Sunday, July 19, 2015

Rembulan Mengekspresikan Hatiku

Foto: pmother
The moon represent my heart. Awalnya gara-gara putri saya 'sok nyombong' mengaku menguasai tiga bahasa, Indonesia, Inggris dan Mandarin. "Aku kan les bahasa mandarin sejak kecil Mami?...." Saya terpaksa menjulingkan mata. "Honey, kamu nggak bisa bicara bahasa mandarin sepatah katapun! Selama bertahun-tahun kamu hanya belajar menulis huruf Cina (hanyu pinyin) !" Ibarat kata selama bertahun-tahun ia hanya belajar menulis halus! Tidak satupun dari kedua orang tuanya yang fasih berbahasa mandarin. Bagaikan Yin-Yang, Papi selalu sibuk berbahasa Manado dan Mami sibuk berbahasa Jawa. Bahasa Indonesia dibutuhkan hanya untuk berkomunikasi dengan baik dan benar. Mother tongue kedua orang-tua adalah bahasa tanah kelahiran masing-masing. Mandarin? Benar-benar proyek 'berani mati.' Nggak ada yang bisa tapi ngotot aja terus kursus bahasa mandarin. Jadilah putri saya merasa 'paling jago' bahasa mandarin di kelasnya dan berhak menyombong. Walau hanya sebatas kepandaian menulis. D'oh!

Gara-gara hal itu saya lalu mengusulkan pada putri saya agar lebih banyak mendengar lagu mandarin atau menonton film berbahasa mandarin, sehingga kepandaian berbahasa mandarin secara listening dan oral bisa lebih berkembang pesat. Lalu saya bertanya pada putri saya, "Mau dengar lagunya Teresa Teng nggak?" Tentu saja putri saya terheran-heran, "Siapa itu Mami?" Lalu saya menjawab, "Itu penyanyi lagu mandarin yang sangat terkenal." Tentu saja putri saya tidak kenal, hihihi,... Karena Teresa Teng wafat beberapa tahun sebelum putri saya lahir, bahkan sebelum saya menikah. Tapi karena misi kali ini adalah lebih sering mendengar lagu mandarin, jadilah kami putar lagu-lagu lawas Teresa Teng. I love you Teresa Teng!

Foto : pinterest
Hadewh! Those memories. Sejujurnya saya selalu merasa 'ngilu' mendengar alunan lagu-lagu Teresa Teng, Saya katakan pada putri saya, "Mami sering nangis mendengar lagunya Teresa Teng,..." Lalu putri saya bertanya, "Memangnya Mami tahu arti lagunya?" Saya jawab lagi, "Enggak tahu sih,... cuma setiap mendengar lagunya rasanya sedih dan ingin menangis." Maka diantara semua musik saya paling menghindari mendengar lagu-lagu yang dinyanyikan oleh Teresa Teng. Suara Teresa dan lagu-lagunya sangat indah, tapi menyayat hati. Seolah efek kesedihan yang ditimbulkan olehnya bisa menetap hingga beberapa saat. Mendengar suara Teresa Teng, orang akan merasakan kesedihan dan kebahagiaan dalam blender yang aneh! Susah diungkapkan dengan kata-kata bagaimana efek Teresa Teng most of the time adalah efek kesedihan yang manis. Kesedihan yang mencapai titik damai tanpa ada lagi dendam atau ingatan-ingatan tentang kemarahan. Lagu dan suara Teresa Teng somehow mampu 'menjinakkan' hati para pendengarnya. Tears, sad and peaceful.

Teresa Teng adalah 'Diva Asia' mungkin juga dunia, jika ia masih hidup hingga hari ini. Lagu The Power of Love yang dinyanyikan oleh Celine Dion, pernah dinyanyikan oleh Teresa Teng, tujuh tahun sebelum disuarakan oleh Celine. Teresa lahir tahun 1953 dan meninggal di tahun 1995. Sejak kecil bakat menyanyi Teresa Teng sudah terlihat jelas. Dia adalah anak keempat dari lima bersaudara, yang kesemuanya lelaki. Anak perempuan satu-satunya dalam keluarga adalah Teresa. Dengan bakatnya yang luar biasa Teresa langsung mampu mengangkat perekonomian keluarga. Teresa adalah wanita Taiwan. Popularitasnya luar biasa merambah di penjuru Asia. Tentu saja termasuk Indonesia, Malaysia, Hongkong, Tiongkok dan Jepang. Lagu-lagunya direkam dalam bahasa Mandarin, Jepang dan Inggris. Suara Teresa indah sekali. Ada yang mengibaratkan suara Teresa merupakan harmonisasi tujuh ramuan rasa manis dan tiga tetes air mata. Karena caranya menyanyi yang manis sekaligus sendu. Suaranya dikatakan sebagai suara nyanyian semacam rintihan dan permohonan namun dengan power yang jernih dan kemampuan untuk menarik serta menghipnotis para pendengarnya.

