. Karena Kang Hyeok tahu benar Yoo Na kala itu sedang berpacaran dengan Min Ki. Ia tak suka cara produser dan Yoo Na mengelabui Min Ki. Segala peristiwa itu terjadi di masa lalu. Yoo Na sendiri akhirnya mengakui bahwa ia menjadi simpanan sang produser tanpa paksaan. Ia melakukannya demi untuk kesuksesan karir bidang musik. Min Ki sangat terpukul mengetahui gadis yang begitu dipuja ternyata bersikap culas dalam ambisi meraih puncak karirnya. Sementara itu Yoon Hee bertemu kembali dengan mantan kekasihnya yang adalah seorang musisi terkenal. Ayah dari putra tunggalnya itu memohon agar Yoon Hee merahasiakan keberadaan anak kandung mereka, karena sang musisi ini segera hendak menikah dengan wanita dari keluarga terpandang. Yoon Hee merasa terhina dan sakit hati ternyata keberadaan anak mereka tidak diakui oleh mantannya.

Cerita masih sangat ruwet dengan adanya keanehan dalam keluarga Paman dan Bibi Yoon Hee. Ternyata Bibinya hobby memasak namun hasil olahannya semua tak enak rasanya. Wanita yang sudah seperti ibu bagi Yoon Hee ini selalu kacau dalam meramu olahan bumbu dan bahan masakan. Namun demi cinta Yoon Hee, pamannya dan anak-anak mereka selalu mengakui bahwa masakan sang Bibi lezat. Bibi gampang sekali menangis dan sakit hati jika dicela bahwa masakannya tak enak. Pun teman-teman Min Ki jatuh cinta secara ajaib pada gadis-gadis yang mereka jumpai di desa itu. Yoo Han Cheol yang sedikit nerdy jatuh hati pada gadis penipu ulung yang hanya gemar mencari harta karun, diperankan oleh Min A. Sementara Han Ki Joon yang paling muda diantara mereka berempat ditaksir oleh gadis pekerja illegal dari Yanbian (Cina Perbatasan) bernama Song Hwa Ran (Kim Joo Hyun). Seandainya ada soal-soal ujian untuk bab "Modern Farmers", para siswa seperti saya bisa jadi gagal lulus ujian saking banyaknya tokoh dan alur cerita yang berseliweran tabrak-silang dalam drama ini lucu-lucu bergembira ini. Sebagai catatan akhir : dramanya sangat menghibur, konyol bin kocak dan nggak perlu banyak mikir! Ketawa aja,...

foto :berbagai sumber

K-Movies (22) My Ordinary Love Story (Kisah Cintaku Yang Biasa Saja) ***

Memberi ponten bintang tiga itu bagi saya terkadang merefleksikan 'ketidakjelasan.' Karena bintang tiga itu pas di tengah antara bintang satu hingga bintang lima. Sehingga keadaannya juga di tengah-tengah. Bisa oke bisa juga nggak oke. Tadinya saya berharap mendapat sajian kisah cinta yang beraroma refreshing dengan memilih film ini. Memang kisahnya adalah kisah cinta tapi yang membuat saya terpana adalah kejutan pada ending. Walaupun menurut pendapat saya sih sepertinya tidak masuk diakal. Tapi film ini dengan rating bintang tiga bagi saya cukup menghibur. Dengan dua pemeran utama yang sangat jarang saya tonton filmnya. 

Park Eun Jin (Kang Ye-Won) adalah seorang gadis yang gagal melulu dalam bercinta. Pacaran hingga enam kali sejak masa SMA, kuliah dan bekerja. Semuanya gagal total. Dari sekumpulan pria tersebut ada yang sifatnya kurang cocok, ada yang sudah beristri, ada yang bersedia menjadi kekasih namun tidak berminat memperistrinya. Pokoknya macam-macam sehingga ia putus asa dalam mencari jodoh dan nyaris menyerah. Hingga suatu malam ia berjumpa dengan pria ketujuh dalam hidupnya Hyeon Suk (Song Sae-Byeok). Lelaki ini terlihat 'paling normal' dibanding dengan kekasih-kekasih Eun Jin sebelumnnya. Pria ini lemah-lembut, penurut dan selalu memperlakukan Eun Jin dengan baik. Hanya beberapa saat sebelum pernikahannya Eun Jin merasa heran karena dipikir-pikir ia belum pernah berkenalan dengan satu kolega kerja atau kerabat dari Hyeon Suk. Apalagi ketika sebuah chatting mesra terpampang di ponsel lelaki itu Eun Jin makin curiga.

Kecurigaan ini berbuntut panjang karena Eun Jin lalu menyelidiki Hyeon Suk. Ternyata kantor yang disebutkannya bukanlah kantor Hyeon Suk. Ia tidak lagi bekerja disitu. Kecurigaan lalu menyangkut pada seorang wanita paruh baya genit, pengusaha bar. Eun Jin panas menyangka kekasihnya Hyeon Suk pacaran dengan wanita yang lebih tua usianya itu. Terus saja ia menduga-duga dan menyelidiki tingkah Hyeon Suk yang mencurigakan dan alasan kegemarannya berkunjung ke bar perempuan itu. Bahkan disinyalir mereka akan pergi berpesiar bersama ke luar negeri. Eun Jin teramat sangat jengkel oleh rasa curiga dan cemburu sudah memenuhi hatinya. Apalagi Hyeon Suk ternyata tak jelas bekerja dimana dan profesinya sebagai apa. Kegemaran Hyeon Suk juga aneh, pergi ke kebun binatang dan menyaksikan aksi para binatang buas seperti singa dan harimau. 

