Monday, September 1, 2014

Isolasi Diri Pada Dunia

Buat saya cara mengisolasikan diri pada dunia adalah dengan menjahit. Belum banyak kemahiran yang saya dapat lakukan. Sejauh ini ilmu saya hanya terbatas pada tusuk silang - cross stitch, yang jaman saya remaja disebut sebagai krestek. Seolah kegiatan ini adalah kegiatan yang membosankan bagi nenek-nenek untuk melakukannya. Dulu saya pandang kegiatan menjahit sangatlah sulit sehingga rasanya saya takkan mampu melakukannya. Sekarang saya anggap kegiatan ini adalah media pelarian jika kita lelah dengan dunia. Menulis adalah cara saya mengoneksikan diri pada dunia, sebaliknya menjahit tusuk silang adalah cara saya mengisolasikan diri pada dunia.

Ketika saya sibuk menulis, saya tidak sempat lagi menjahit tusuk silang. Sebaliknya ketika saya sedang sibuk menjahit artinya saya tidak memiliki gairah sama sekali untuk menulis. Mengapa? Ada permainan bolak-balik perasaan ketika sedang melakukan kedua hal ini. Saya sejenis orang yang tidak bisa idle alias kosong melompong atau menganggur. Bukan tipe orang yang dapat duduk berjam-jam didepan pintu sambil mencari kutu atau makan kwaci. Pertama saya tidak punya kutu, kedua walaupun suka kwaci saya tidak betah berlama-lama mengupasnya. Saya suka 'do something' melakukan sesuatu secara fokus dan maksimal. Kerja itu jangan asal-asalan. Justru buang waktu, karena nanti harus diulang hingga dua kali. Itu dulu saya dedikasikan sebagai pekerja kantoran. Dengan apresiasi ZERO, saya memilih lebih baik saya dedikasikan waktu untuk menekuni hobby.

Menulis adalah kegiatan yang menguras otak. Menulis membutuhkan kerja otak yang terus-menerus, berpikir, melihat, merasakan pengalaman, mengolah dan menjadikannya suatu tulisan yang berati. Ya untuk apa menulis jika tidak ada manfaat yang dapat dipetik oleh orang lain? Tulisan tidak dapat dijadikan ajang pameran, karena jika tulisan tidak bermanfaat atau tidak menyentuh kalbu, hanya akan ditinggalkan oleh pembacanya. Setidaknya tulisan harus bermanfaat, lebih baik lagi ada sifat mendidik atau mengedukasi pembacanya. Pengalaman yang buruk dijadikan pelajaran agar orang lain tak terperosok dalam lubang yang sama. Maka buat saya menulis sangatlah melelahkan karena ini menjadi pekerjaan yang tidak santai sifatnya. Mungkin ada orang lain yang menganggap menulis itu adalah pekerjaan yang santai tetapi saya tidak tahu seperti apa kira-kira jenis tulisan yang dihasilkannya?


For Sale - Sleepy Sheeps


Untuk mengimbangi otak yang sering panas melepuh karena kegiatan menulis, saya sering melakukan hobby menjahit tusuk silang. Hobby ini membuat saya 'melayang' tidak ingat waktu dan seperti tidak nyambung pada dunia. Pasalnya menjahit tusuk silang mengharuskan saya fokus pada tema pola. Menghitung polanya kiri-kanan dan atas bawah sebanyak berapa jahitan. Bahkan juga fokus pada nomer atau warna benang yang dipergunakan. Pendek kata sama sekali tidak ada pikiran kecuali : lihat gambar, pilih warna dan hitung kanan-kiri berapa langkah? Bagi saya yang dahulu sangat tidak sabaran, menjahit tusuk silang menjadi 'rem' yang membuat saya lebih sabar, lebih memutuskan koneksi pada situasi sekeliling dan fokus hanya kepada hasil. Menurut saya ini hobby yang sangat baik daripada bergossip atau berbelanja membuang uang tanpa guna.

1 comment:

  1. Jadi teringat link yang Mbak Win kasih tentang si penulis senang-senang itu.. :D bener Mbak, sesimpel apapun menulis, tak pikir juga ndak bisa dibilang "santai". Teringat jaman waktu ngerjain skripsi dulu, bu dosen ngendhikan "apapun yang kau tulis, mengutip teori sekalipun, kamu harus bisa pertanggungjawabkan dengan pemahaman yang baik. Bahkan kemungkinan-kemungkinan lain yang berkaitan sama tulisan kita".

    By the way... aku mengisolasi diri dengan Tai Chi.. :)

    ReplyDelete

Note: Only a member of this blog may post a comment.