Wednesday, August 10, 2016

K-Movies (15) When I Turned Nine (Saat Diriku Berusia Sembilan Tahun) *****

Film yang rilis 2004 ini mungkin nyaris terlupakan. Karena sudah lebih dari sepuluh tahun yang lalu dan kisahnya tentang anak-anak pula. Tentu saja minus action yang menarik kecuali sang anak dijitak dan dikeplaki gurunya (guru diperankan oleh Ahn Nae Sang) karena nakal. Tetapi bagi anak-anak film ini akan memiliki nilai indah pelajaran tentang cinta pertama. Kisahnya so sweet walaupun tema anak-anak seperti ini sepintas mengingatkan pada buku Totto-Chan. Sayang jejak pemeran utama pria yang bernama Kim Seok (kini berusia 23 tahun) sepertinya lenyap dan jarang berkiprah lagi di dunia film maupun televisi. Foto yang terpajang adalah foto lama dirinya. Jadi teringat Macaulay Culkin yang pada masa kanak-kanak begitu terkenal dan pada masa dewasa hilang lenyap tanpa karya. Malah wajahnya kerap muncul di media acak-adul seperti bangun dari tidur panjang. Mungkin menyadari masa keemasannya kian pudar. 

Baek Yeo Min (Kim Seok) adalah anak lelaki berusia 9 tahun yang hidup bahagia bersama ayah-ibu dan adik perempuannya. Hidupnya pas-pasan miskin dan rumahnya jelek dengan tambalan sana-sini di genting rumah. Tetapi ayah dan ibunya hidup rukun dan damai. Ibunya juga terlihat terpelajar dalam mendidik anak-anak sekalipun mereka orang tak berpunya. Suatu hari di sekolah datanglah murid baru Jang Woo Rim (Lee Se Young) yang cantik jelita. Usianya juga sembilan tahun dan duduk disamping Baek Yeo Min. Hampir seluruh anak lelaki di kelas jatuh cinta pada gadis ini. Ia rapi, cantik, rambut di kepang dua, selalu mengenakan kaus kaki putih dan sepatu pantofel hitam. Sayang sikapnya agak sombong. Ia merasa jijik dengan kaki Yeo Min yang kotor berlumpur. Ia juga sering menyombongkan barang-barang pribadi miliknya yang dikatakannya, "Semua adalah kiriman Papaku dari Amerika."

Yeo Min baru saja berkenalan dengan lelaki muda (diperankan oleh Choi Duk Moon) dan dijadikan "kurir surat cinta" pada wanita bekas pacarnya. Ia lalu mulai belajar tentang cinta. "Ada hal-hal yang tak dapat diucapkan dengan kata-kata. Dan jika kamu tak sanggup mengatakannya kamu dapat menuliskannya," demikian nasihat si lelaki muda pada Yeo Min yang masih berusia sembilan tahun. Yeo Min lalu memutuskan membuat surat cinta pada Woo Rim yang langsung dilaporkan pada guru kelas. Sebagai akibatnya ia malu besar karena diharuskan membacakan surat cintanya keras-keras di depan kelas. Yeo Min lalu mendiamkan dan memusuhi Woo Rim. Ia menggaris batas pada meja dan mengatakan jangan sampai Woo Rim melanggar garis itu atau ia akan kena akibatnya. Yeo Min juga merusak sepatu Woo Rim dan berbuat usil lain dikarenakan dendam dipermalukan. 

Namanya anak-anak mereka lalu bersahabat kembali karena Yeo Min rajin memelihara kelinci di kandang milik sekolah dan Woo Rim juga menyukai kelinci. Hubungan kedua anak lelaki dan perempuan berusia sembilan tahun ini sesungguhnya menggambarkan hubungan lelaki dan perempuan dalam skala kecil. Dimana kadang-kadang pertengkaran atau permusuhan dipicu hanya karena masalah sepele. Misalnya Woo Rim minta tolong Yeo Min mengumpulkan PR ke meja guru dan dijawab ketus, "Kumpulin aja sendiri. Emangnya aku siapa? Kok kamu seenaknya merintah-merintah aku?" Atau di lain waktu Woo Rim diajak jalan-jalan oleh Yeo Min ke hutan dan menginjak kotoran. Ia lalu menangis dan menyalahkan Yeo Min. Ketika dijawab, "Lho, kamu sendiri yang jalan terus menginjak kotoran kenapa menyalahkan aku?" Woo Rim terus saja menangis dan minta pulang. Ketika akhirnya Yeo Min mencucikan sepatu Woo Rim di sungai, Woo Rim masih saja sebal dan mengatakan Yeo Min kurang bersih dan tidak pandai mencuci sepatu. Ia lalu merebut sepatu itu dan mencucinya sendiri. Hedeh, tape deh!

Belajar, bermain, bertengkar dan berbaikan adalah hubungan yang terjadi antara Yeo Min dan Woo Rim hingga akhirnya ibu Woo Rim mengajak putrinya untuk kembali ke kota Seoul. Woo Rim lalu mengucapkan kata-kata perpisahan di depan kelas. Ia minta maaf pada teman-temannya betapa selama ini ia sering berbohong dan membual tentang Amerika. Sesungguhnya ayahnya adalah dokter yang bertugas di Amerika namun meninggal dalam kecelakaan lalu lintas. Sebelum meninggal ayahnya sempat menjanjikan akan mengirim banyak hadiah dan oleh-oleh barang dari Amerika untuk Woo Rim. Sebagai kamuflase kesedihan dan ingkar atas kematian ayahnya Woo Rim gemar berpura-pura bahwa ayahnya telah mengirimkan aneka hadiah dari Amerika untuk dirinya. Maka dari itulah ia terlihat angkuh dan gemar ngibul soal Amerika. Semua anak-anak di kelas menangis mendengar kenyataan sedih hidup Woo Rim yang sangat berbeda dari imaji yang ditampilkannya.

Dalam perpisahan terakhir Yeo Min khusus datang ke rumah Woo Rim dan memberikan hadiah kenangan jepit rambut cantik. Sejatinya uang yang tidak seberapa dikumpulkan Yeo Min dengan bekerja dagang es sehari-hari guna membelikan kacamata bagi ibunya yang matanya buta sebelah akibat kecelakaan kerja di masa muda. Woo Rim menitipkan kado perpisahan bagi Yeo Min melalui seorang teman dengan menyatakan bahwa ia sesungguhnya juga sangat menyukai Yeo Min hanya ia tidak mau menunjukkannya. Walaupun pindah ke kota Seoul, Woo Rim merasa dirinya takkan dapat melupakan Yeo Min. Dan sebagai hadiah kenangan ia membelikan kacamata hitam bagi ibu Yeo Min, dikatakannya bahwa ia tidak keberatan dirinya adalah perempuan kedua yang disayangi Yeo Min setelah ibunya. Woo Rim tahu bahwa kacamata ini sangat penting bagi Yeo Min untuk dihadiahkan pada ibunya. Dengan berlinang air mata Yeo Min memandangi kacamata indah dalam kotak yang diberikan Woo Rim, sedangkan gadis cilik itu sudah pindah kembali ke kota Seoul. Huaaaaa,...

foto: berbagai sumber

2 comments:

  1. Masih bisa sepertinya dibikin kelanjutan ceritanya setelah mereka dewasa.. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. kayaknya sih bisa banget.. mungkin nyari sutradaranya dulu? :)

      Delete

Note: Only a member of this blog may post a comment.