Titik balik kisah menjelang ending muncul ketika Hyeon Suk mengaku macam-macam. Awalnya ia mengaku langsung tertarik pada Eun Jin saat pandang pertama namun malu karena belum mendapat pekerjaan yang layak sehingga ia menyerahkan kartu namanya yang lama. Sekarang ia bekerja dengan bermain saham, pun mengaku sedang bangkrut karena salah investasi. Ia juga menambahkan bahwa wanita pemilik bar menjual sofa bekas yang bagus kualitasnya. Hyeon Suk berniat membeli benda itu untuk apartemen mereka berdua setelah menikah kelak. Sofa yang diincarnya sesuai dengan selera dan kehendak Eun Jin untuk perabotan rumah. Banyak alasan yang sesungguhnya aneh dan dibuat-buat namun Eun Jin mencoba untuk percaya karena bagaimanapun juga ia sudah lelah pacaran hingga enam kali dan gagal melulu. Ia bertekad agar jalinan percintaan yang ketujuh ini harus berakhir di pelaminan. 

Segala keanehan dan misteri tentang Hyeon Suk berakhir ketika sahabat dan adik kandung Eun Jin menemukan cairan lengket berwarna merah di salah satu lantai kamar di rumah wanita pemilik bar. Diduga pemiliknya tengah berlibur ke luar negeri. Olala, ternyata wanita pemilik bar dan seorang lelaki muda yang menjadi kekasihnya telah dibunuh oleh Hyeon Suk! Sejak kecil lelaki misterius ini, Hyeon Suk mengalami depresi mental karena ayahnya mati ditabrak oleh pengemudi taksi. Lalu ibunya harus bekerja keras dan pada akhirnya menjadi wanita penghibur. Perlahan Hyeon Suk mulai membalas dendam dan menjadi serial killer. Ia membunuh  banyak orang. Termasuk supir taksi yang menabrak ayahnya dan lelaki pelanggan ibunya. Wanita pemilik bar adalah bekas istri dari supir taksi tersebut. Menjadi serial killer adalah kehidupan Hyeon Suk yang sesungguhnya. Ketika diberitahu melalui telepon oleh sahabatnya mengenai identitas Hyeon Suk, Eun Jin sedang berduaan dengan lelaki itu di dalam mobil. Bagaimana akhir filmnya? Kali ini tanpa spoiler, silahkan ditonton!

Foto : berbagai sumber

Lingkaran Rejeki

Seringkali kita melihat teman/relasi kita yang kayaknya "beruntung" atau lucky terus. Sering menang undian. Sering dapat hadiah ini itu. Mudah dan lancar dalam karir atau pekerjaan. Kita akan berpikir, "Dia mah orangnya hoki! Ada saja peruntungannya,..." Pernahkah terlintas dalam benak bahwa barangkali ada suatu perilaku baik yang melandasi semua peruntungan tersebut? Perilaku yang bagaimanakah yang mengundang hoki atau peruntungan? Yah memang ini tergantung juga masalah percaya nggak percaya. Ada yang dapat menerima logika ini dan percaya. Ada yang sebodo teing, mau bersikap baik atau buruk rejeki mah nggak akan kemana! Ya monggo,..

Berikut ini adalah kisah suami yang kebetulan senang memasak. Ia pergi ke sebuah kedai kecil di dalam pasar hendak membeli daging dalam kaleng. Ketika memberikan uang limapuluh ribu rupiah sang asisten penjaga toko berteriak pada juragannya, "Cie,.. ini uang kayak gini bisa diterima atau tidak?" Sambil mengacungkan selembar kertas berwarna biru itu ke udara. Apakah ciri khas pekerja pasar boleh berlaku kasar dan tidak sopan? Dengan tingkah semacam itu tentu saja suami sudah 'terganggu bin tersinggung.' Seorang pengunjung lain yang juga berada dalam kedai itu memperhatikan dengan rasa ingin tahu. Ada tontonan. Suami menjawab, "Ini uang tidak robek ataupun rusak. Hanya memang sedikit kotor karena bekas dilipat. Saya juga menerima dari orang lain yang membeli barang kepada saya." Sang juragan menjawab dengan aksi, "Maaf Pak, kami takut bank tidak akan menerima uang semacam ini."

Suami mengangkat alis kesal dan dalam hati membatin, 'Emang situ omzetnya berapa trilyun sih? Please dech!...' Belanja kurang dari limapuluh ribu rupiah saja seorang customer diperlakukan seperti anggota komplotan pemalsu uang senilai ratusan juta rupiah. Betapa menggelikan dan tidak sopannya perlakuan juragan di kedai ini beserta asistennya yang mungkin memang belum pernah ikut penataran P4. Terus masih dengan gaya membujuk si juragan bertanya pada suami, "Bagaimana Pak apakah ada uang lain yang dapat dipergunakan untuk membayar?" Tentu saja dengan ketus suami langsung menjawab, "Tidak ada uang lain dan maaf saya tidak jadi berbelanja disini,.." Sepeninggalnya dari situ suami langsung menuju ke toko lain yang jauh lebih besar dan membeli barang yang dibutuhkannya dengan perbedaan harga seribu rupiah lebih mahal. Uang limapuluh ribu rupiah yang ditolak oleh juragan kedai kecil juga sudah dibelanjakan untuk membeli keperluan lain tanpa ada masalah apapun juga.

