Nih ya cerita. Saya punya gank. Komplotan. No, I'm not that old, yang serba gaptek dan culun. Nggak, saya ikut milis dari tahun 1999 kalau tidak salah. Ada beberapa milis yang saya ikuti dan Thank God, sampai hari ini pertemanan itu masih ada. Ada yang super akrab udah jadi BFF, till death due us part (halah lebay!). Ada yang sun pika-piki basa-basi. Ada yang kabarnya menguap entah kemana. Hilang tak tahu rimbanya. Namanya pertemanan ya seperti itu.
Pengalaman mengenai karakter saya yang agak-agak labil tapi ngeyel (keras kepala) membuat saya introspeksi diri. Kayaknya saya nggak bisa ikut pertemanan kelompok. Saya kurang cocok bergaul dalam klub atau rombongan orang banyak. Biasanya saya hanya terseret arus dan membeo, lalu hal-hal jadi membosankan buat saya. Lha iya, kan saya bukan burung beo? Tepatnya saya burung kenari, biarpun kecil dan mungil tapi mencicit sendiri. Pantang membeo! He-he,..
Nah, grup pertemanan ini ada yang usianya belasan tahun. Kadang beberapa orang masih kompak ngumpul dan ketemuan. Sesekali. Ini grup ada beberapa. Inipun saya udah overdosis untuk ukuran emak-emak -- tante-tante whatever you name it about me, saya masih lumayan aktif. Ngobrol, chat, ngegrup, kopdar, kumpul reuni. Halah.... banyak bener gaulnya Tan? Sebodo lah yang penting happy. Oya, putri saya mirip dengan saya. Sama! Temannya seabreg-abreg. Buanyaaaak! Friends makes us happy. Beda dengan suami, agak rasis beliau, lebih mudah dekat dengan teman-teman sekampungnya saja yang sama-sama berbahasa Russia. Hihihi,...
Grup yang terakhir berusaha timbul kembali adalah grup penulis dan penggemar buku. Awalnya kita dipersatukan sebagai pembaca "Supernova" karya Dee Lestari. Perkumpulan ini isinya orang aneh-aneh. Sumpah aneh semua. Termasuk saya! Susah menjelaskannya. Tapi karakter manusia yang ada dalam perkumpulan ini unik-unik. Ada yang bujangan. Ada yang punya anak dua. Ada yang punya anak satu. Ada yang anaknya udah kuliah. Ada yang anaknya balita. Ada yang bapak bertanggung-jawab tapi jarang pulang karena kerja ke hutan-hutan. Ada wanita cantik yang diidolakan banyak lelaki sayang sekali bersama sang suami belum berputra hingga sekian lama. Ada yang ibu dan istri tapi jiwanya ke abege-abegean (ini mungkin sayah?) hihihi.... Menurut saya kelompok kami itu harusnya pake motto 'koreng adalah kami.' Karena setelah dilacak, karakternya unik-unik karena sebagian dari kami punya/ada pengalaman masa lalu, bisa luka hati bisa hal lain yang membuat kami tumbuh jadi 'orang aneh.' Pelariannya : kami hobby baca buku/ nonton film.
Kebayang dong, sesama orang aneh ngumpul? Gesekannya kayak gimana? Suka komen nggak nyambung, suka nyambung asal-asalan. Suka sinis berjamaah. Suka asbun. But I think we're all about age yang seharusnya ya udah nggak main drama-drama atau gimana. Honestly, saya udah nggak kuat main drama. Drama itu : benci/sebel/reseh sama teman dll. Hiyalah udah umurnya untuk just : yes or no. Gitu aja kok repot. Aging is default, maturity is optional. Menjadi tua dan bertambah usia itu pasti. Tetapi menjadi dewasa adalah pilihan. Dewasa itu keharusan bagi semua orang yang bertambah usia tetapi kedewasaan kadang nggak ada stock yang tersedia bagi orang yang bahkan mungkin sudah lanjut usia.
Kemarennya saya komen asbun (asal bunyi). Ya ampun. Ada teman yang kayaknya kesal banget dengan komentar asbun saya. Udah dong saya menjelaskan bahwa saya hanya bercanda dan asbun. Bahkan saya meminta maaf karena barangkali memang saya yang 'sok akrab' maksudnya melucu, eh malah melukai hati. Lha ya tanpa sengaja dong? Untuk apa sengaja melukai hati teman sendiri? Emangnya saya sebiadab itu..(hicks-hicks-hicsk...nangis ala pelem India). Ya pokoknya saya menjelaskan dan minta maaf, eh tidak ada tanggapan dari yang bersangkutan. Apakah memaafkan. Apakah tidak memaafkan. Ataukah menganggap saya guilty as charged? Ya pokoknya salah - nggak salah -- saya minta maap ajah. Prinsipnya burung kenari itu hanya burung kecil yang rajin mencicit. Digencet, dilempar batu juga mati! Saya cuma nggak mau menyakiti perasaan teman sendiri.
