Friday, July 29, 2016

K-Movies (7) A Moment to Remember (Sesaat Dalam Ingatan) *****

Kim Su Jin (Son Ye Jin) yang baru saja putus dari kekasihnya pergi ke sebuah mini market dan membeli minuman. Dalam keadaan galau ia pergi tanpa membawa dompet dan minuman yang telah dibayarnya. Ketika ia kembali ke mini market Su Jin berpapasan dengan seorang pria muda yang tengah membawa sekaleng minuman. Su Jin melihat bahwa kaleng minumannya tak ada lagi di atas meja kasir, tanpa pikir panjang ia langsung merebut kaleng dari tangan lelaki itu dan menenggaknya habis. Ia berasumsi lelaki itu telah mencuri minuman yang dibelinya. Lelaki itu adalah Choi Cheol Su (Jung Woo Sung), hanya menanggapi dengan geli-geli santai tingkah Su Jin yang aneh. 

Ketika Su Jin menemui kasir mini market, ia mendapatkan kembali dompetnya dan kaleng minuman yang disimpan oleh sang kasir di laci meja. Dengan kata lain Su Jin telah 'merebut dan mencuri' minuman Cheol Su tanpa sadar. Beberapa hari setelahnya Su Jin melihat lagi lelaki cool itu yang ternyata adalah head carpenter (pekerja bangunan) di perusahaan konstruksi milik ayahnya. Cheol Su digambarkan sebagai lelaki yang kelihatan kasar dan acuh, sehari-hari kerjanya adalah mandor tukang kayu di konstruksi gedung pencakar langit. Tapi Su Jin sangat tertarik melihat Cheol Su dan mulai membuntutinya. Tidak lama kemudian keduanya saling jatuh cinta. Sebelumnya Su Jin berhubungan dengan seorang pria beristri (atasannya di kantor yang kemudian dipindahkan keluar negeri). Hubungan itu membuahkan perceraian bagi sang atasan dan hati yang hancur bagi Su Jin. Untung saja Su Jin menemukan cinta baru dalam hidupnya, Cheol Su.

Cheol Su sekalipun terlihat berandalan sesungguhnya adalah pria yang cerdas. Ibunya melahirkan Cheol Su di usia 17thn dan menelantarkannya di sebuah kuil. Di situ ia berjumpa dengan kakek tua yang mengajarkan Cheol Su keahlian tukang kayu. Ayah Su Jin sesungguhnya sudah pusing kepala dengan perilaku putri sulungnya yang sempat kabur dengan suami orang dan kini menjalin cinta dengan 'kuli bangunan' yang adalah anak buahnya. Jika ini adegan sinetron barangkali akan muncul jeritan semacam ini, "Perempuan macam apaaa kamuuuh!..." Namun dalam film ini ayah Su Jin menyaksikan sendiri bagaimana Cheol Su sangat mencintai Su Jin. Ia hanya berkata, "Cheol Su, tukang kayu yang baik tidak akan komplain dengan material kayu yang ada di hadapannya. Sebaliknya ia akan mengamati tekstur kayu dan membuat sesuatu dari material itu sesuai dengan teksturnya. Saya mengenali kamu sebagai lelaki yang baik. Sama seperti saya mampu melihat tekstur kayu,.." Dengan perkataan itu maka restu diberikan dan Cheol Su menikahi Su Jin.

Peruntungan Cheol Su membumbung tinggi sejak menikah. Dengan bantuan ayah mertuanya yang bijaksana, ia lulus test arsitektur. Yang tadinya bekerja kasar, kini ia berkantor dan memiliki usaha sendiri. Sayang kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Karena sifat "pikun" Su Jin kian menjadi parah dan mengganggu. Ternyata wanita cantik ini mengidap penyakit Alzheimer (penurunan daya ingat/linglung). Penyakit ini bersifat keturunan dan memang ada dalam keluarga Su Jin. Kenyataan ini membuat rumah tangga sepasang sejoli yang sedang indah-indahnya hancur berantakan. Su Jin sempat memanggil Cheol Su dengan nama kekasih yang sebelumnya dan menyatakan cinta. Penyakit Alzheimer menghapus daya ingat yang terbaru, sehingga hari kemarin lebih sulit diingat daripada seminggu yang lalu. Sama seperti kejadian pada tahun ini lebih sulit diingat daripada tahun-tahun sebelumnya. Demikian pun Su Jin mulai melupakan Cheol Su namun ia masih mengingat kekasih yang sebelumnya, sang atasan.