See? Pola apa yang kita lihat disini? Perilaku atau sikap yang tidak menyenangkan, tidak sopan dan tidak menghargai orang lain dengan mudah menggagalkan lingkaran rejekinya sendiri! Pertama suami yang kecewa tidak akan pernah belanja lagi ke kedai kecil itu. Yang ada dalam benaknya, 'Udah kedainya kecil, sontoloyo pula! Penjaga toko belagu. Juragannya juga banyak aturan.' Pengunjung lain yang sedang berbelanja juga akan melihat bagaimana 'pembeli' diperlakukan sebagai 'pengemis' seolah-olah memohon untuk belanja dengan uang busuknya. Padahal uang itu sama sekali tidak bermasalah. Yang bermasalah adalah juragan toko dan asistennya yang menolak rejeki kecil dan menimbulkan rasa antipati bagi rejeki yang lebih besar. Pengunjung itu dapat memberi kesaksian, "Jangan belanja disitu, yang punya toko rewel, banyak maunya dan tidak mengajari pada anak buahnya untuk bersikap sopan pada pembeli!" Butterfly Effect, satu kepakan kecil dalam berperilaku dapat menimbulkan topan badai dalam peruntungan lingkaran rejekinya kelak. Bukan berniat mendoakan agar yang bersangkutan bangkrut, tapi jika kita diperlakukan dengan tidak menyenangkan mungkinkah kita akan tetap gembira? Iya kali malaikat?

Wednesday, September 14, 2016

K-Movies (21) New World (Dunia Baru) *****

Choi Min-Sik, Hwang Jung-Min dan  Lee Jung-Jae adalah tiga nama besar yang menjadikan "jaminan" film ini top markotop! Keren! Belum lagi sejumlah aktor/aktris Korea lainnya yang turut mendukung adalah wajah-wajah yang tak asing dan banyak sekali malang melintang di berbagai serial drama/ film. Choi Min Sik tentu saja adalah "si gila psikopat Kyung Chul" dalam I Saw The Devil. Hwang Jung-Min dengan wajah yang terkategori 'biasa saja' selalu berperan dalam film-film yang luar biasa, seperti peran dukun aneh dalam The Wailing. Lee Jung-Jae si ganteng pujaan hati kaum hawa pernah tampil ganteng, lucu, bloon, seru dalam Big Match. Akting ketiga orang aktor ini dibantu dengan akting Song Ji Hyo (Running Man), Choi Il Hwa (langganan berperan sebagai ayah di film/drama -contoh: Temptation :D), Kim Byung Ok (langganan berperan sebagai penjahat di film/drama- contoh: Old Boy :D) dan si keren Park Seong Woong yang baru saja saya saksikan dalam film The Shamless (peran dewasa).

Officer Lee Ja Sung (Lee Jung Jae) adalah polisi yang menyamar dalam organisasi kriminal berkedok Perusahaan Goldmoon. Pimpinan utama mafia ini mendadak mati terbunuh dalam kecelakaan. Ada tiga successor atau calon penggantinya : Jang Soo Ki (Choi Il Hwa) yang paling senior namun tak bergigi/tanpa power, Lee Joong Goo (Park Sung Woong) yang ambisius dan Jung Chung (Hwang Jung Min) yang masih keturunan Cina. Officer Ja Sung sesungguhnya sudah sangat lelah menyamar dalam kelompok mafia ini. Tidak tanggung-tanggung, sudah sepuluh tahun ia bekerja sambil menyamar bagi para gangster! Namun atasannya di kepolisian Officer Kang Hyung Chul (Choi Min Sik) memaksanya untuk bertahan sedikit lebih lama lagi dalam organisasi tersebut karena ia ingin polisi terus mengawal ketat para mafia. Dalam organisasi Goldmoon Lee Ja Sung berada pada layer dibawah ketiga successor. Ia hanyalah tangan kanan dari Jung Chung. Artinya ia adalah someone in the organization but nobody in the line of throne. Punya posisi yang cukup tinggi tetapi bukan calon pimpinan utama/boss gangster.

Twist yang terjadi dalam kisah film ini sangat brilliant. Dengan matinya sang pimpinan utama sebenarnya Jung Chung berada dalam posisi kuat untuk menggantikan. Tetapi Lee Joong Goo melawan keras. Jung Chung juga pandai. Ia membongkar penyamaran polisi dalam organisasinya dan membunuh mereka di depan mata officer Lee Ja Sung. Ja Sung sangat stress dan ketakutan hanya Tuhan yang tahu mengapa Jung Chung tidak membunuhnya. Jung Chung dan Ja Sung sangatlah dekat/akrab sehingga saling memanggil brother dan karena sejarah masa lalu saat "merintis 'karir" sebagai gangster Jung Chung berjumpa pertama kalinya dengan Ja Sung. Maka ia sangat menyayangi Ja Sung, keduanya juga adalah orang-orang Korea yang masih punya darah keturunan Cina. Karena kasih sayang persaudaraan inilah maka sekalipun Jung Chung tahu Ja Sung adalah seorang polisi ia tidak membunuh saudara angkatnya itu. Operasi kepolisian dalam kelompok Goldmoon disebut operasi New World (dunia baru) karena dengan tewasnya sang big boss akan terjadi pergantian pimpinan dengan kiprah yang baru. 

Dalam pertarungan seru antar para anggota gangster Jung Chung terluka parah, sebelum mati ia memberi nasehat pada Ja Sung bahwa untuk selamat ia harus mengamankan posisi-nya dengan baik. Ia bahkan memberi hadiah kejutan bagi Ja Sung sebuah jam tangan bermerk dan data kepolisian tentang Ja Sung yang ia simpan diam-diam dalam brankasnya demi menyelamatkan "sang saudara angkat." Ja Sung menangis sedih dengan kematian Jung Chung, ia merasa kehilangan dan sekaligus bersalah. Dan ia mulai menyadari 'darah gangster' yang kini mengalir deras dalam nadinya bergolak kencang. Dalam sekejap Ja Sung mampu mengatur skenario cerdik. Ia berubah 180 derajad. Sehingga kedua calon successor yang lain yaitu Lee Joong Goo dan Jang Soo Ki terbunuh dalam huru-hara perebutan kekuasaan. Bahkan yang tak di duga dan tak di nyana oleh penonton adalah Ja Sung juga mengutus beberapa anak buahnya untuk membunuh atasannya di kepolisian: Officer Kang dan sang Komisaris. Karena hanya dua orang inilah yang tahu kebenaran bahwa Ja Sung adalah seorang perwira polisi. Pada akhir film dengan anggun Ja Sung duduk memegang tampuk pimpinan tertinggi Goldmoon, tak seorang pun yang mampu melawan dirinya. Semua tunduk. Tentu saja ia melupakan dan membuang masa lalunya sebagai perwira polisi. Kini 100% hidup Lee Ja Sung didedikasikan sebagai boss mafia. 

foto: berbagai sumber.

