Tuesday, July 7, 2015

Napsu Belanja dan Tipu-Menipu

Kadang-kadang saya blog walking. Sebenernya jarang karena lebih sering saya membaca portal berita. Tapi ada masanya saya mencari informasi untuk beli barang atau melakukan aktivitas tertentu, akhirnya browsing juga. Kali ini saya tertarik portal 'dagang macem-macem'. Portal ini besar, banyak kastamer dan banyak dagangan. Di portal sering dituliskan barang/voucher sudah terjual pada ratusan orang. Saya berpikir, apa iya? Jualan kayak gitu bisa laku cepat pada banyak orang? Atau hanya kosmetik page saja yang menunjukkan seolah banyak customer? Tapi penasaran karena pamornya sudah sangat terkenal, saya kemudian browsing. Ya ampun, yang komplen seabreg-abreg. Dari barang yang sudah dibayar hingga setahun belum terkirim. Dari kastamer yang menilpon sampe tangannya kapalan tapi tidak ada yang merespon. Dari kastamer serpis yang pin-pin-bo malas menanggapi. 

Foto: CPCC Solutions
Saya pernah jadi kastamer serpis. Dan saya pikir pekerjaan ini harus dibayar sangat mahal, terutama untuk orang-orang yang punya keahlian 'menaklukkan kastamer'. Kastamer yang sedang marah ibarat macan tutul yang sulit dijinakkan. Pun alasan kemarahan kastamer bisa juga bermacam-macam tergantung sifat manusianya. Ada yang servis jelek sedikit, ngomelnya tiga jam. Ada yang pendiam dan sabar, tetapi sekali kecewa tidak akan pernah kembali lagi. Portal web yang saya sebutkan ini sudah melayani banyak orang tetapi suara kekecewaan juga nggak kira-kira banyaknya. Saya sendiri pernah membeli satu produknya dimasa lalu dan kecewa serta merasa tertipu. Ngamuknya udah kayak kesetanan karena 'heran-- servis kayak gini kok dijual?'. Tapi nggak kapok ya? Inilah napsu belanja yang klop dengan keadaan mempermudah diri sendiri jadi korban penipuan. Saya pikir selama portal ini masih berdiri dan rajin jualan artinya ada perbaikan dalam layanan pelanggan. Nyatanya tidak! Dibrowsing masih ada saja komplen yang bejibun banyaknya. Walau sebagian diakui sebagai problem solved atau case closed tetap saja mengerikan membaca banyaknya komplen. Ini niat jualan apa niat bunuh diri sebenernya? Dicaci-maki sedemikian banyak kastamernya? Apa nggak malu pada dunia?

Ketika blog walking saya menemukan sebuah komplenan yang kocak minta ampun. Dalam hati tertawa geli tetapi salut bahwa gadis ini mampu mengubah amukannya menjadi sebuah komplenan yang lucu, kreatif dan menghibur. Dan bahwa kita bisa menjadi lebih optimis memandang penipuan tidak melulu dengan kemarahan dan kecewa tapi bisa menjadi pengobat stress. Ceritanya seorang gadis membeli 'ALAT PENGHILANG BULU.' Wah, saya membaca judulnya saja sudah ingin tertawa. Tetapi membaca ceritanya sungguh-sungguh ngakak. Membeli alat tersebut dari portal web yang sudah saya kisahkan diatas sebagai portal dodolan 'populer seantero dunia maya.' 

Nah, ketika alatnya tiba. Ia sedikit galau dan curiga karena alatnya terlihat seperti mainan anak-anak. Mungil, ringkih dan berwarna-warni. Tetapi ada instruksi untuk mengaplikasikannya, cara menggunakannya sebagai ALAT PENGHILANG BULU. Karena memang sebagai gadis yang suka merawat diri dan berniat menggunakan alat itu, sang gadis memakainya sesuai dengan instruksi. Yaitu permukaan alat digosok-gosokkan secara teratur pada bulu yang hendak dihilangkan. Memang bulu tersebut hilang namun diikuti rasa perih/iritasi pada kulitnya. Setelah diamati secara teliti ternyata permukaan alat tersebut adalah KERTAS AMPLAS! #ngakak-guling-guling.#

Yang baca aja tertawa geli dan tereak 'terrrrrlaaaaluuuuh,....' apalagi yang jadi korban? Tentu saja murka, jengkel dan sebagainya. Saya sungguh heran penipuan 'sebesar ini' tidak ada tindakan hukum pada penipunya? Diluar negeri kadang orang tersandung jatuh sendiri saja bisa menuntut pada orang lain yang melakukan kecerobohan dan menyebabkannya terjatuh. Disini? Cuma bisa bersabar, mengurut dada dan kapok. Terlalu banyak tipu-menipu di negeri ini. Masyarakat sudah kelelahan dengan tipuan-tipuan besar seperti kasus Gayung yang sangat Ember, kasus Wisma, kasus Bank dan sebagainya. Walhasil kasus PENIPUAN ALAT PENGHILANG BULU jadi terasa sayup-sayup tidak penting. Padahal gadis itu benar-benar ditipu dengan sengaja. Akhir kata saya cuma bisa berkesimpulan, sebaiknya kita menahan diri dengan napsu belanja kita. Atau belilah produk dari perusahaan yang sudah jelas lisensinya, di supermarket raksasa atau membayar ahli profesional yang punya tarif relevan. Jangan percaya hal-hal yang too good to be true,...

6 comments:

  1. suka banget post i ini. ketwa sampai salit peyut.

    ReplyDelete
  2. Mungkin jengkelnya saya itu bisa dari penipuan juga kali ya... tapi, bener gak seberapa dari segi penipuannya (mungkin karena sering ngalamin ditipu jadi biasa).

    Jelasnya sih, Ancamannya sambil ngomong "tau alamat saya itu" yang bikin murka.
    Dan, semoga yang saya tulis pada [ http://wp.me/p60Eiy-3O ] jadi pelajaran buatmu juga deh...

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya tepu-tepu sekarang byk banget...paling populer "kirimin Mama pulsa...mama lagi di kantor polisi.." -- ngapain Ma? ngambil SIM? ...tape deeeh..

      Delete
  3. webnya... apa web yang sangat populer itu dengan domain .co.id itu?

    ReplyDelete

Note: Only a member of this blog may post a comment.