Monday, August 25, 2014

Mi Familia Artinya Keluargaku

Putriku sibuk mematut diri sambut Natal
6 Desember 2013
Puluhan  atau ratusan kali orang bertanya, "Anaknya hanya satu?" Dan puluhan atau ratusan kali saya menjawab, "Iya,..." Kadang menjawab dengan enggan, "Belum diberi tambahan." Kadang menjawab dengan asal-asalan, "Ya, nanti lihat kedepannya." Padahal sejak dulu memang saya tidak yakin ingin punya anak atau ingin punya banyak anak. Ketika punya anak, masih tidak yakin ingin menambah anak. Terbukti insting psikologis saya tidak salah. Tinjauan masa lalu dan latar belakang saya serta suami tidak membuat kami yakin untuk memiliki anak atau bahkan beberapa anak.

Ketika akhirnya seorang anak dikirim Tuhan untuk kami. Awalnya ketakutan. Karena berharap hidup serba sempurna terlebih dahulu, barulah memiliki anak. Ternyata tidak demikian. Memiliki anak memanglah anugrah, hidup ini justru sempurna karena adanya anak. Banyak yang ingin punya anak namun sulit mendapatkannya. Ada yang tidak ingin punya anak, namun melahirkan anak. Bahkan lebih dari satu. Ada yang tega membuang anaknya atau menyerahkan pada pihak lain untuk alasan-alasan yang sifatnya sangat personal. Jujur, dulu saya kesal ketika ditanya, "Mengapa hanya punya satu anak." Terkadang ingin menjawab, "Apakah Anda akan menyantuni anak saya berikutnya?"

Aneka Pose Centil
2013-2014
Saya memiliki satu anak. Dengan pertimbangan maju-mundur. Apakah iya hanya akan memiliki satu anak? Apakah harus dua? Jika harus satu mengapa? Untuk hal ini saya bisa menjawab. Tetapi jika harus punya dua anak dan saya ditanya mengapa? Saya tidak bisa menjawabnya. Maka dengan berat hati dan seiring berlalunya waktu, akhirnya kami hanya memiliki satu anak. Tetapi boleh dikata semua orang bahagia dengan keadaan memiliki satu anak ini. Sang anak bahagia dan kedua orang-tua bahagia. Daripada kami memiliki dua anak atau lebih, lalu mulai saling menyalahkan dan meminta satu dengan yang lain untuk lebih bertanggung-jawab terhadap anak-anak. Anak-anak seperti malaikat terpilih yang dikirim dari surga untuk membahagiakan orang-orang dewasa. Akan menjadi kesedihan jika sang anak dikirim kedunia hanya untuk dibuat sengsara hidupnya. Anak-anak tentu punya perasaan! Anak bukan boneka.

Memang ada anak-anak yang menjadi kuat dan tangguh di masa dewasanya oleh karena tempaan masa kecil yang cukup keras. Tetapi saya lebih percaya, anak-anak yang bahagia sejak lahirnya akan menjadi pribadi yang tangguh dan stabil di masa kedewasaan kelak. Karena semua proses yang dialaminya hanyalah bahagia dan seperti itu pulalah ia akan merefleksikan pada lingkungan sekitarnya. Ia akan membagikan kebahagiaan kepada orang-orang lain dan bersikap sebagai sang pemberi suka-cita. Bukan menjadi seseorang yang bersikap keras dan banyak menuntut pada orang-orang disekitarnya, yang barangkali merupakan refleksi masa kecil yang juga keras dan banyak dituntut.

Dijemput dari Bandara
sepulang berlibur seminggu di Solo
25 November  2013
As for my husband, he'is somekind of angel that God has send to me, either. Benar-benar orang yang simple, sederhana, apa adanya dan tidak banyak menuntut. Treat his wife and daughter as queen and princess. Rasanya tidak dapat memberikan komplain lebih banyak tentang dirinya. Kalaupun ada cacat dan cela biarlah kami coba maafkan dan menyempurnakannya. Karena sebesar itu pula ia selalu mencintai kami, istri dan anaknya. 

Mengapa orang-orang gagal berkeluarga? Karena mereka tidak mengenakan kacamata kuda. Ketika kita memiliki keluarga yang membahagiakan, sekecil, sesederhana dan secuil apapun bentuknya, harus disyukuri dan dipertahankan. Karena tidak akan ada yang sempurna jika kita selalu melihat ke kanan-kiri, ke atas dan bawah. Keluarga adalah harta paling berharga yang diberikan Tuhan untuk Anda dan saya,... Biarlah takdirnya berjalan baik tanpa kita kacaukan sendiri. Takutnya nanti akan menjadi penyesalan berkepanjangan. 

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.