K-Movies (20) The Advocate: A Missing Body (Sang Pengacara : Mayat Yang Hilang) ***


Film bioskop Lee Sun Gyun kedua yang saya tonton, rilis 2015. Jujur lebih suka film yang sebelumnya A Hard Day. Temanya hampir sama : misteri, detektif dan pembunuhan. Hanya di sini karakter tokoh pengacara Byun Ho Sung yang diperankan Sun Gyun adalah karakter comical/kocak. Bagi saya agak kurang cocok ketika film detektif dan misteri dihadirkan oleh pelakon yang kocak/tidak serius. Mudah ditebak pada akhir cerita sang tokoh yang lucu dan periang ini tentu saja selamat sentosa dan sehat walafiat tanpa satu goresan luka apapun pada tubuhnya. Film ini tidak jelek, tetapi point-nya kurang mengarah. Apakah film komedi? Apakah action thriller? Apakah detektif? Berada di tengah-tengah antara semua keputusan itu menjadikan saya penonton yang bingung. Tapi senyum Lee Sun Gyun tetap sangat menghibur! Yeay! : P

Pengacara tampan yang pintar, Byun Ho Sung, mewakili sebuah perusahaan farmasi papan atas. Ho Sung membelanya melawan client seorang pasien yang menuntut agar obat Lomax ditarik dari peredaran. Ada indikasi obat itu memicu kanker. Dengan riset dan penjelasan jenius Byun Ho Sung memenangkan kasus Lomax. Menurutnya Lomax aman dikonsumsi. Tentu saja sang big boss perusahaan farmasi, CEO Moon Ji Hoon (Jang Hyun Sung) sangat terkesan dan berniat menyewa Byun Ho Sung untuk kasus lainnya. Ternyata pengemudi kesayangan CEO Moon bernama Kim Jung Hwan (diperankan oleh penjahat ganteng eksotis dari Achiara Village: Choi Jae Woong) dituduh membunuh seorang gadis bernama Han Min Jung (Kim Yoon Hye). Yang tidak diketahui oleh publik dan pengacara Byun adalah bahwa kedua orang ini, Jung Hwan dan Min Jung merupakan sepasang kekasih yang saling mencintai.

Cerita mengalir dengan dibukanya urusan internal perusahaan farmasi milik CEO Moon. Lomax adalah benar sebuah obat yang membahayakan karena memicu kanker. Ayah Min Jung adalah ahli farmasi dari perusahaan tersebut yang tidak merestui disahkannya obat Lomax. Tak lama kemudian ia ditemukan mati gantung diri. Min Jung sangat yakin bahwa ayahnya dibunuh oleh CEO Moon dan anak buahnya. Berdua dengan kekasihnya, Jung Hwan, Min Jung hendak memalsukan pembunuhan dirinya sendiri sehingga seolah-olah ia telah mati (banyak cipratan darah di apartemennya) dan mayatnya menghilang setelah dibunuh. Yang sebenarnya Min Jung ingin bersembunyi hingga hasil penyelidikan dan laporan kandungan Lomax muncul secara resmi. Ia hendak mengajukan gugatan melalui pengadilan. Byun Ho Sung bisa jadi adalah pengacara tampan yang suka bergurau, gemar tampil di televisi dan cinta popularitas. Namun ia bukanlah manusia tanpa hati. Dengan kecerdikannya pengacara Byun membantu sepasang kekasih itu membuka kedok CEO Moon.

Film ini juga dihiasi permainan akting Kim Go Eun sebagai jaksa muda bernama Jin Sun Mi bekas anak buah/ adik kelas Byun Ho Sung. Sayang akting Go Eun tidak begitu bersinar dalam film ini. Ia tampak terlalu serius, muram dan cemberut setiap kali adu akting dengan Lee Sun Gyun. Alias chemistry-nya super garing dan kaku bin nggak nyambung. Akting Go Eun terlihat cantik dan menawan dalam Cheese In The Trap terlepas dari cerita dan ending drama yang kurang oke bagi saya. Yang terlihat serasi dan manis dalam film ini justru kisah cinta yang penuh perjuangan antara sang driver Kim Jung Hwan dan gadis perawat cantik Han Min Jung. Chemistry- antara Jung Hwan dan Min Jung terasa lebih menyentuh daripada hubungan Sun Mi dan Ho Sung. Terlepas memang hubungan mereka hanya sebagai rekan kerja. Plot twist-nya agak memaksa. Tapi ya okelah! Lee Sun Gyun gitu loch,...

foto: berbagai sumber

K-Movies (19) A Hard Day (Hari Yang Melelahkan) ****

Lee Sun Gyun, saranghae! Gak sangka, salah satu prince charming dari serial Coffee Prince dapat bermain dalam film serius yang menguras tenaga ini. Sun Gyun yang setipe dengan Lee Jang Woo, tipe-tipe pria yang punya ciri khas dengan gaya senyumannya. Yang mau mencoba nyontek gaya senyum mereka silahkan. Tapi rasanya sulit. Selalu ada keraguan bahwa aktor yang terbiasa dengan peran 'ganteng', 'idola', 'dicintai banyak wanita', tidak akan mampu memainkan peran berbobot yang menguras otak dan tenaga. Ternyata Lee Sun Gyun mematahkan pendapat itu. Film ini action banget, seru, ada satire (sedih dan sindiran). Ada banyak adegan lucu tanpa seorang pelakon pun perlu berakting kocak atau bahkan tertawa.

