Wednesday, July 20, 2016

K-Movies (1) The Wailing (Ratapan) *****

The Wailing adalah film horror/thriller yang baru saja dirilis bulan Juni ini dari Korea. Seperti biasa saya suka iseng, karena sejatinya saya nggak suka film horror/sadis. Tapi entah kenapa 'kebaruan' dan posternya yang nggak lebay (hanya memajang gapura rumah dalam gelap malam tanpa ada foto wewe gombel atau kuntilanak) membuat saya tertarik untuk menontonnya. Saya pikir kalau sepuluh menit ditonton kurang pas bagi selera maka film akan segera saya matikan dan diganti dengan film yang lain. Ternyata sepuluh menit berlalu dan akhirnya dua jam terpatri di depan layar televisi menyaksikan film horror yang keren dan elegant ini. 

Film diawali dengan petikan ayat kitab suci "Lihatlah tangan dan kakiku, inilah diriku yang sesungguhnya. Sentuh dan lihatlah. Karena jika hanya roh maka aku tidak akan memiliki tulang dan daging, lihatlah sendiri aku memilikinya." (Lukas 24: 37-39). Petikan ini menyiratkan bahwa manusia kerap takut terhadap setan/hantu dan menganggap setan itu adalah roh gentayangan. Tetapi film ini mengajarkan bahwa setan dan kejahatan sesungguhnya memiliki tulang dan daging. Mereka yang melakukan kejahatan adalah mahluk-mahluk yang masih hidup dan ada diantara kita. Mereka yang dikuasai nafsu kejahatan. Apapun itu niat jahatnya. 

Di desa Gokseong (yang artinya meratap atau merintih sedih), mendadak terjadi serangkaian pembunuhan dan pembantaian yang dilakukan oleh salah satu anggota keluarga. Ketika melakukannya si pembunuh tak sadar bahwa ia telah membunuh orang-orang yang paling dekat dengannya. Polisi Jong-Gu (Kwak Do Won) ditugaskan bersama pasukannya untuk menyelidiki peristiwa ini. Jangan dibayangkan Polisi Jong-Gu ganteng bertubuh nge-gym, tetapi Jong Gu hanya polisi biasa berwajah 'rata-rata' dengan tubuh sedikit tambun. Menurut saya inilah kepandaian orang Korea membuat film/drama dengan menampilkan character yang 'sangat membumi' tanpa 'muka sinetron' yang bermake-up tebal dilengkapi bulu mata anti badai. Jong-Gu sedikit penakut dan 'ogah' mengurus hal-hal mengerikan seperti itu namun 'tugas' memanggil sebagai polisi.

Alur cerita lambat namun menjerat. Ketika satu persatu keluarga-keluarga di desa Gokseong mulai saling membunuh dalam tragedi brutal. Banyak yang bingung dan mencari-cari penyebabnya. Ada yang berpikiran bahwa barangkali si pembunuh keracunan jamur sehingga kehilangan kewarasannya. Jong-Gu sendiri sempat berjumpa wanita aneh bergaun putih Mo Myeong (Chun Wo Hee) yang bergumam bahwa, "Saya melihat sendiri kejadian pembantaiannya." Di waktu lain Jong-Gu bermimpi tentang lelaki tua dari Jepang yang datang dan menetap di desanya diperankan oleh Jun Kunimura (Kill Bill 1), ia melihat lelaki itu matanya merah darah dan dengan hanya mengenakan mawashi (semacam celana kolor yang digunakan pe-sumo) si "Jap" (si Jepang) menggigit dan makan daging mentah. Hal itu membuat Jong-gu mulai membidik "Jap" sebagai tersangka.

Jeratan kisah makin mengencang ketika putri tunggal Jong-Gu yang bernama Hyo Jin (Kim Hwan Hee yang akting kesurupannya super keren untuk aktris berusia dibawah 15 th) mulai menunjukkan gejala kerasukan. Seolah ia dikuasai kekuatan aneh. Awalnya sakit demam lalu ketika sehat ia memaki-maki ayahnya dengan kata-kata yang sangat kasar seperti "Si Bodoh - Pecundang!". Belum lagi selera makannya seperti hewan, ia makan sangat banyak dan tulang-tulang /sisa makanannya berserakan dimana-mana. Dalam sebuah penyerbuan ke gubuk "Jap" Jong Gu dan teman-temannya menemukan aneka keganjilan. Si Jepang itu memiliki ruang penyembahan dengan lilin dan memiliki ruang foto berisikan foto-foto korban tragedi pembunuhan selama masih hidup dan setelah matinya. Rekan Jong-Gu yang menyaksikan aneka foto pembantaian merasa merinding dan seolah tak mampu untuk bergerak. Ia juga menemukan sepatu Hyo Jin di rumah "Jap" yang sepertinya disimpan dan diguna-guna oleh pria Jepang itu. 

Jong-Gu makin penasaran dan ngeri dengan segala keanehan yang terjadi disekitarnya khususnya mengenai kondisi Hyo Jin yang makin tak wajar. Ia lalu menuruti anjuran ibu mertuanya untuk membayar dukun (Shaman) bernama Il Gwang (Hwang Jung Min; aktor ini termasuk top stars Korea). Kita akan berpikiran, "Nah ini dia si dukun bloon yang hanya akan menguras uang si korban." Ternyata tidak! Dukunnya benar-benar ampuh dan mampu melawan guna-guna si "Jap". Namun dalam ritual eksorsisme itu Hyo Jin kesakitan dan hampir mati. Jong-Gu lalu berteriak dan meminta agar ritualnya dihentikan saja. Ia tak sanggup melihat anaknya sekarat. Kini Jong-Gu lalu berniat melakukan perburuan fisik terhadap si Jap dan langsung membunuhnya di tekape. Niatan ini mengingatkan pada kejadian masa lalu ketika banyak orang diburu lalu dihabisi nyawanya begitu saja karena dianggap dukun laknat penyebab wabah. 