Karena nggak ada tanggapan, nggak enak dong perasaan saya. Wah, gimana nih? Sampai kapan saya dianggap bersalah? Kedewasaan saya itu kedewasaan 'cemilan', saya dewasa dengan sangat lambat. Sedikit demi sedikit. Secuil demi secuil. Seperti remah-remah yang dibuang Hansel dan Gretel untuk mencari jalan pulang kembali ke rumahnya sebelum diculik nenek sihir. Seperti itu saya mencari kedewasaan dalam diri. Kedewasaan ada tetapi kesabaran yang mungkin sudah menipis. Marah? Gantian ngambeg pada teman saya? Enggak juga ya? Saya udah tante-tante gitu ngambeg-ngambegan kaya anak SD, kayaknya kok 'bukan gue banget'. Cuman begini, SAYA TIDAK MAU TERINTIMIDASI OLEH APAPUN. I'm a free will, saya adalah jiwa yang bebas dan lepas. Jadi nggak ujan--nggak angin saya memutuskan resign dari group. LEFF FROM GROUP.
Sumpah, saya nggak ngambeg. Nggak marah balik. Cuma saya menghindari di'casting' jadi peserta drama-drama yang sudah tidak saya inginkan. Saya mau bilang sama teman-teman, "Kalau kalian tetap mau menyapa saya secara personal, curhat, tanya jawab dll. Dengan senang hati saya tunggu dan saya terima nikahnya...eh maksudnya curhatnya." Soalnya sebagai seorang yang gemar nulis saya senang ngobrol dan mendengar pendapat orang tentang hidup dan kehidupan. Saya udah cuwek abis, kalau punya banyak teman yang baik dan sayang : Alhamdulilah. Punya dua-tiga orang teman yang mencintai saya dengan setulus hati jiwa dan raga : Terima kasih Tuhan, betapa baiknya Engkau! Jadi saya ini cuwek, mau ada banyak temen ya oke. Tidak dianggap teman karena saya kurang berguna bagi mereka, ya nggak apa-apa juga. Tokh saya punya suami dan anak. Minimal mereka jelas membutuhkan saya. Kalau teman-teman kan masih punya dunia kehidupannya masing-masing.
Nah, saya keluar grup kira-kira jam sembilan pagi, tanpa pamit. Saya males basa-basi. Mau ngomong apa juga nggak tahu karena ya bingung, ya seganlah. Yang ada dalam pikiran saya hanya : kayaknya teman-teman kelompok aneh ini anehnya udah nggak kira-kira atau keanehan saya yang sudah sembuh? Atau bagaimana? Pokoknya saya sendiri nggak tahu harus berkata apa. Karena saya yakin saya nggak marah. Justru saya agak sedih karena merasa saya sudah bikin jengkel teman. Sudah menyakiti hatinya dengan komentar saya (yang tanpa sengaja dan awalnya dimaksudkan bercanda).
Ternyata ketika saya resign dari group, yang lain heboh! Saling bertanya-tanya "WHY"-- Aduh, saya lagi-lagi ada pada dilema males menjelaskan, wong saya bukan dosen. Jam enam sore, SAYA DI ADD lagi dimasukkan paksa dalam group!! Kocak benerrr.... Belum juga kabur 1x24 jam, saya sudah dicari lagi! Tobat,...orang-orang ini memang aneh! Setelah saya pikir, mungkin I belong with them, karena saya juga merasakan masih ada tersisa sedikit unsur aneh dalam diri saya...Hmmmm,... Moral cerita : pertemanan itu koplak-koplak bergembira, hari ini sebal besok rindu. .... Jangan terlalu serius ya kalau ada teman yang kelihatannya menjengkelkan, yang penting selalu bagikan cinta untuk mereka!
Hihi.. bener banget.. mungkin saya juga dah mulai masuk fase pertemanan yang seperti itu Mbak Win, kadang jengkel.. tapi cepet juga luluh n baiknya.. :D
ReplyDeleteya teman datang dan pergi kok...yang pergi bisa datang kembali..yang ada disisi kita bisa jadi juga ngelupain kita...santai ajalah...akan selalu ada teman lainnya :)
Delete