Detective Ko Gun So sedang menyupir mobil di sebuah jalanan sepi ketika tiba-tiba saja ia menabrak seseorang hingga tewas. Panik melanda polisi yang tengah menduda dengan satu anak perempuan berusia sekolah dasar ini. Selama ia bekerja putrinya diasuh oleh adik wanita dan ipar lelakinya. Ko Gun So adalah polisi pekerja keras, terlepas dari kadang ia berlaku kasar dan sedikit melakukan korupsi. Namun ia tak pernah melakukan kejahatan yang serius. Membunuh orang apalagi menabraknya di jalanan sepi hingga tewas tanpa tanggung-jawab tak pernah masuk agendanya. Mayat si lelaki malang lalu ia jejalkan ke dalam bagasi mobil.

Gun So harus segera pulang ke rumah malam itu karena ibunya yang baru saja meninggal dunia tengah dimakamkan. Adik perempuannya bolak-balik menilpon dan sangat kesal karena untuk acara pemakaman ibunya sendiri Gun So terlambat datang. Dengan segala kepanikan yang dicoba untuk ditutupi Gun So pun pulang ke rumah duka. Mengurus pemakaman ibunya. Di ruang duka ia memiliki akal serigala. Gun So mengunci pintu tempat persemayaman peti mati dan lewat saluran udara ia menarik mayat lelaki yang tadi ia simpan di bagasi mobil. Dengan susah payah dan akal bulus Gun So lalu menjejalkan mayat lelaki itu ke dalam peti mati bersama-sama dengan mayat ibunya. Benar-benar putra yang kurang ajar! Sambil berdoa dan menangis mohon ampun pada arwah ibunya, Gun So berjanji untuk segera membongkar makam ibunya nanti dan memisahkannya dari mayat lelaki tak dikenal itu.

Sementara itu di kepolisian ditemukan database poster wajah lelaki yang tertabrak oleh Gun So. Ternyata lelaki ini adalah seorang pelaku kriminal yang tengah dicari. Gun So kian kebingungan ketika ada penilpon gelap yang mengaku melihat Gun So menabrak si lelaki hingga tewas. Penilpon ini mulai meneror dan memeras Gun So. Misteri perlahan terungkap ketika peneror misterius tersebut ternyata adalah salah satu senior Gun So di kepolisian bernama Park Chang Ming (Cho Jin Woong). Ia polisi yang telah lama bertugas dan memiliki wewenang khusus. Ternyata polisi ini adalah 'polisi hitam.' Ia berpartner dengan si penjahat yang tertabrak oleh Gun So dan melakukan banyak bisnis illegal. Ada perputaran uang yang sangat besar dalam bisnis tersebut. Rupanya karena 'pecah kongsi', Park Chang Min lalu menembak partnernya yang berlari ke tengah jalan dan langsung tertabrak oleh Gun So. Jadi kematian lelaki itu bukanlah karena tertabrak mobil namun terbunuh oleh pistol Park Chang Min.

Perseteruan antara dua polisi Ko Gun So dan Park Chang Min ditampilkan dalam berbagai action yang memikat serta tipu muslihat rumit serta twist mengejutkan. Namun pada akhirnya sang lakon lah yang menang. Adegan paling menarik adalah ketika Detective Ko Gun So mewarisi kunci 'locker' alias lemari penyimpanan harta rahasia milik Park Chang Min. Ia bertemu muka dengan centeng/jawara penjaga duit itu, "mo ngapain?" Ia menjawab, "mau narik uang.." Lalu si centeng bertanya lagi, "berapa duit loe mau tarik simpanan ini?" Gun So menjawab lagi, "semuanya..." Si centeng terlihat geli memandang sportbag gym yang dibawa oleh Gun So. Ketika akhirnya Gun So berhasil masuk ke dalam locker/ruang penyimpanan harta bisnis illegal Park Chang Min ia ternganga-nganga... Tumpukan uang yang ada ditempat itu kira-kira sebanyak tiga truk container! : )

foto : berbagai sumber

Monday, September 12, 2016

K-Movies (18) The Chronicles of Evil (Serangkaian Kejahatan) ***

Park Seo Joon. Sebenarnya agak tak masuk di akal jika kita menghindari seseorang hanya karena kita merasa tidak "klop" dengan orang tersebut. Seperti aktor ini, Park Seo Joon. Ternyata saya tidak begitu suka menonton film atau drama yang diperankannya. Entah mengapa? Bukan benci tapi gak cocok dengan aktingnya. Mungkin orang lain ada yang cocok dengan akting/perannya di film. Kebetulan saya tidak bisa menikmati dengan baik. Ketika menonton film-nya saya pikir lakon utama adalah aktor yang terlihat senior dan punya kualitas, Son Hyun Joo. Ternyata ada Park Seo Joon sebagai tokoh utama kedua. Saya menonton Seo-Joon di drama Kill Me Heal Me (sebetulnya aktingnya disini lumayan lucu tapi juga tidak extraordinary). Lalu saya mencoba nonton dramanya yang lain Witch's Romance, ketika masuk di episode kedua saya sudah mogok dan malas melanjutkan.

