Monday, September 8, 2014

Festival Kuliner Serpong 2014

Saya tidak tahu sudah berapa kali sebenarnya festival ini diselenggarakan. Yang saya ingat rasanya SUMMARECON MALL SERPONG (SMS) sudah dua kali menyelenggarakan festival semacam ini dan sukses besar. Pasalnya dagang makanan, pasti akan diserbu orang. Dengan kepandaiannya mengatur tata ruang SMS mampu menyulap lahan parkirnya menjadi arena yang menghasilkan duit barangkali diatas seratus juta dalam sehari. Tahun lalu festival bertema masakan Jawa dan tahun ini bertema masalah Sulawesi. 

Kambing Guling
Ide festival ini adalah mengumpulkan aneka jajanan dan pedagang kaki lima dalam sebuah lahan atau sebuah wadah untuk berdagang di area mall. Tentang kesepakatan si pedagang dan pembeli saya kurang tahu seperti apa. Tapi pastinya hidangan yang mampir di arena ini banyak yang 'lokal' punya seperti kerak telur, es doger, es poding, kue pancong, es duren, sate ungu bali, aneka bakwan, aneka kopi Toraja, aneka jajanan kue manado dan sebagainya. Saya datang dua kali pada acara ini. Yang pertama 'sowan khusus' ingin tahu hidangan apa saja yang muncul. Yang kedua kebetulan karena adik ipar sedang datang bertandang dari Manado maka untuk menyenangkannya dan memperlihatkan nuansa kuliner ala Jakarta, kami mengajaknya kemari.

Seorang teman memposting statu di sosial medianya sebagai berikut, "Wah, makanannya sih enak-enak mirip dengan tahun lalu. Hanya saja harganya kian mahal!" Memang makanan dipatok dari harga Rp. 10.000 / porsi bertingkat hingga Rp. 35.000/ porsi. Tak jarang beli mahal dan rasanya kurang pas. Lainnya beli harga pantas dan rasanya oke banget! Pada kunjungan pertama, saya melakukan gerakan 'menyerempet maut' yang jarang saya lakukan. Pasalnya saya menyantap iga bakar karebossy Makasar dan minumnya es duren. Lalu mengemil kambing guling! He-he,... Tidak kuasa menolak rasa rindu pada es duren. Sedang iga karebossy adalah menu wajib di festival kuliner. Yang mengantri panjang seperti ular naga!

Es Duren
Tips untuk makan di festival ini. Pilih hidangan yang jarang ada, atau jarang dinikmati. Tetapi perhatikan pula apakah pengunjung yang mengantre banyak atau tidak. Jika pembelinya sedikit artinya hidangan yang dijual kurang memenuhi selera pengunjung. Sedangkan jika antriannya banyak artinya layak untuk ikut serta dalam antrian. Memang saya termasuk orang yang malas antri, tetapi untuk urusan makan-memakan antrian sepertinya adalah hal yang wajib dilakukan. Apalagi di festival kuliner semacam ini pemburu hidangan lezat sudah tahu stand mana yang harus diserbu. Sekali saya 'terperosok' beli semangkuk bakso yang kelihatannya enak tak tahunya rasa hanya 'so-so' alias hambar dan biasa saja. Kuahnya pun seperti air panas ditaburi seledri saja. Nothing special! Tapi tetap acara yang wajib dikunjungi, sayang jika tidak muncul kemari. Pasti ada yang yummy-yummy,...

Pemusik dengan Busana Tradisional Menghibur Pengunjung Bersantap

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.