Monday, September 1, 2014

Percaya Nggak Percaya

Judulnya sama PNP, percaya nggak percaya. Tetapi saya tidak ingin membahas masalah mahluk halus. Justru ingin membahas masalah spiritualitas. Masalah keTuhanan. Beberapa kali kejadian ketika saya tidak pergi ke gereja pada suatu akhir pekan karena ada keperluan lain. Selalu muncul kejadian yang tak mengenakkan. Saya tidak ingat persis satu persatu. Tetapi kejadian pastinya, akhir Minggu lalu kami tidak kegereja sekeluarga. Bukan karena murtad tetapi karena liburan ke Bandung, untuk merayakan ulang tahun putri saya.

Kami berangkat Sabtu, pukul 8.30 pagi. Lalu melakukan permainan di arena Trans Studio hingga pukul sepuluh malam. Lalu bercakap dengan saudara sepupu kami hingga pukul dua belas malam liwat di kamar hotel. Kemudian paginya makan pagi dengan breakfast di hotel. Siang bersantai dikamar hingga cek out. Jam lima sore jalan kembali ke Jakarta, kemudian jam sembilan malam sudah kelelahan. Tentu sudah tidak ada waktu ke gereja. Lelahnya luar biasa, semua memforsir diri untuk perjalanan yang penuh kegembiraan. Saya merasa menyimpan Tuhan dihati. Sering bercakap denganNya. Jadi saya harap Ia mengerti jika akhir minggu kemarin kami membolos ke gereja.

Pada hari Selasa saya masih kelelahan sehingga tidak mampu pergi ke tempat olah tubuh kebugaran. Saya kemudian bertanya pada pengelola tempat, kapan tepatnya terakhir saya masih bisa datang. Seingat saya masih tersisa satu kesempatan. Dan minggu sebelumnya ketika bertanya oleh pembantu yang bertugas diberitahukan bahwa tanggal 4 September adalah kesempatan terakhir. Jadi saya masih berharap bisa datang hari Kamis. Ketika hari Kamis 4 September saya datang. Nama saya telah dicoret. Kesempatan saya telah dihilangkan. Saya kesal karena pertanyaan saya tidak dijawab malah kesempatan terakhir saya dicoret lalu dipaksa membayar untuk bulan berikutnya. Ketika saya tidak membawa sepeser uang pun. Masalah berlarut karena saya bertengkar dengan sang pembantu dan komplain kepada sang pengelola mengapa pertanyaan saya via text tidak dijawab?

Sesungguhnya masalah yang sangat kecil dan sepele namun kesalnya hingga ke ubun-ubun karena saya merasa kecewa. Dan bahkan merasa dipermalukan lalu dikomentari oleh sang pengelola, "Sudah jatuh tempo tidak mau bayar pula." Saya kesal karena saya bukan orang yang pemboros ataupun pemalas. Jika saya tidak datang untuk olah tubuh pasti karena tidak kuat fisik/kelelahan, sakit atau bahkan sedang keluar kota. Tidak sekalipun dalam benak ada niatan bermalasan atau membolos karena saya menyukai olah tubuh tersebut. Maka dari itu saya merasa jengkel dan berlarut hingga beberapa hari, Bahkan menimbulkan syndrom aneh, tidak ingin melanjutkan olah tubuh di tempat tersebut. Karena merasa diperlakukan semena-mena dan tidak adil. Padahal sebenarnya tidak demikian. Hanya miskomunikasi kecil saja, tetapi bisa jadi hormonal saya sedang tidak seimbang. Sehingga menjadi sebal dan emosi berlarut. 

Lalu saya takar lagi, apakah ada penyebab lainnya? Sudah lama saya jarang marah atau emosi membabi-buta kepada orang lain. Tidak pernah ada kisruh atau ribut-ribut dari pihak saya. Mengapa hari Kamis lalu terasa sangat menjengkelkan? Biasanya saya sangat menggemari olah tubuh itu, saya menyukai sang pembantu yang saya anggap gesit dan sang pengelola yang saya anggap bijaksana. Tetapi hari itu saya tidak suka kepada mereka semua. Percaya Nggak Percaya, tetapi saya anggap karena minggu sebelumnya saya sama sekali TIDAK KE GEREJA. Saya lebih mengedepankan kesibukan duniawi. Liburan ke Bandung dan olah tubuh di pusat kebugaran. Tidak ada upaya saya untuk menyapa Tuhan. Apakah dengan misa pagi hari biasa, atau kegiatan rohani lainnya. Ini hanya masalah PNP rohani. Percaya Nggak Percaya!

Lukas 4:4 
Yesus menjawab, "Di dalam Alkitab tertulis, 'Manusia tidak dapat hidup dari roti saja.'"

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.