The Chronicles of Evil persiapan film-nya terlihat matang dan baik tetapi jalan cerita dan plot twist terlalu mengada-ada buat saya. Menonton film ini orang akan berkomentar, "Namanya juga film, ceritanya boleh ngaco suka-suka yang nulis....." Tapi dalam beberapa drama dan film lain yang khususnya terinspirasi kisah nyata kita masih dapat mengambil hikmah, terhibur atau terinspirasi. Atau sekalipun kisahnya sahibul hikayat asalkan yang memerankan sungguh menjiwai, biasanya penonton akan terhanyut. Contohnya adalah drama The Healer dan Oh My Ghostess. Film ini, The Chronicles of Evil, berusaha tampil sebagai film thriller/detective/action tapi nggak ada yang terasakan apa-apa. Sebagai thriller plot-nya udah biasa, umum (penjahatnya orang terdekat). Sebagai detective misterinya mudah ditebak (namun jalan cerita sengaja diputar-balikkan sebagai pasangan gay agar penonton tidak langsung menebak penjahatnya). Sebagai action, yah sama sekali nggak ada actionnya. Kecuali adegan menembak dan berkelahi dengan supir taksi (yang tidak ada istimewanya).

Detective Choi (Son Hyun Joo) rencananya sebentar lagi akan naik pangkat di kepolisian. Anak buahnya di kepolisian juga sangat loyal dan memuja dirinya sebagai pimpinan idola (nggak tahu alasannya apa, hanya diceritakan sebagai seseorang sangat bijaksana dan disegani. Oke, mari kita percaya!). Lalu atasannya juga sudah 'menjanjikan' posisi di kepolisian yang lebih tinggi asalkan ia menghindar dari perkara. Suatu malam setelah 'merayakan' hari kenaikan pangkat yang akan segera tiba, Detective Choi pulang naik taksi seorang diri. Di tengah jalan si supir taksi yang ternyata menyimpan dendam masa lalu, menyerang detective Choi. Tanpa sengaja Choi membunuh si supir taksi dan meninggalkan te ka pe dengan menutup mata. Ia pikir kejadian tersebut akan ia lupakan. Ternyata keesokan harinya mayat sang supir taksi ditemukan tergantung disebuah crane gedung pencakar langit dan menjadi berita heboh nasional. Tentu saja Choi pucat pasi!

Seorang polisi muda, Detective Cha Dong Jae (Park Seo Joon) adalah anak buah kesayangan Detective Choi dan asistennya di kepolisian. Polisi muda belia yang lugu dan tampan ini, sigap melaksanakan tugas dan patuh pada atasan. Disini lagi-lagi agak aneh hubungan antara detective Choi dan asistennya, detective Oh (Ma Dong Seok) yang tampak sangat membimbing dan mengayomi detektive Cha Dong Jae seolah anak emas kesayangan. Detective Cha mulai merasakan kegelisahan Detective Choi terkait dengan kasus pembunuhan supir taksi yang digantung di crane pencakar langit. Lebih lanjut ia menemukan bukti-bukti yang kian menguatkan bahwa Detective Choi tersangkut kasus pembunuhan supir taksi. Namun ia menutupi semuanya demi menjaga nama baik sang atasan yang merupakan polisi idola di kepolisian.

Plot seolah dibuat rumit dengan adanya "kasus malpraktek kepolisian." Dimasa lalu seorang lelaki dituduh meracun dua belas orang tanpa bukti kuat. Lelaki itu kemudian dihukum mati. Polisi yang bertugas kala itu adalah detective Choi dan atasannya sang komisaris yang kini sudah punya posisi tinggi dan berniat menganugerahkan posisi lain yang lebih yahud bagi bagi detective Choi. Dalam penyelidikan ditemukan bahwa lelaki yang dulu dihukum mati punya anak lelaki yang kini menjadi aktor ternama. Aktor inilah yang kemudian menjadi dalang "jebakan" pembunuhan supir taksi bagi detective Choi. Ia sudah merencanakan sedemikian rupa bahwa Choi dan komisaris harus membayar hutang lama: menjebloskan pria tak bersalah hingga terkena hukuman mati. Komisaris mati dalam bom mobil dan Choi masuk perangkap sebagai terdakwa pembunuh.

Kurang rumit, plot dipaksakan agar pemirsa terkejut. Aktor tampan yang akhirnya bunuh diri setelah membunuh komisaris ternyata adalah pasangan gay polisi muda Detective Cha. Sejak kecil keduanya berteman baik dan bahkan sang aktor ganteng sangat mencintai Detective Cha (hmmm,..ya oke deh!). Sehingga ia banyak membantu sebagai dalang/asisten dalam balas dendam bagi ayah detective Cha. Iya, ternyata pria malang yang dihukum mati di masa lalu adalah ayah detective Cha (sesuai tebakan semula, penjahatnya palingan orang terdekat) dan yang meracun ke -12 orang adalah detective Cha sendiri. Semasa kanak-kanak ia sangat marah dan dendam melihat ayahnya dianiaya oleh dua belas orang majikan yang adalah penjudi-penjudi kelas teri. Ayahnya memang hanya lelaki bodoh merangkap pesuruh di tempat judi yang kumuh itu, tapi detective Cha ketika cilik sudah punya management dendam melihat ayahnya dianiaya. Malang justru pembunuhan dengan racun itu yang memicu ayahnya masuk penjara dan dihukum mati. Adegan ditutup dengan Detective Cha berhadapan dengan mentor/musuh Detective Choi. Berakhir dengan Cha bunuh diri dan Choi menjerit penuh kesedihan. Bagi saya: sedih engga. Terhibur juga engga.: (

foto: berbagai sumber

Tuesday, September 6, 2016

K-Movies (17) The Attorney (Sang Pengacara) ****

Hore! Film-nya Song Kang Ho lagi! Karena berjanji dalam hati untuk menelaah segala film dari Mr. Song, saya mulai lagi menonton salah satu koleksi filmnya. Bagus! Selalu saja Song Kang Ho 'larut' dalam berbagai gelas perwatakan yang diberikan kepadanya. Berperan sebagai Song Woo Seok lelaki pekerja keras lulusan SMA yang rajin dan akhirnya mendapat gelar 'Pengacara' dari ujian negara. Song Woo Seok menggambarkan kisah ultima seorang anak manusia. Yang dari kere, kerja keras, sukses, lalu tersadar kekayaan bukan akhir dari kesejatian hidup. Ia mulai lagi 'memburu' keadilan yang sesungguhnya. Jika pada awal cerita profesi pengacara oleh Song Woo Seok digunakan sebagai 'alat' untuk meraup kekayaan/menghidupi keluarga, maka pada akhir kisah profesi pengacara adalah alat untuk menjadi pahlawan pembela negara. Tsaaah!


