Tuesday, July 7, 2015

Saya Berharap Kamu Baik-Baik Saja....

Apa arti kata-kata tersebut? Ketika menyapa dan mengucapkan selamat ulang tahun pada salah seorang teman lama, ia mengucapkan kata-kata itu pada saya melalui halaman Facebook. Entah mengapa kata-kata ini melekat erat dalam benak saya seperti sekumpulan magnet kulkas di kepala. I hope you’re okay,... ‘Saya berharap kamu baik-baik saja,’ katanya. Yang menjadi pertanyaan dalam benak saya adalah, what if I'm not okay? Bagaimana jika keadaan saya tidak baik? Apa yang akan kamu lakukan? Apakah kamu akan menolong saya? Kata-kata bisa jadi sangat licik. Kata-kata bisa jadi pengkhianat. Kadang kata-kata bermaksud baik tetapi hanya sekedar kata-kata. Beware, perhatikan siapa orang-orang yang ada disekitar Anda yang tidak banyak berkata-kata namun melakukan apa yang Anda sangat butuhkan, yaitu MENOLONG ANDA. He-he-he,... 

Dalam banyak kesempatan orang sering 'menjual' dirinya dengan kata-kata. Saya begini dan saya begitu. Saya orangnya bla-bla-bla. Lalu ketika tahun-tahun dalam kehidupan Anda berlalu, Anda akan sadar orang tersebut 'memang begitu', hanya sekedar berkata-kata. Memuaskan Anda melalui indra pendengaran, melalui telinga Anda. Menyenangkan jika didengar. Tetapi orang itu sesungguhnya tidak pernah berbuat apa-apa untuk menolong Anda. Orang-orang tersebut hanya berkata-kata untuk mengesankan bahwa ia baik, tetapi tidak ada perbuatan yang nyata atau real dalam bentuk pertolongan. Tong-kosong-nyaring-bunyinya. Banyak sekali orang seperti itu, orang yang berjanji ini dan itu. Orang yang memberikan harapan palsu. Bahkan orang yang dengan sengaja menipu dengan menjual kata-kata manis. Dari kekasih hingga sales panci. Yup, ...dari orang yang paling kita cintai hingga orang yang sekedar liwat dalam kehidupan kita. Akh, cuek aja!

Saya punya kerabat yang sangat galak dan ketus pada semua orang. Caranya berkata-kata kasar dan seringkali setengah membentak pada semua orang. Tetapi kata-katanya kalah dengan perbuatannya. Ia sangat murah hati dan menolong semua orang yang ada disekitarnya. Uang tidak menjadi masalah bagi dirinya untuk dibagikan dan diberikan guna menolong orang lain. Semakin banyak harta yang dimiliki, semakin banyak pula orang yang ditolong olehnya. Tidak ada perhitungan untung dan rugi, kalau ia punya uang maka ia akan memberikannya pada orang-orang yang membutuhkan. Entah untuk biaya sekolah, biaya pengobatan sakit atau bahkan sekedar membeli makanan atau oleh-oleh untuk mereka yang ada disekelilingnya. Kata-kata kasar dari mulutnya tenggelam oleh kebaikannya. Sekarang beliau sudah tiada, meninggal dunia dua tahun yang silam. Kadang-kadang rasanya tak dapat dipercaya bahwa ada orang yang seperti itu, kasar dan tidak menyenangkan dalam bersosialisasi. Tidak suka basa-basi dan mudah mencela. Tetapi dalam tindakan dia adalah yang terdepan, menolong semua orang dengan kelebihan yang dimilikinya. Dan tidak pandang bulu, orang kaya atau orang miskin, kerabat atau bukan ia akan selalu berderma bagi yang membutuhkan. Mengenang beliau rasanya menitik air mata. Sekarang sudah tidak ada lagi sosok seperti itu dimuka bumi.

Bukan, bukan berarti saya mengagung-agungkan derma atau sokongan dana dari siapapun. Tetapi saya hanya makin menyadari dan tersentuh oleh kenyataan betapa kata-kata itu terkadang tidak punya arti. Dalam kehidupan bersosial kata-kata terkadang hanya numpang liwat dan basa-basi. Kata-kata hanya kosmetik untuk menunjukkan bahwa seseorang punya itikad baik tanpa perlu untuk merealisasikannya. Tergantung niat yang bersangkutan. Pada teman yang mengucap, 'saya berharap kamu baik-baik saja.' Dalam hati saya tertawa. Tidak ada satupun pertolongan real yang pernah dilakukannya kepada saya. Dulu ketika ia punya kesempatan untuk menolong, ia TIDAK melakukan apa-apa. Sekarang ketika sudah tidak ada sama sekali yang bisa dilakukannya, seolah ia concern dengan keadaan saya. Apakah kamu baik-baik saja? Daaaaaan,..... Setiap kali seseorang bertanya pada Anda, "Are you okay?" Anda hanya perlu mengangguk, tersenyum dan menjawab, "Ya of course I'm okay." Jangan terlalu banyak berharap pada kata-kata orang lain. Berharaplah pada diri Anda sendiri. Ora et Labora, berdoa sekaligus bekerja. Kata-kata dari seseorang seringkali hanyalah sekedar kata-kata tanpa makna. Too bad,..

2 comments:

  1. hehehe.. hellow... it's me. :) http://webid.web.id/
    Pertama baca judulnya, saya kira ini akan berisi seputar pacaran (atau hubungan yang kandas) karena tak direstui atau sesuatu dengan salahsatu pihak sebagai pelontar "kalimat sakti" tersebut. tebakannya keliru ternyata... ^_^

    ReplyDelete

Note: Only a member of this blog may post a comment.