Monday, August 8, 2016

K-Movies (11) Thirst (Haus) ***

Menonton film ini dikarenakan Song Kang Ho. Ini adalah salah satu dari beberapa film Song yang kurang favorit bagi saya. Lebih karena selera pribadi barangkali. Akting Song Kang Ho dalam semua film-nya selalu maksimal dan memukau penonton. However skenario dan aktris pendukung lain kadangkala kurang memenuhi selera saya untuk menikmat film semacam ini. Dalam film ini terlihat Song Kang Ho sangat berhati-hati dan memberi 'porsi' bagi Kim Ok-Bin (aktris wanita pendamping) untuk mencuatkan nama besar. Yang ternyata tidak sia-sia karena Ok-Bin mendapat piala aktris terbaik untuk film ini dalam Sitges Film Festival 2009. Sementara Song Kang Ho tidak usah ditanya, dalam segala kesempatan selalu menyabet berbagai penghargaan. Aktor ini sangat 'natural' dalam berakting. Dicemplungin ke laut, ke sungai, ke danau, ke parit, ke sawah. Semua peran dilakoninya seolah-olah ia bukan dirinya, menjelma jadi karakter baru.

Sang Hyun (Song Kang Ho) adalah pastor yang melakukan kerja sukarela sebagai 'kelinci percobaan' di sebuah rumah sakit untuk menemukan obat penawar penyakit ganas. Ketika hampir mati ia mendapatkan transfusi darah dan dari situ mukjijat terjadi karena ia hidup kembali. Darah yang dimasukkan ke tubuh Sang Hyun ternyata adalah darah vampire. Karena mukjijat itu banyak orang memuja dan percaya pada pastor Kang Ho, meminta berkat dan didoakan. Salah satunya adalah keluarga Mrs. Ra (Kim Hae Sook). Ibu ini meminta Sang Hyun mendoakan puteranya Kang Woo (Shin Ha Kyun) agar sembuh dari sakit kanker. Dan memang benarlah entah karena apa Kang Woo sembuh. Dari sini keakraban Sang Hyun dan keluarga Mrs. Ra berlanjut karena ternyata semasa kecil Sang Hyun yang tinggal di rumah yatim gereja sering bertemu dan bertandang dengan Kang Woo dan Tae Ju (Kim Ok-Bin) adik angkat Kang Woo yang kini menjadi istrinya. Diam-diam Tae Ju sejak kecil menyukai Sang Hyun dan merayu pastor yang sudah kerasukan darah vampire ini untuk menjadi selingkuhannya.

Film banyak diwarnai dengan adegan "dewasa" sejak Tae Ju mengejar Sang Hyun dan menjadikannya kekasih. Dalam salah satu adegan yang menurut saya sangat vulgar, Song Kang Ho tampak bertindak as a gentleman dengan buru-buru menutupi punggung Ok Bin dengan kain putih. Sementara aktris wanita pendampingnya ini dengan gegap gempita asyik melakukan akting atau adegan seronok yang mungkin membuahkan penghargaan baginya itu, bergumul dengan Song Kang Ho. Aish! Sejujurnya akting Ok-Bin bagi saya terasa terlalu teatrikal bagi film. Sementara Song Kang Ho seperti biasa bersabar dan mengimbangi dengan baik siapapun lawan mainnya. Film ini memang banyak diwarnai adegan - adegan dewasa disana-sini dengan pola-pola laku yang menjurus vulgar. Sementara kisah vampire sendiri sudah dibikin variannya menjadi es dawet, bubur kacang ijo, es cincau, nasgor teri, bakwan udang dst. Saking bosennya saya melihat franchise vampire dimana-mana. Tentu saja yang paling saya suka hanya Edward dan Bella dalam Twilight!

Sekalipun Sang Hyun dan Tae Ju adalah varian Edward dan Bella, kisahnya sangat berbeda. Dengan adegan-adegan teatrikal yang brutal dan membawa mayat hidup ibu mertua (Mrs. Ra) kemana-mana, cerita film ini mendekati ending makin ngawur nggak karuan. Ketika Tae Ju sakit, Sang Hyun yang tidak tega kemudian menggigit Tae Ju dan menjadikan kekasihnya itu vampire wanita. Ternyata Tae Ju lebih ganas dari Sang Hyun yang hanya mencuri darah dari rumah sakit. Tae Ju berusaha membunuh manusia dan menyerap darahnya habis-habisan serasa es mambo! Merasa kesal dan terganggu dengan keganasan Tae Ju, Sang Hyun lalu berusaha menghentikan wanita ini. Pada akhir film, keduanya kemudian duduk diatas mobil dan bersama-sama berjemur di bawah sinar mentari untuk kemudian mati. Kalau ada yang belum tahu: vampire tidak boleh terkena sinar matahari, karena mereka akan terbakar dan kemudian mati. Great Kang Ho but not-my-type-movie.

foto: berbagai sumber

2 comments:

  1. Type or not our type.. biasanya saya juga sering mencari informasi semua film yang diperankan aktor idola, biar kata kekaguman berawal dari satu film saja.. download, nonton tapi tetap menyimpan dokumentasi film-film doi yang not our type, hanya demi sebuah pengakuan pribadi "gue ngidolain doi, lu sebut dah film doi yang mana.. gue ada file-nye".. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ember..heheheh..nanti lanjut akh laporannya kalau nonton lagi :)

      Delete

Note: Only a member of this blog may post a comment.