Adalah Song Woo Seok lelaki yang tak pantang menyerah dan putus asa dalam memperjuangkan hidup. Dengan ijazah SMA dan tanpa kuliah, Song Woo Seok belajar sendiri untuk memperoleh gelar pengacara legal melalui ujian negara. Ia lalu meraih gelar itu dan diangkat sebagai jaksa daerah. Ia pun masuk dalam kolom berita sebagai 'lulusan SMA yang sukses menjadi jaksa'. Rupanya ia tak puas dengan posisi ini, mengundurkan diri dan ingin membuka kantor pengacara pribadi. Song Woo Seok lalu mulai merintis perijinan property melalui legal/hukum. Tak malu ia membagikan kartu namanya di segala tempat bagaikan salesman sisir sikat dan alat pijat. Pola pikirnya yang melihat jauh ke depan dalam membuka ladang mata pencaharian menjadikannya meraih sukses. Para pengacara lain lalu berbondong-bondong ikut membuka usaha legalitas property. Berpikir selangkah lagi maju ke depan, Song Woo Seok kemudian membuka usaha spesialisasi pajak! Begitulah selalu ada inovasi sehingga kantong pundi-pundi Song Woo Seok selalu penuh.


Dengan usaha yang sukses berat, Song Woo Seok lalu mampu membeli yacht, kapal layar dan melakukan hobby exclusive yang dilakukan 'orang kaya.' Ia juga tak lupa membalas budi banyak orang yang telah membantunya sukses, termasuk tukang warung bakmi langganannya. Warung mie milik Choi Soon Ae (Kim Young Ae) adalah tempatnya berhutang beli makan saat masih kere dulu. Hubungan persahabatannya terjalin baik dengan Mrs. Choi dan putra tunggalnya Park Jin Woo (Siwan). Sampai suatu ketika Jin Woo menghilang selama dua bulan. Masa itu adalah tahun 80-an ketika pemerintah Korea Selatan sangat keji dan ketat dalam screening anti komunis. Park Jin Woo mahasiswa yang tergabung dalam club buku dan membaca buku-buku western dianggap beraliran kiri. Pada suatu malam ia diciduk oleh oknum polisi dan disiksa selama dua bulan. Setelah penyiksaan itu baru muncul surat pengadilan ditujukan kepada Mrs. Choi, yang hampir gila mencari anaknya. Ia menangis menggerung mendapati anaknya masuk dalam sekapan 'oknum pemerintah.'

Sementara itu Song Woo Seok yang selama ini berpraktek hukum legal untuk property (jual beli tanah) dan pajak terkejut mendapati Jin Woo menghilang. Sekuat tenaga ia membantu Mrs. Choi mencari Jin Woo. Ketika kedua orang ini akhirnya mendapatkan ijin kunjungan di penjara, mereka menyaksikan tubuh Jin Woo yang lebam hancur oleh penyiksaan. Jeritan dan histeria-pun terjadi. Song Woo Seok yang selama ini mencela 'mahasiswa tukang demo' sebagai anak-anak yang malas belajar dan tidak bersyukur seolah mendapatkan tamparan besar di wajahnya. Park Jin Woo anak muda yang ia kenal sejak kecil (usia SD) dianiaya sedemikian oleh 'oknum pemerintah' membuat Woo Seok tergugah dan marah besar. Matian-matian ia mencari jalan keadilan bagi Park Jin Woo. Ia buka semua kedok interpol satuan khusus yang tak lebih dari para penyiksa manusia.

Proses perubahan sikap seorang anak manusia yang menjalani hidup 'adem ayem lan tentrem' lalu berubah menjadi pengacara yang jeli dan tanggap dalam menghadapi politik pemerintahan dan negara-nya sendiri dimainkan dengan keagungan seorang Song Kang Ho. Bagaimana ia berapi-api dalam sidang. Bagaimana ia berteriak dalam sidang. Bagaimana ia menuntut keadilan. Bagaimana ia dianiaya oleh polisi. Bagaimana saksi kuncinya 'diamankan' oleh pemerintah dan bahkan bagaimana istrinya mendapat ancaman telepon atas keselamatan anak-anaknya di sekolah. Kesemuanya dapat ditelurusi dengan baik dalam sosok Song Kang Ho yang berubah total menjadi pengacara Song Woo Seok. Tak jarang kita mendengar ada seseorang yang berubah menjadi sangat radikal barangkali dapat dipahami dengan peran Song Kang Ho sebagai pengacara ini. Bahwa seorang anak manusia dapat berubah pola pandangnya tentang kehidupan. Sesuatu terjadi! Dan itu membuat seseorang marah besar serta mengubah seluruh perjalanan hidup yang selanjutnya, The Attorney. However ending-nya kok rada mendadak dangdut dan hanya ditampilkan Song Woo Seok sebagai sosok idealis pemimpin demo di jalanan yang tengah diadili, "Lawan pemerintah yang korup dan otoriter!..."

