Thursday, April 7, 2016

Kehidupan Kita Adalah DeRaMa

Even stay@home 'dasteran' dan menyeruput kopi terdengar sebagai gaya hidup yang sangat membosankan, saya tersentak saat menyadari (dalam keadaan dasteran dan menyeruput kopi) bahwa sesungguhnya kehidupan kita adalah de-ra-ma yang kita lakonkan sendiri. Benar tidak? Bagaimana pada suatu hari mungkin kita akan ngebathin dan bertanya-tanya dalam hati, "kenapaaaa... idup gue kayak gini?..." Mungkin bukan penyesalan. Mungkin bukan kesedihan. Mungkin bukan kemarahan. Mungkin murni sebagai sebuah pertanyaan kepada Tuhan, "Kenapa hidup saya seperti ini?" Dalam untung dan malang manusia diharapkan mampu melakukan balance. Terlalu happy? Jangan... Terlalu sendu? Jangan... Stay cool @whatever life is giving you...

Shin Eun Kyung (asianwiki)
Adalah seorang wanita cantik kenalan saya yang mirip dengan Shin Eun Kyung. Wanita dengan tiga putra-putri ini adalah senior saya. Kami memiliki hubungan pekerjaan. Sebut saja Mrs. Shin. Kala pertama kali berkenalan dengan Mrs. Shin, saya harus banyak membungkuk-bungkuk hormat layaknya para assistant/secretary dalam drama Korea. Pasalnya posisi saya adalah 'bawahan' dari Mrs. Shin. Sabdanya adalah hal yang saya takuti karena berpotensi menghancurkan hidup kami sekeluarga. Jadi teringat drama-drama Korea yang saya tonton ada kata-kata demikian, "Setinggi apapun harga diri kita, kita harus tahu saatnya membungkuk hormat dan bersikap rendah hati pada orang yang tepat!"

Mrs. Shin dengan rentang usia yang terpaut cukup jauh diatas usia saya, selalu terlihat jelita. Ramping dan terawat. Suaminya adalah pengusaha papan atas. Mrs. Shin memiliki segala yang diimpikan para wanita. Suami sukses, anak-anak yang bersekolah di LN, beberapa mobil pribadi dan berbagai investasi property. Sikapnya sedikit angkuh, ketus dan berkelas. Dalam hubungan pekerjaan ini suatu ketika saya 'kena damprat habis-habisan' oleh Mrs. Shin (honestly saya sering kena damprat orang, mungkin karena wajah saya 'terima dampratan'?). Sebenarnya saya marah dan benci. Saya merasa tidak melakukan kesalahan dalam pekerjaan tersebut. Mrs. Shin hanya merasa kesal dan melampiaskannya kepada saya. Emangnya saya bantalan karung tinju? Sebel saya kepadanya !

foto : rocketnews
Tetapi saya belajar bersikap rendah hati. SAYA YANG MEMINTA MAAF pada Mrs. Shin karena telah menyakiti hatinya. Namun dalam hati saya selalu ada rasa ketakutan dan segan. Saya tidak mau di-bully- lagi olehnya (ini seperti dalam drama Cheese In The Trap). Saya sedikit menghindar terhadap Mrs. Shin. Hubungan pekerjaan hanya dilakukan dengan jarak jauh tanpa saya merasa perlu banyak-banyak berinteraksi lagi dengannya. Saya hanya menjaga agar relasi tidak memburuk namun juga tidak terlalu baik. Saya sering merasa kecewa dengan orang lain ketika saya berbuat baik. Balasan yang saya terima bukanlah kebaikan namun lebih sering kekecewaan. Sebaik-baiknya manusia, kita bukanlah malaikat dalam kehidupan ini. Rasa jengkel, sakit hati dan benci selalu mewarnai. Minimal saya sudah mengerti cara untuk tidak terlalu terlibat namun juga tidak terlalu memusuhi seseorang. Singkatnya : Jaga Jarak. Jaga Jarak adalah sikap buruk yang saya pelihara dan sirami dengan tekun. Saya capek jikalau diharuskan meladeni emosi sejuta umat manusia. Nggak sanggup!

Mrs. Shin secara berkala menghubungi saya. Lagi-lagi dalam konteks pekerjaan. Dan saya mengiyakan berbagai perintahnya tanpa banyak membantah. Sepanjang saya tidak mengecewakan dirinya, saya berharap ia akan tetap berlaku baik terhadap saya dan keluarga. Saya tidak pernah menghubungi Mrs. Shin terlebih dahulu. Saya selalu menunggu dirinya yang berinisiatif. Hari ini Mrs. Shin menghubungi saya memberi instruksi tentang pekerjaan. Caranya halus, lembut dan sangat sopan. Manis. Dengan tenang Mrs. Shin memberitahukan kepada saya bahwa Mr. Shin telah meninggal dunia lima bulan yang silam. Dalam serangan jantung. Lalu dua bulan sebelumnya salah seorang putrinya terlibat kecelakaan jalan raya dan mereka diharuskan membayar berpuluh-puluh juta rupiah sebagai ganti rugi. Saya tercengang! Mrs. Shin adalah karakter arogan yang tak tergoyahkan dalam hidup saya! Ternyata ia juga bisa menanggung derita. Bahkan musibah mengubah sikapnya menjadi lebih sabar, rendah hati dan tabah. SAYA: merasa bersalah ! Selama ini saya diam-diam masih menyimpan dendam dan trauma terhadap Mrs. Shin. Tidak masalah jika Mrs. Shin kaya-raya berharta, tetapi sebagai salah satu bawahan setidaknya saya dapat bersikap lebih sopan, hangat dan menghibur dirinya dalam kedukaan. Karena saya tidak punya hal lain untuk ditawarkan. Bukankah demikian? Aih,..chinchaaaa...

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.