Thursday, April 21, 2016

Drama 20 - Ya, Saya Bersedia.. ( I do I do) ****

Dalam drama ini untuk pertama kali saya menonton akting Kim Sun A dan Lee Jang Woo. Saya tidak menyangka bahwa Sun A yang kurus dan langsing ternyata pernah gemuk dan sedikit montok seperti nampak dalam drama The Cityhall (2009) bersama Cha Seung Won. Tapi drama itu akan saya kisahkan di kesempatan lain. Sekarang kita akan bercerita tentang I do I do (2012). Percintaan dua anak manusia dengan rentang usia yang cukup jauh. Kalau cowok yang lebih senior usianya mungkin sudah biasa. Namun ini wanitanya yang lebih tua usia kira-kira sepuluh tahun. Apakah ada kejadian semacam ini di sekitar kita? Mungkin ada,..

Hwang Ji An (Kim Sun A) adalah wanita berusia di penghujung 30 tahun yang menjadi manager di perusahaan sepatu ternama. Sukses di usia relatif muda, Sun A sama sekali tidak tertarik dengan konsep pernikahan. Hidupnya hanya untuk bekerja dan berkarir. Mendesain dan membesarkan perusahaan sepatu tempatnya bernaung. Ji An sangat menyukai sepatu. Koleksi sepatu pribadinya berjumlah ratusan. Demikian pula ia pandai merancang, memperbaiki dan menggali ide dalam proses produksi sepatu. Buah karyanya adalah sepatu-sepatu yang elegant dan glamour. Sementara itu Park Tae Gang (Lee Jang Woo) adalah pemuda berusia 20-an yang merupakan putra seorang pembuat sepatu imitasi. Tae Gang dan ayahnya membuat sepatu bajakan (KW) dan dijual dengan harga murah.

Suatu hari Tae Gang berjumpa dengan Ji An dalam insiden serempetan motor. Karena terburu-buru untuk pergi ke acara ulang tahun ayahnya Ji An lalu menjadikan Tae Gang 'ojeg pribadi' dan dijanjikan upah. Ternyata ayah Ji An marah besar karena putrinya itu mengacuhkan HUT-nya yang ke 70 dan selalu sibuk bekerja. Ia merasa kecewa memiliki putri yang kurang memperhatikannya, apalagi Ji An selalu menolak ide untuk menikah. Di hadapan Tae Gang, Ji An didamprat ayahnya. Demikian pula Tae Gang juga bandel. Ia tidak menuruti kehendak ayahnya untuk melanjutkan kuliah. Inginnya bekerja guna meringankan beban hidup. Keduanya lalu sama-sama 'curhat' bahwa mereka bukanlah anak yang baik dan berbakti pada orang-tua, namun lebih banyak bertindak sekehendak hatinya sendiri. Berawal dari curhat (dan mabuk), maka esok paginya keduanya terbangun bersama di ranjang sebuah hotel. Mereka lalu sepakat melupakan kejadian malam tersebut. 

Tak disangka takdir terus mempertemukan Tae Gang dan Ji An, dikarenakan pada akhirnya Tae Gang diterima bekerja di perusahaan tempat Ji An bekerja dan menjadi anak buahnya. Ji An awalnya keberatan dan mengingkari kehadiran Tae Gang namun pada akhirnya justru sedikit tergantung dengan keberadaan pemuda itu. Apalagi setelah mereka mendapati bahwa Ji An ternyata hamil. Awalnya Ji An tidak percaya karena dirinya dinyatakan memiliki kecenderungan menopouse pada usia muda. Tae Gang tadinya juga tidak mengetahui perihal adanya calon jabang bayi. Saat tersadar ia jadi terkejut dan berusaha bertanggung-jawab dengan kemampuannya yang 'kalang-kabut' sebagai anak muda yang masih sangat belia. Ia rajin membelikan makanan kesukaan Ji An. 

Berbagai kejadian dan momen canggung muncul karena Ji An oleh orang-tuanya (yang tidak tahu bahwa anaknya hamil) dijodohkan dengan dokter muda tampan, Jo Eun Sung (Park Gun Hyung). Ji An pun tak menampik, dirinya tertarik pada sang dokter. Pria itu cerdas, menarik dan berusia sebaya dengannya. Namun ketika menyadari kehamilan, Ji An terpaksa membatalkan perjodohan itu. Dan ketika Eun Sung tetap mau menerima kenyataan dirinya Ji An justru tak bisa lari dari perasaannya bahwa ia mulai jatuh hati pada Tae Gang yang belia namun bersungguh-sungguh berusaha untuk bertanggung-jawab. Tae Gang tadinya tak dipandang sebelah mata oleh siapapun di perusahaan sepatu. Ia membuat kejutan saat pada akhirnya ia menjadi kekasih sang manager cantik Hwang Ji An. Tae Gang juga menyabet beasiswa pendidikan desain ke luar negeri dari perusahaan. Adegan lucu terjadi saat ayah Ji An berkenalan dengan Tae Gang yang adalah karyawan putrinya dan berusia jauh lebih muda. "Aduh-aduh tobaat!...Pusing kepala!" adalah ekspresi yang muncul di wajah sang ayah. 

Dapat diduga semuanya serba 'happy ending.' Sebenarnya saya kurang suka dengan plot cerita. Bagi saya kurang realistis. Namun karena kedua pemeran utama tampil maksimal maka drama ini mampu menghipnotis untuk diikuti sejak episode awal hingga episode akhir. Akting Kim Sun A sebagai desainer dan manager kawakan sangat memukau. Bagaimana ia menyentuh sepatu, menggunting bahan, menempelkan pita dan asesoris. Seolah memang ia lulusan sekolah desain. Sementara akting Lee Jang Woo sebagai pemuda miskin pekerja keras juga sangat meyakinkan. Seringkali saya melihat para aktor bekerja 'pura-pura jadi si miskin yang melakukan pekerjaan kasar' namun tak ada yang sehandal Jang Woo. Caranya menyapu, mengepel, mengecat, jualan sepatu, angkut karung dan sebagainya seolah punya tenaga yang tak ada habis-habisnya. Dan cara Lee Jang Woo tertawa, omaigattt! Bagi saya Lee Jang Woo punya faktor X yang dapat menjadikannya punya nama besar seandainya ia lebih bersungguh-sungguh lagi menekuni dunia akting. Sayang film dan drama yang diperankannya belumlah banyak. I like this drama, I do I do,.. 

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.