Thursday, April 28, 2016

Dalam Hidup Ini Pilih Pertarunganmu

Tadi saya hangout dengan seorang sahabat. Sebut saja namanya Mbak Anni. Kami membicarakan kejadian kecelakaan jalan raya yang menimpa pemuda mahasiswa berusia 20 tahun. Gara-garanya saat kami berkendara dalam mobil ada seorang anak muda lain yang asyik berfoto di tengah jalan. Ya betul, anak muda itu berfoto dengan berdiri agak ke tengah jalan. Teman-temannya sengaja mengambil foto tersebut agar mendapatkan frame latar belakang gedung di kejauhan dan mobil yang lalu-lalang. Lha gila dong ya! ...Mbak Anni yang sedang menyupir saya tereakin, "Awas Mbak,..ada orang berdiri agak ke tengah jalan,..." Dan ketika kami sadar bahwa itu khusus untuk selfie, kami terbelalak kaget. Pelis deh! 

Lalu kami mengobrol tentang 'muda' dan selfie. Betapa berbahayanya anak-anak muda yang terlalu bersemangat mengambil foto selfie. Saya menceritakan tentang anak kecil belasan tahun yang terseret arus banjir ketika foto selfie di sungai. Dan Mbak Anni mengingatkan tentang anak muda lain yang terpeleset masuk jurang ketika sedang berfoto di gunung. Lalu kejadian yang terbaru adalah kecelakaan yang menimpa seorang mahasiswa di pintu tol. Mobilnya terbalik. Padahal medan jalan lurus dan lapang. Jalanan mulus dan biasanya orang memperlambat mobil saat mendekati pintu tol. Mengapa bisa terjadi celaka, kami juga tak tahu. Karena kami bukan guardian angels, hanya emak-emak yang nganggur dan ngobrol ngalor-ngidul. Lalu sambil meringis saya teringat sesuatu, "Mbak Anni, ketika berusia dua puluh tahun, saya tidak tahu bahwa saya bisa mati,.. " I mean saya tahu setiap orang bisa mati. Tapi yang bener aja cing! Umur dua puluh kok merenungkan kematian? Itulah kecerobohan masa muda. 

Ketika berusia dua puluh tahun saya adalah sejenis ayam yang keluar dari telur menetas. Hidup ini dijalani saja. Nggak usah mikir panjang dan lebar. Usia sekarang? He-he-he..(mode ketawa ngikik),.. Usia sekarang adalah usia yang mulai takut mati. Komat-kamit, merintih-rintih sendiri. Kalau saya mati, bagaimana dengan anak dan suami? Adalah sifat-sifat cemen yang muncul dalam diri. Takut mati bukan karena saya pernah sakit keras, celaka dan sebagainya. Takut mati karena sadar betul dosa masih segerobak, banyak yang belum dilakukan dan sudah melihat sendiri kematian menjemput orang-orang yang ada di sekitar saya. Orang-orang yang membesarkan saya. Orang-orang yang pernah ada dalam kerangka usia 20-an saya yang tidak takut mati itu. Orang-orang yang mampu meyakinkan saya bahwa saya masih akan lama matinya. Opa-Opa. Mama. Oom. Tante. Banyak yang sudah tidak ada. Jadi ya takutlah! Tapi ketakutan itu bisa ditutup ketika kita percaya dan beriman kepada Tuhan. 

Makanya saya mengerti jika Pak Ahok bolak-balik mengatakan "Mati adalah suatu keberuntungan bagi saya!" Karena ia sudah melakukan yang terbaik secara maksimal. Kalaupun mati ia siap mempertanggungjawabkan apa yang telah ia lakukan semasa hidupnya. Bukan berarti ia bersih dari dosa. Namanya manusia selalu punya dosa! Hanya saja Ahok sudah yakin bahwa ia memaksimalkan dirinya untuk perbuatan yang baik. Masalah orang lain mau berdusta bukan urusan Ahok. Mengaku pejuang. Mengaku pembela rakyat. Mengaku siap berkorban bagi masyarakat. Mengaku jujur dan bersahaja. Mengaku bersih dan tak bercela. Silahkan saja berkotek-kotek. Anak ayam turun ke kali. Kok bawa-bawa Ahok sih? Ya udah sekarang saya bawa-bawa Alok. Kalo yang ini bukan kandidat Gubenur DKI tapi pemilik warung mie kesukaan, Bakmi Alok!

