Thursday, August 6, 2015

Piano I - Mak-mak Gaje, Guru Lembut dan Resepsionis Cantik

Kan putri saya sudah lama belajar musik. Lamaa banget! Mungkin dari umur empat tahun. Begitupun sebagai ortu saya merasa kecewa karena kemajuannya sedikit demi sedikit, tertatih. Latihan kadang malas dan harus dipaksa-paksa. Aih, mulianya menjadi ortu! (Muji-muji diri sendiri. Hi-hi..). Piano itu minimal sehari berlatih satu jam. Yang saya baca maestro piano & violin remaja yang sekarang populer itu sehari berlatih selama sembilan jam! Jadi mendekatkan putri saya pada piano itu ibarat memaksa kerbau latihan jalan diatas alat treadmill. Syukur kepada Tuhan, sekarang putri saya sudah memasuki level dimana ia sudah menjadi guru atau pengajar piano. Sudah punya dua murid bahkan saya dengar sudah akan mendapat tambahan satu murid lagi. Muridnya lucu kecil-kecil murid SD paling dasar. Kelas 1 atau kelas 2. Bu, kok ngotot banget sih maksain anaknya les piano? Kalau les suling agak bingung masa depannya, Bu. Mau gabung ke orchestra mana? Milik Bang Jaja? He-he-he,..

siswa - siswi level dasar
Untuk les piano klasik ini, sekolah musik berafiliasi dengan ABRSM (The Associated Board of the Royal Schools of Music), basis London. Hampir semua kursus piano klasik di Indonesia sepertinya berkiblat ke asosiasi ini. Nggak tahu kenapa ya? Saya juga kurang paham sejarahnya. Pokoknya sebagai ortu saya usaha-usaha sendiri aja mengarahkan masa depan anak saya. Nah, sertifikat untuk piano klasik ini biasanya diambil setahun sekali. Dalam setahun ada bule/orang asing perwakilan ABRSM datang ke Jakarta atau kota lain. Lalu murid-murid piano klasik yang sudah mendaftar akan mendapat jadwal dan jam kapan dia harus maju perform di depan perwakilan ABRSM untuk ujian mendapat sertifikat grade piano. Dasar itu grade 1 dan yang tingkat terakhir adalah grade 8. Saat ini putri saya berada pada posisi masuk grade 5. Udah lebih dari setengah perjalanan. 

Sudah beberapa tahun ini kami selalu bersiap mengantar putri saya ujian piano. Biasanya mengambil tempat di hotel berbintang lima. Karena bule dari London-nya menginap disitu sekaligus menyewa ruangan untuk ujian para siswa. Ketika pertama kali ujian. Otomatis nervous ya! Yang paling parah resepsionis di sekolah musik putri saya cuma kirim pesan liwat BBM. "Bu, nanti ujian piano ya tanggal sekian jam sekian di hotel anu." Saya merasa agak heran, kok ujian level internasional nggak pakai surat resmi? Tapi saya adalah orang yang cukup disiplin untuk urusan event-event yang harus dihadiri. Pada hari H, kami sekeluarga berangkat menuju ke tempat ujian yaitu hotel X. Dengan manis bertanya pada resepsionis hotel dan dijawab dengan terbengong-bengong, "Bu, hari ini tidak ada perwakilan dari kursus musik di London yang datang. Bahkan tidak ada event apapun yang sedang berlangsung saat ini." Gubrags!