Dalam perburuan itu Jong-Gu ditemani asisten pastor yang berfungsi sebagai penerjemah bahasa Jepang Yi Sam (Kim Do Yoon). Dalam satu adegan diperlihatkan Yi Sam bertanya pada Pastor gereja, "Pastor, apakah orang Jepang ini sungguhan iblis aliran hitam yang menyebabkan tragedi?" Si Pastor menjawab bijak, "Aku dengar kabar katanya ia profesor pensiunan dosen dan banyak kabar lain seputar riwayatnya. Tapi tidak ada yang jelas. Semuanya gosip. Mendingan kamu tidak mengurus masalah aneh-aneh macam itu." Ternyata jawaban ini tidak menyelesaikan masalah karena desa Gokseong tetap diliputi kengerian. Ini juga mencerminkan kehidupan jaman sekarang. Dimana orang tidak mau lagi berurusan dengan hal-hal yang berbau mistis, namun terkadang memang ada kejadian/penyakit yang tak dapat dijelaskan secara scientific. Lalu orang harus menjelaskan dengan cara bagaimana? Jawaban bijaksana terkadang merujuk pada "cuci tangan dan tak mau tahu."

Film ini plot-nya twisted/ sangat ngebolak-balik. Dukun Il Gwang mendapat sebuah petunjuk baru dan menilpon Jong-Gu, "Ternyata si orang Jepang itu juga dukun sama seperti diriku dan dia berusaha mengusir setan dari desamu. Setan yang sesungguhnya adalah wanita berbaju putih, Mo Myeong. Dialah setannya!" Jong-Gu lalu mencari-cari Hyo Jin yang kabur/menghilang dari rumah dalam keadaaan kerasukan. Tetapi ia malah berjumpa Mo Myeong dan menanyakan kebenarannya. Mo Myeong menjawab, "Aku justru akan berusaha menangkap setan di rumahmu, sebelum ayam jantan berkokok 3x. Ia akan tertangkap. Aku sudah memasang perangkap. Tapi kamu tak boleh pulang ke rumah sekarang!" Jong-Gu antara percaya dan tak percaya pada Mo Myeong ketika akhirnya ia berlari pulang. Jong-Gu menemukan Ibu mertua dan istrinya telah dibantai oleh Hyo Jin. Ia sendiri juga pada akhirnya dibantai. Dukun Il Gwang datang dan memotret Jong-Gu dalam keadaan sekarat. Ternyata ia menyimpan semua foto orang-orang yang sekarat dan mati dalam tragedi. Sementara itu Yi Sam menemui si "Jap" yang masih hidup (setelah diburu dan dibantai bolak-balik, nggak mati-mati juga!) dan bertanya, "Siapa kamu sesungguhnya?" Dan si "Jap" dengan gaya plot twisted-nya membuka kedok. Ia tertawa terbahak, matanya merah membara dan pada kedua telapak tangannya nampak lubang bekas ditembus paku (seolah pernah disalibkan). 

Pemandangan desa dan perjalanan yang di-shoot oleh kameramen dalam film ini sangatlah indah. Birunya gunung dan langit berpadu serasi dengan latar ladang padi menghijau. Bahkan rumah-rumah penduduk desa, rerimbunan hutan juga nampak natural dan cantik dalam besutan sinematografi yang menawan. Baru kali ini ada film horror bisa dinikmati pemandangan alamnya. Serasa film dokumenter NatGeo. Rumah "Jap" yang kumuh dan "altar penyembahan" juga nampak artistik sekali dalam frame film ini. Bukan rumah mewah. Bukan aktor dan aktris tampan jelita. Bukan kisah melankolis tentang cinta. Tetapi film ini punya kekuatan penuh untuk membuat penonton terpesona. Sebagai catatan: dalam 'The Wailing' tidak ada suara musik dan adegan-adegan yang mengagetkan, semuanya 'smooth', halus dan manis. Setelah menonton film ini saya yang kebetulan sedang sendirian di rumah, mendadak mendengar suara azan maghrib yang riuh bersautan dan gelap malam mulai meliputi. Merinding. Saya langsung menyalakan semua lampu-lampu rumah! Ha-ha-ha,.. 

Bow to film director Na Ho Jin! (foto: berbagai sumber).

2 comments:

  1. Ternyata Korea ya Mbak (apa kemarin aku yang kurang cermat baca WA yaa).. yang malah aku tebak salah satu negara Skandinavia.

    Ide mimpi tentang lelaki Jepang yang menetap di kampungnya dan kebetulan ada untuk kemudian ditelisik lebih jauh ini kaya'nya salah satu hal yang menarik juga.. setidaknya gayung bersambut dengan naluri alami seorang polisi.

    Bisa jadi alur yang halus, lambat dan menjerat ini yang bikin Mbak Win melewatkan 10 menit pertama dan bertahan hingga 2 jam kemudian... :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gitaaaaaaaaaaaa harus nonton! Apiikk.. hihihi..Bedalah pokoke...

      Delete

Note: Only a member of this blog may post a comment.