Patung lilin T. Teng  - Hongkong
Seorang teman pernah menarik sebuah analogi, "Hati-hati dengan suara yang keluar dari mulutmu. Itu akan menjadi doa dalam hidupmu." Lalu ia menambahkan, "Perhatikan deh,... bahkan penyanyi-penyanyi yang kerap menyanyikan lagu sendu sering kali nasibnya juga sendu. Alias apes. Alias tidak baik!" Lalu ia menyebutkan beberapa penyanyi yang sering menyanyikan lagu sedih. Ada yang meninggal di usia relatif muda. Ada pula yang pernikahannya selalu gagal. Waktu itu saya hanya manggut-manggut antara tidak yakin dengan perbandingan semacam itu. Eh, ternyata.... Teresa Teng yang lagu-lagunya kebanyakan sendu inipun mengalami nasib yang sama. Beberapa kali berpacaran dan bertunangan namun gagal menikah. Pernah dikabarkan pula dekat dengan aktor Jacky Chen. Pada akhir hidupnya Teresa meninggal di sebuah hotel di Thailand secara misterius. Ada yang mengatakan karena pengaruh obat asma yang diminumnya selama beberapa bulan. Ada yang mengatakan serangan jantung, baru bertengkar dengan pacarnya dan sebagainya. Teresa sedang berlibur dengan kekasihnya yang adalah seorang fotographer Perancis ketika ia ditemukan tewas di hotel tersebut pada 8 Mei 1995. Tentu saja para fans-nya menggila dalam kesedihan. Hingga tahun ini, dua puluh tahun setelah kematiannya, namanya tetap masih dikenang. Dan lagu-lagunya tentu saja masih terus berkumandang. Lagu Teresa Teng yang paling populer adalah Yuèliàng Dàibiǎo Wǒ de Xīn, atau The moon represent my heart, alias Rembulan Mengekspresikan Hatiku. 

You ask me how deep my love for you is,
How much I really love you
My affection is real.
My love is real.
The moon represents my heart.

You ask me how deep my love for you is,
How much I really love you
My affection does not waver,
My love will not change.
The moon represents my heart.

Just one soft kiss
is enough to move my heart.
A period of time when our affection was deep,
Has made me miss you until now.

You ask me how deep my love for you is,
How much I really love you.
Go think about it.
Go and have a look [at the moon],
The moon represents my heart.

4 comments:

  1. Jadi penasaran lagunya si Teresa ini... ^_^
    Sebenarnya saya suka beberapa lagu mandarin, tapi kendalanya adalah aksaranya yang memang berbeda dari aksara alfabet. Akibatnya bisa ditebak... tau lagunya nggak tau judulnya. Apalagi ciri khas bahasanya yang sering cuma satu suku kata untuk tiap kosakata yang susah banget nyangkut di memori saya. Malah mungkin lebih familiar dengan beberapa lagu Jepang. Saya punya satu album the greatest hits of Utada Hikaru... hehehe...

    Yang saya hapal akhirnya cuman satu judul (judulnya inggris pisan): Sammi Cheng, dgn lagu I Wanna Fly, I Wanna Cry... nggak tau isinya bercerita apa tapi kelihatannya sedih pula :D .

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya emang lagu mandarin yang sedih...sedihhh bangeeet mendayu-dayuuuu...drakor--drama korea juga sama...

      Delete
  2. Saya pertama kali mendengar nama dan lagu-lagunya Teresa Teng dari Ibu saya di rumah, bahkan tiap kali pulang, kami sering menghabiskan waktu bersama tiap malam baca sambil dengar lagu-lagu Teresa Teng dan lagu oldies lainnya... hehehe... sambil baca dan nulis komen ini saya juga pas dengerin Teresa Teng di Deezer Mbak Win.. :)
    Salah satu lagunya yang menyayat menurut saya itu He Er Jun Zai Lai..

    ReplyDelete
    Replies
    1. lagunya sedih..yang saya sedihkan kok penyanyinya juga berakhir sedih kisah hidupnya...

      Delete

Note: Only a member of this blog may post a comment.