Chappie |
Menyaksikan film Chappie. Komentar saya bagus dan unik. Tidak bisa dibilang menakjubkan dan keren banget. Tetapi menarik dan punya kesan tersendiri untuk film ini. Ceritanya pada tahun 2016 di Johannesburg kejahatan meningkat, solusinya team polisi memiliki troops atau pasukan khusus robot untuk membantu memberantas kejahatan. Yah, 11-12 dengan film ROBOCOP ya? Makanya saya bilang film ini bagus tetapi materinya sudah sering ada. Robot yang punya sifat manusiawi. AI = Artificial Intelligent. Nah, pasukan robot polisi ini banyak jumlahnya tidak diberi nama hanya diberi nomor. Robot nomor 22 berulangkali tertembak. Sampai akhirnya Deon Wilson (Insinyur pencipta troops robot polisi) berpesan pada staffnya, "Udah di recycle aja nih robot. Udah rusak spare parts-nya."
Deon Wilson |
Pada suatu malam si Deon berhasil menemukan format AI = kecerdasan buatan tadi. Dimasukkan chip dan ingin dicoba ke body robot. Dilarang oleh atasannya (Sigourney Weaver), "Buat apa robot polisi punya perasaan? Mereka cukup menerima perintah." Deon memaksa ingin menguji coba format AI yang dimilikinya pada robot bahkan ia mencuri chip utama dari perusahaan. Robot yang menjadi sasaran uji coba Deon adalah robot nomer 22 yang sejatinya akan di-destroy. Sayangnya dalam perjalanan pulang ke rumah, Deon diculik oleh komplotan penjahat yang ingin memiliki akses menguasai robot. Pentolan penjahat ini adalah pasutri Ninja dan Yo-landi (namanya udah aneh!). Teman mereka orang meksiko namanya : Amerika (aneh pula deh!). Si Deon dipaksa uji coba robot nomor 22 agar dihidupkan dan ditanam AI-nya. Ini adalah kisah kelahiran si CHAPPIE robot. Ketika muncul dengan AI baru robot nomer 22 sifatnya seperti bayi/ anak-anak. Basically orang-orang memperlakukan Chappie sebagai kanak-kanak.
Tumbuh bersama pasutri penjahat, Chappie diajari bertindak kriminal dan berubah sikap. Deon berusaha merebut Chappie lagi tetapi tidak mudah. Karena Ninja dan Yo-Landi menyebut diri mereka sebagai Daddy dan Mommy bagi Chappie. Deon memiliki saingan insinyur robot lainnya yaitu Vincent (Hugh Jackman), yang sudah lama jengkel dan tersudut dengan penemuan Deon. Robot temuan Vincent adalah robot raksasa yang disebut Moose. Robot ini kurang diminati oleh kepolisian karena besar, aneh dan bentuknya seperti traktor raksasa. Budget Vincent untuk percobaannya selalu dikurangi dan dialihkan demi pekerjaan Deon yang dianggap lebih potensial menguntungkan bagi perusahaan.
Deon vs Vincent |
Dendam kesumat ini diam-diam menyulut dan ketika sampai puncaknya Vincent merusak sistem online robot-robot polisi Deon dan berdalih ingin menggunakan Moose robotnya untuk melawan kejahatan. Deon berhasil menyelamatkan Chappie. Sehingga perang robot satu lawan satu terjadi antara Chappie melawan Moose sama seperti Deon dimusuhi oleh Vincent. Kedua robot bertarung. Tentu saja Chappie yang menang (lakon utama!). Dalam pertarungan antar robot Deon tertembak dan Mommy Yo-Landi juga tertembak mati. Adegan ditutup dengan babak akhir memindahkan 3 nyawa pada 3 raga (yuhuu....aneh banget!). Yaitu nyawa DEON yang terluka parah karena tertembak dimasukkan dalam chip komputer dan dipindahkan ke robot merah. Lalu Deon memindahkan nyawa Chappie ke robot lain yang berada terdekat di area. Yang terakhir mereka membangun robot wanita dan memasukkan memori Yo-Landi alias Mommy ke dalam robot tersebut.
Ninja and Yo-Landi |
Sigourney & Hugh J. |
Sisanya adalah Sigourney Weaver (berperan jadi bos wanita pemilik perusahaan robot) dan Hugh Jackman (berperan jadi ilmuwan Vincent yang dongkol berat pada ilmuwan Deon). Agak disayangkan Sigourney dan Hugh aktor-aktor papan atas tapi perannya justru 'tambahan.' Tapi it's okay, film ini debutan AFRIKA SELATAN, jadi yang 'pegang kontrol' juga serba Afrika Selatan. Backgroud cerita juga kota Johannesburg, Afrika Selatan. Sutradara dan penulisnya pun pasutri dari Afrika Selatan : Neill Blomkamp dan Terri Tatchell. Mungkin negaranya keras dan tangguh jadi filmnya serba rap, eklektik, perang, robot dan duel. Setting perkantoran juga agak tidak manusiawi dibikin kotak-kotak kecil kubikal bahkan untuk ilmuwan papan atasnya seperti Deon dan Vincent (tidak punya ruangan sendiri). Salute untuk Afrika Selatan! Indonesia kapan bisa bikin film debutan yang 'cukup menggigit Hollywood' seperti Chappie ini? Pasti bisa, paling engga model FILM SINGKONG dan KEJU. Ayo dong!
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.