Monday, August 1, 2016

K-Movies (8) I Saw The Devil (Aku Melihat Si Setan)*****

Sadis! Waduh saya baru sadar ternyata Korea sungguh mampu membuat film-film yang sekelas film Eropa/Hollywood. Film ini sungguh sadis selain dari sadisnya perfilman Korea karena sudah melejit jauh di kancah perfilman Asia. Sex dan kekerasan adalah hal yang dilarang oleh agama, tetapi industri film dan seni kreatif kerap menjual 'ramuan' ini. Entah kenapa ya? Menarik mungkin. Jika dunia ini isinya orang alim semua barangkali juga akan membosankan. Demikian pula jika seluruh dunia isinya adalah manusia yang buas, tentu saja mengerikan dan keberadaan Tuhan dipertanyakan. Maka dunia ini seimbang antara siang dan malam. Antara film Disney Mickey Mouse dan film sadis I Saw The Devil yang diperankan oleh 'si bengis' Choi Min Sik. Mr. Choi (oldboy) memiliki karakter wajah yang keras dan tangguh, maka demikian peran yang keras dan tangguh selalu lolos diperankan olehnya secara ciamik.

Seorang anggota pasukan khusus kepolisian Kim So-Hyun (Lee Byun Hun) mengalami tragedi yang sangat mengerikan. Kekasihnya yang bernama Joo Yeon (Oh San Ha) dihabisi oleh serial killer. Pembunuhan ini digambarkan dengan sadis ketika si wanita diserang saat mobilnya mogok di tempat yang sepi lalu dipukul kepalanya beberapa kali kemudian dibawa pulang ke rumah alias tekape. Ditelanjangi, dibungkus plastik dan mulai dimutilasi. Bahkan kepalanya dibuang ke sungai. Untuk menambah nuansa kesadisan Joo Yeon memohon pada si pembunuh agar ia diampuni karena sedang hamil tapi si "devil" cuek saja dan langsung membacok yang bersangkutan. Penjahat gila ini adalah Kyung Chul (Choi Min Sik) yang nekad abis. Tidak punya rasa takut dan aktif terus berburu mangsa. Beberapa wanita lain juga menjadi korbannya termasuk calon adik ipar So-Hyun yang adalah adik kandung dari Joo Yeon. Gadis ini, Se-Yeon, mati mengenaskan sebagai bagian dari 'perang kekejian' antara So-Hyun dan Kyung Chul. 

Film ini sepertinya banyak mengadaptasi 'ilmu Hollywood' dalam pengerjaannya. Penjahat gila yang berkeliaran sebagai supir antar jemput sekolah, saling bunuh antar serial killer. Pertemanan Kyung Chul dengan sesama serial killer. Dan bagaimana cara So Hyun membalas dendam keji pada Kyung Chul. Lelaki ini bolak-balik ditangkap dan dilepas dengan menggunakan perlengkapan lacak milik kepolisian yang dimasukkan ke dalam mulut Kyung Chul. Setiap kali tertangkap ketika hendak berbuat keji maka So Hyun akan menghajar Kyung Chul habis-habisan. Salah seorang pembunuh lain yang merupakan sobat Kyung Chul (diperankan oleh Choi Moo Sung; reply 1988) mengatakan bahwa, "Polisi ini dendam dan benci sekali karena kamu sudah membunuh wanitanya. Dia menggunakan metode 'berburu-lepas' untukmu. Jadi dia tangkap kamu, lalu dihajar, lalu dilepas. Kemudian dia akan tangkap kamu lagi di kesempatan lain, dihajar lagi dan dilepas lagi. Terus seperti itu! Never ending pain,..." Kyung Chul akhirnya mampu mengeluarkan kapsul pelacak yang ada di perutnya. Dan mulai membalas serangan So-Hyun. Ia tak pernah 'berhutang' dalam pembalasan dendam.

Dalam film ini "angel" pun berubah menjadi "devil" ketika ia begitu marah dan terpukul oleh kejahatan si setan. Saling balas dendam dengan melakukan kekejian antara Kyung Chul dan So Hyun adalah inti dari film ini. Thriller-murder-action-horror. Kyung Chul membantai keluarga kekasih So-Hyun dengan menghajar kepala ayahnya berkali-kali. Menculik calon adik iparnya, menganiaya dan membuang mayatnya di tempat pembuangan sampah. So-Hyun tak kalah keji. Ia menangkap Kyung Chul, mengatur perangkap dengan tali dan memasang guillotine (pisau pemenggal leher) terhubung pada pintu. Ia lalu mengundang ayah, ibu dan anak Kyung Chul untuk datang ke alamat yang bersangkutan. Dan ketika ayah Kyung Chul membuka pintu maka guillotine pun memenggal kepala Kyung Chul hingga menggelundung jatuh ke kaki ibunya. Dirilis tahun 2010, ditonton hari ini tetap sadis! Saran saya 21thn+ untuk menonton film ini. Bagi yang berusia matang akan tahu benar bahwa ini hanyalah trik dalam membuat film menggunakan make up artis, special effect dan keahlian acting. Namun sebaiknya anak-anak dan remaja jangan menonton film ini. No!

foto : berbagai sumber

2 comments:

  1. Bisa dipastikan ini bukan jenis film yang akan saya tonton... >,< :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihihi,.. aku dulu nggak suka film kayak gini Gita..kalau sekarang aku suka "bedah Film"nya.. karena membuat film seperti ini butuh teknik dan keberanian..asli sadis..

      Delete

Note: Only a member of this blog may post a comment.