foto: berbagai sumber

K-Movies (16) The Handmaiden (Nona Muda) ****

Saru! Film ini terkategori sangat erotis dan menurut saya butuh 'kebijaksanaan' penonton untuk mampu menelaahnya sebagai bagian dari art/seni. 28 tahun ke atas lah! 21 tahun saja nggak pantas untuk nonton film ginian. Sudah bukan rahasia bahwa seni/art sering diartikan dengan figur-figur atau pose-pose erotis. Entah itu tarian, lukisan, patung dan ini adalah sebentuk film yang sesungguhnya bernilai seni tapi tentu saja dengan muatan sex yang sangat tidak pantas untuk diperlihatkan pada sembarang penonton. Diangkat dari novel Fingersmith karya Sarah Waters (British). Park Chan Wook sang sutradara yang sudah bolak-balik mengejutkan penonton dengan karya-karyanya (Joint Security Area, Thirst), kali ini menggebrak tahun 2016 dengan film The Handmaiden.

Diadaptasi menjadi setting Korea/ Jepang kisah Handmaiden atau Fingersmith bercerita tentang Lady Hideko (Kim Min Hee) seorang nona muda pewaris tunggal kekayaan sebuah keluarga. Ia tinggal dengan pamannya Tuan Kouzuki (Cho Jin Woong). Hideko sendiri adalah keponakan dari almarhum istri Kouzuki, jadi dengan pamannya ia tak sedarah. Seorang lelaki penipu Tuan Fujiwara (Ha Jung Woo) berniat memperistri Lady Hideko dan menguasai hartanya. Ia lalu memaksa seorang gadis muda kenalannya bernama Sook Hee (Kim Tae Ri) untuk dijadikan pembantu utama/dayang Lady Hideko. Singkatnya Fujiwara dan Sook Hee hendak bersekongkol mempengaruhi Hideko agar mudah jatuh cinta dan masuk dalam pelukan Fujiwara. 

Plot lalu seolah menjadi triple twist ketika cerita sangat berbelit dilihat dari tiga sudut pandang. Rupanya sejak kanak-kanak Hideko mendapatkan pelajaran tak pantas untuk membaca dan mengerti seluk beluk erotisme hubungan seks. Ia harus membaca buku kisah tentang eksploitasi seks, berbagai posisi dan memiliki keahlian membaca kisah-kisah mesum. Pertunjukan ini digelar oleh pamannya, Tuan Kouzuki. Jika dulu aktris utama adalah almarhum bibinya (yang kemudian bunuh diri karena stress). Kini Hideko lah yang dijadikan kelinci pertunjukan seni membaca kisah erotis lengkap dengan segala akting bersanggama dan lenguhan tak pantas. Ditonton oleh sejumlah lelaki yang adalah pengusaha-pengusaha papan atas/ relasi dari pamannya. Hideko memiliki mental yang terlatih tangguh. Sekalipun sejak kanak-kanak ia dilatih dengan keahlian mesum tingkat tinggi, tingkahnya selalu anggun, tertutup, lembut, terpelajar dan sangat cerdas. Tak seorang pun menyangka bahwa profesi di belakang layarnya adalah semacam geisha exclusive, hasil didikan pamannya.

Plot pertama adalah Seok Hee bersama Fujiwara berniat menipu Hideko untuk memperoleh harta warisan. Plot ini dipatahkan dengan plot kedua. Ternyata Fujiwara sudah bersepakat dengan Hideko, hendak menolongnya lari dari kehidupan gila bersama pamannya yang mesum, Kouzuki. Mereka hendak menempatkan Seok Hee ke dalam rumah sakit jiwa sebagai pengganti Hideko. Plot inipun dipatahkan dengan plot ketiga ketika ternyata Hideko dan Seok Hee saling jatuh cinta dan menipu Fujiwara serta si tua Kouzuki. Kedua wanita ini kabur ke tempat yang jauh. Lari dari kehidupan gila masa lalu. Tentu saja yang menjadi sumber kerusuhan dalam film ini adalah kisah cinta lesbian antara Seok Hee dan Hideko. Dalam Fingersmith cinta terlarang kedua wanita muda memakai setting era Victorian, sedangkan dalam The Handmaiden menggunakan era penjajahan kolonial Jepang di Korea. Dibuat setting jadoel mungkin agar terasa betapa beratnya tantangan pada masa lalu saat menjalin hubungan cinta sejenis dilakoni oleh dua anak manusia.

Kim Tae Ri, berusia 26 tahun pemeran Seok Hee sepertinya tidak punya debut film apapun sebelum bermain dalam The Handmaiden. Dalam film ini ia langsung memenangkan awards. Mengaku tidak kesulitan dalam bermain adegan ranjang, Kim Tae Ri merasa lebih sulit berakting tertawa keras-keras seperti orang gila. Ia adalah pemenang dari 1500 orang yang melamar untuk peran Seok Hee dalam film Park Chan Wook ini. Jadi sudah terbayang bahwa ia sama sekali tidak terlihat ragu/risih/malu-malu dalam melakukan berbagai adegan aneh bersama partner-nya di film ini, aktris Kim Min Hee. Sementara akting para pemeran pria termasuk Ha Jung Woo hanya terasa sebagai pemanis atau penegas jalannya cerita dalam film. Fingersmith sendiri punya arti seseorang yang ahli dengan jemari tangannya. Bisa diartikan sebagai pencopet 'atau lainnya.' Dekor ruangan, background cerita dan kostume/make-up di film The Handmaiden sangat artistik. Niatan saya memberi bintang lima saya kurangi menjadi bintang empat. Hanya karena menurut saya terlalu mesum (aishhh!), apa yang dikisahkan dalam kehidupan Lady Hideko. Film oh film, seni oh seni,...

foto : berbagai sumber