Dalam keadaan kalut saat ingatannya muncul dan tenggelam, Su Jin menangis. Ia merasa telah menyakiti hati Cheol Su. Ia meminta maaf dan berulang-kali meyakinkan bahwa orang yang paling ia cintai hanyalah Cheol Su. Su Jin buru-buru menulis surat saat pikirannya jernih dan memunculkan 'catatan' yang masih jelas. Su Jin meminta perceraian dari Cheol Su karena ia tak ingin jadi beban dan menghalangi masa depan suami yang sangat dicintainya itu. Dalam suratnya Su Jin mengatakan, "Kamu adalah suami yang baik. Kamu mungkin tak tahu dan tak menyadari hal ini. Tapi aku tahu karena aku adalah istrimu. Jadi kamu harus bertemu wanita lain dan hidup bahagia. Lupakan aku sama seperti aku pun pasti akan melupakanmu,..." Tentu saja Cheol Su menolak mentah-mentah gagasan itu. Bahkan ketika ayah mertuanya menyuruhnya berpisah, "Sejak kecil kamu hidup sengsara Cheol Su. Sekarang masa depan gemilang ada di hadapanmu, jangan kau habiskan waktu dengan mengurus Su Jin dan penyakitnya,.." Su Jin kemudian melarikan diri dari Cheol Su dan tinggal di sebuah panti perawatan. Namun pada akhirnya Cheol Su berhasil menemukan Su Jin dengan ingatan yang sudah sangat samar tentang masa lalunya bersama Cheol Su.

"Sedia Ember" (untuk menampung air mata) adalah prosedur menonton k-movies ini. Pasalnya sedih banget, kata-kata dalam dialog juga sangat menyentuh. Film ini kabarnya banyak di duplikasi ke berbagai negara dengan judul-judul yang serupa. "Ada Penghapus di Kepalaku" dan "Kamu adalah Rumahku." Jung Woo Sung menggambarkan dengan sempurna karakter "cowok macho yang cool abis,.." Sementara itu Son Ye Jin dalam film ini masih berusia 20-an dan 'omg,..so sweet!' Perfect love story with sad ending,.. Memang ending yang menyedihkan kurang disukai bagi penonton, tetapi why not juga. Tokh berikutnya kita dapat menonton film comedy atau film lain yang lebih ceria. Belajar tentang cinta dan kesetiaan ada di film ini (akh, gembel..gombal! Yeey, namanya juga usaha,...). Adegan dibuka dan ditutup dengan percakapan Cheol Su dengan seorang gelandangan di stasiun kereta, "Ingatan yang hilang sama saja dengan jiwa yang musnah,.." Alzheimer, hal ini sangat menyedihkan karena fisiknya belum mati tetapi otaknya sudah mati. Penderita Alzheimer tidak dapat mengenali lagi orang-orang yang pernah dekat dengan dirinya. Dirilis 2004, ditonton today, tetap sedia ember!

foto: berbagai sumber

2 comments:

  1. Biar kata belum nonton..saya tau ini pasti bagus, beberapa kali pernah nonton drama dengan tema Alzheimer, selalu disertai dengan kesetiaan tulus yang mengharukan.. :)
    #naksir foto gendongan#

    ReplyDelete
    Replies
    1. wkwkwkwk... Gita mau digendong siapa?? Mbak Surip? eh..dah almarhum dhing ya ..inget lagunya tak gendong.. :)

      Delete

Note: Only a member of this blog may post a comment.