Monday, November 9, 2015

Anda Tidak Dapat Memiliki Segalanya

Sibuk..buk-buk-buk! Teler...ler-ler-ler! Alasan untuk lagi-lagi tidak menulis berhari-hari. Padahal cita-cita saya menulis blogging itu inginnya satu naskah dalam sehari. Jadi setahun 365 artikel tulisan. Eh, boro-boro deh! Bingung. Ketika bekerja di kantor, waktu sepertinya berjalan sangat lambat seperti keong. Setelah tidak berkantor, waktu melaju cepat bak jet coaster yang menderu. Waduh, yang belum saya sharing dan kisahkan di blog, buanyaaak banget. Tapi sudahlah, diantara waktu tidur setelah tengah malam buta ini saja yang dapat saya sharing-kan hari ini. Saya sudah bersyukur, mampu menuliskannya!

Tadi baca-baca web 'Positif Thinking'.. Wah! Motivasi mbelgedhes biasanya. Hehehe,..ngomong gampang, realisasinya sulit! Bullsh*t. Saya membaca beberapa nasihat/ quote-quote yang mengandung kebijaksanaan. Ternyata ada satu quote yang menarik minat saya. Lalu mendadak saya teringat diri saya sendiri dan aneka cita-cita serta hidup seperti apa yang saya rencanakan sejak semula. Dulu saya ingin sekali putri saya bersekolah di sekolah yang paling mewah dan mahal di wilayah tempat tinggal saya. Saya sudah tahu nama sekolah tersebut, letaknya dimana, bagaimana rasanya bersekolah disana. Karena teman sekantor ada yang memiliki anak lulusan sekolah ternama itu dan saya terkagum-kagum dengan promosinya. Kenyataannya, saya tidak mampu! Suami juga tidak sanggup! Sekolah itu sangat mahal dan borjuis. 

Sekarang saya pikir-pikir, seharusnya saya bersyukur. Putri saya bersekolah di sekolah yang sangat kecil. Sangat sederhana dan biayanya relatif murah. Saya kenal dengan banyak teman-teman putri saya dan para orang-tuanya. Menyadari bahwa mereka anak-anak yang baik, disayang dan dirawat dengan baik oleh orang-tua mereka. Sehingga menimbulkan efek lingkungan pendidikan dan pertumbuhan yang baik pula. Apa jadinya jika putri saya dibesarkan di lingkungan sekolah yang borjuis lalu banyak tuntutan dan banyak permintaan ini serta itu. Biaya yang dikeluarkan sangat besar dan sikap yang dibina bisa jadi adalah sikap yang menuntut kemewahan serta kesempurnaan. Jadi sekarang putri saya menjadi seseorang yang bahagia dengan 'apa adanya.' Makan indomie ya happy, pakai tas tanpa merek ya happy, pakai kaus yang beli seharga dua puluh lima ribu rupiah ya happy. Simple! Dan saya bahagia dengan keadaan putri tunggal saya. Setiap orang yang bertemu saya berkomentar, "Dia, putrimu sangat mandiri!" -- Padahal putri saya anak tunggal, satu-satunya darah daging kami. Tapi memang sengaja di didik untuk menjadi sangat mandiri dengan pedoman, "Hey, you're alone in this world, be a tough girl!" 

Rencana kehidupan berumah-tangga yang dulu saya idamkan secara muluk-muluk juga gatot. Gagal total! Dulu ingin punya rumah begini. Ingin punya mobil begini. Ingin punya kebun begitu. Tapi ketika sekian belas tahun berlalu dan saya berjumpa beberapa teman lama, mereka berkisah si A sudah berpisah dengan suaminya. Si B ditinggal kawin lagi. Bengong. What?? Yup, kehidupan ini tidak bisa dipaksakan. Minta begini dan minta begitu kepada Tuhan. Saya langsung 'mingkem' dan tidak lagi banyak komplen muluk-muluk minta istana atau kereta kencana pada suami saya. Bisa hidup bahagia berdua hingga hari ini ternyata nilainya luar biasa. Tidak mudah. You can not have it all! Anda tidak dapat memiliki segalanya. Anda tidak bisa bermimpi menjadi putri cantik, tinggal di istana kaca, mengenakan sepatu kulit rusa, berdansa dengan pangeran tampan dan hidup bahagia selama-lamanya. Tidak bisa. Itu adalah keadaan yang sangat ideal dan hanya ada dalam dongeng. Anda bisa memilih meninggalkan hidup yang Anda rencanakan dan menjalani hidup yang disediakan Tuhan untuk Anda dengan terus bersyukur. Yup, too bad.. you can not have it all!

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.