Wednesday, August 24, 2016

Resensi Buku (4) Corat-Coret Di Toilet ****

Masih modal minjem buku pada Neng Gita, saya membaca lagi karya Eka Kurniawan. Sebenarnya saya sering baca itu kadang-kadang juga pengen tahu, "Bagaimana sih cara menuliskannya?" Bukan sekedar menikmati karena saya berusaha belajar menulis juga. Dan believe it or not menulis (tanpa dihujat) itu sulit. Kumpulan cerpen karya Eka ini tampaknya ditulis pada masa lalu, ketika ia masih dalam proses menulisnya itu. Ada yang ditulis tahun 2000 dan ada yang dimuat di majalah Hai. Cukup unik dan eksentrik. Tapi bagi saya masih lebih menarik membaca Lelaki Harimau. Sebagai bacaan ringan atau 'belajar menulis cerita ala Eka' buku ini baik untuk disimak.

Saya paling suka kisah "Corat-coret di Toilet" bagaimana begitu banyak orang yang mampir di toilet secara iseng menuliskan banyak hal. Aspirasi. Oleh Eka gagasan ini digarap menjadi sebuah cerita pendek konyol tentang pemerintahan dan demokrasi. Dengan percakapan sambung-menyambung berbentuk coretan dinding orang-orang yang mampir di kakus itu. Ide ini gila dan sangat fiksi tetapi menjadi cerita pendek yang unik. Kemudian ada pula cerita pendek tentang Kontrolir Henri alias Meneer Henri, pria Belanda yang jatuh cinta pada gadis pribumi cantik penjual bunga. Untuk kemudian ia menemukan kenyataan pedih bahwa ia tak dapat melamar gadis itu karena dirinyalah yang mengirim orang tua si gadis ke tanah pengasingan, Boven Digoel. Judul cerpennya sederhana, "Siapa kirim aku Bunga?"

"Hikayat si Orang Gila" juga lucu dan menarik. Secara kontras diperlihatkan bagaimana orang waras menjadi gila ketika terjadi chaos/pergolakan politik/perang dan kerusuhan sementara si orang gila pikirannya nge-blank, karena ia tetap gila dalam situasi apapun. Hanya berpikir untuk mencari makanan. Ketika orang-orang waras mengkhawatirkan si orgil dengan adanya chaos, orang gila tersebut terus saja berkeliaran dan selamat dari berbagai kerusuhan/mara bahaya. Ia akhirnya mati hanya karena kelaparan. Tragis. Itulah cara Eka meramu cerita-cerita pendeknya. Bukan sembarang cerita pendek tetapi mengandung unsur satire, komedi dan bahkan sejarah Hindia Belanda. Buku ini bagi saya menarik sebagai ide-ide cara seseorang menuliskan cerita pendek yang bukan cerita pendek biasa tentang 'Kau, aku dan cinta.' Ending-nya menggebrak atau bisa jadi sekedar menusuk jarum  namun ditulis dengan gaya smart thinking. He-he-he,..

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.