Balik lagi ke masalah "muda". Ketika muda berusia 20-an saya merasa pertarungan yang saya lakukan tidaklah maksimal. Banyak faktor ABCDE. Saya tidak puas karena saya tidak meraih gelar master. Tidak puas karena hanya bekerja di satu-dua perusahaan. Tidak puas karena tidak memiliki jabatan tinggi. Tidak puas karena tidak pernah bersekolah atau bekerja di luar negeri. Banyak hal yang saya pikir, "Hey I should do that! What a crap!" Tapi ternyata saya bahagia menjalani hidup sebagai ibu dan istri. Walaupun saya bukan ibu terbaik atau istri terbaik, tapi saya merasa keluarga kecil yang saya miliki adalah teamwork yang not bad. Itu pertarungan yang harus saya menangkan sejak berusia muda. Tentu saja selalu ada kerikil dalam berumah-tangga bukannya happily everafter. Bolehlah dikasih judul 'almost Cinderella.' 

Saat muda, jalanilah hidup dengan memikirkan pertarungan yang tepat. Jangan sekedar mikir, "Harus selfie sekeren apa ya? Supaya teman-teman saya nantinya pada terkagum-kagum dan yang nge-like ribuan?" Bukan itu yang terpenting dalam hidup ini! Tetapi pertarungan menaklukan diri sendiri, itu penting! "Saya harus menjadi manusia seperti apa? Apakah saya akan menjadi politisi yang baik? Dokter yang baik? Perwira yang baik? Bankir yang baik? Ilmuwan yang baik? Abdi masyarakat yang baik? Polisi yang baik? Pengacara yang baik?" Bagaimana kalau lebih banyak orang memilih untuk mencari jalan pintas? Madat dengan korupsi, kekayaan, ambisi? Balik lagi ke pertarungan menaklukkan diri sendiri. Silahkah saja! Hidup ini memang pilihan. Semua orang juga pengen: muda foya-foya, tua kaya-raya, mati masuk-sorga. Tapi cuma Ahok yang bisa tereak, "Mati adalah keberuntungan bagi saya!" Iya karena dia sudah memilih pertarungannya sendiri. Dan ia bertekad untuk menang. Saya? Bukan fans berat Ahok! Tapi saya paham pemikirannya. We should cherish the life we have,.. Bagaimana dengan pertarungan memperebutkan cinta? Aih cincha! Itu mah di dramaworld,.. Cheers to life. I miss you Mom...

2 comments:

  1. Bukan memuji, tapi pendapat pribadi.. :) Kenapa saya suka baca tulisane Mbak Win, karena saya selalu merasa ada kejujuran dan apa adanya disitu.. seperti bahwa kita pribadi tidaklah selalu nampak baik, tapi ada yang tak baik pula.

    Ngomongin Bakmi Alok, saya ndak tau itu dimana.. tapi yang jelas saya suka tempat makan jadul yang kerap mempertahankan tradisi memasak mereka. Dan salah satunya adalah restoran Trio di Gondangdia.. percaya ndak Mbak, kalo lewat depan situ, bayangan saya selalu pengen makan berdua bareng Mbak Win dan salah satu sahabat "preman" saya masa SMA. Masa-masa yang belum mengenal selfie.. dan sampai tua sekarangpun juga belum bisa menikmati selfie.. hehe.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ayoookkk kalo urusan makan mah ...berangkat Gita.. thanks karena suka membaca tulisanku.. padahal kadang kupikir aku nulis ya karena suka'ceriwis' saja..liwat tulisan.. :)

      Delete

Note: Only a member of this blog may post a comment.