Jadi demi UJIAN PIANO ini putri saya MEMBOLOS SEKOLAH. Yak! Ujian diselenggarakan di Jakarta Pusat di dekat Gambir. Kami berdomisili Tangerang dan putri saya bersekolah di Serpong. Ujian diselenggarakan pada hari weekday dan jam kerja. Otomatis harus membolos sekolah demi ujian tingkat interneyyysioneeelll ini....Yihuuu,.. Dijawab seperti itu tentu saja saya kaget! Dengan semangat juang 45, jauh-jauh datang berdesakan, macet berjejalan di hari Rabu pagi, ternyata kecele. Langsung dong saya telepon resepsionis sekolah musik yang telah memberikan info. Yang ada saya disalahkan, "Kok tidak menyimpan catatan yang saya berikan, Bu?" Hlo,... catatannya kan dalam bentuk file foto BBM, ketika saya cuma catat tanggalnya dan nggak menyimpan fotonya kenapa jadi masalah ya? Yang penting kan tanggalnya bener. Tanggal untuk datang dan nongol di waktu ujian? Kemudian saya berantem emosi jiwa dengan sang resepsionis, "Emangnya saya bisa nyimpen catetan apa kalo situ kirim datanya pake daon lontar?" Kayak gitu saya jejeritan di tengah lobby hotel disaksikan tamu hotel lainnya. Gak papa deh, udah lama juga saya nggak show, manggung ngamuk-ngamuk ala ibu-ibu gahar ...! Gila aja, anak udah ngebolos sekolah demi datang jauh-jauh sampe tekape ketipuwww,...


Konser @ Telaga Seafood BSD April 12, 2015
Wuah, kejadian itu heboh! Lalu guru musik putri saya, yang kala itu masih nona-nona. Khusus menilpon minta maaf. Ia membujuk-bujuk saya yang sedang dilanda angkara murka. Ia bahkan berjanji lain kali ia sendiri yang akan datang ke hotel tersebut demi mengantar putri saya ujian. Si resepsionis sedikit menyalahkan guru. Si guru juga sedikit menyalahkan resepsionis. Saya cuma mengelus dada dengan acara ujian yang amburadul itu. Usut-punya usut. Putri saya adalah siswi senior piano disitu, sehingga sepertinya pengalaman ujian ke hotel berbintang ini baru pertama kali dirasakan oleh tempat kursus dengan mengirimkan putri saya. Untuk mendapat jadwal ujian mungkin tidak mudah dan harus apply/submit jauh-jauh hari. Entah apa yang terjadi kemungkinan sang resepsionis lalai dan lupa mengupdate data putri saya atau lupa mengkonfirmasi tentang kedatangan sang bule penguji materi piano pada hari H. Pokoknya amburadul, hari itu seperti manggung lenong yang gagal. Satu keluarga balik lagi jauh-jauh tanpa ada hasil apapun juga.Saya sempat jengkel banget dan berniat memberhentikan kursus piano putri saya kala itu

Bersama Teman-Teman Kursus
Akhirnya beberapa bulan kemudian putri saya mendapatkan jadwal ujian yang benar dan sepertinya resmi karena ada suratnya. Dan benarlah kami datang lagi ke hotel berbintang itu dan putri saya mendaftar untuk ujian. Lalu tak lama ia turun setelah menyelesaikan ujiannya dan beberapa minggu setelahnya putri saya mendapatkan sertifikat. Lalu tahun berikutnya ia mendapatkan sertifikatnya dengan nilai yang lebih baik. Bahkan ia mengantar seorang siswa lain dari sekolah musik yang sama. Yang baru saja memulai pengalamannya mengambil ujian resmi ABRSM. Sesuatu yang tadinya tidak bisa, tidak tahu dan tidak terbiasa. Sekarang bagi putri saya menjadi hal yang biasa. Separuh jalan lagi untuk menamatkan pendidikan piano klasik. Bagi saya permainan putri saya memang tidak seindah para maestro, not the best. Tapi perjuangan kami semua agar ia mendapatkan pendidikan kursus piano adalah hal yang sangat besar dan berat. Sejauh ini ia masih pula menggunakan piano listrik. Kami belum beli piano akustik dikarenakan pertama mahal. Kedua ragu, takut anaknya mandeg di tengah jalan lalu piano jadi karatan tak berguna. 

Sekarang ini hubungan saya dengan resepsionis cantik dan guru piano lembut yang sabar mengajar anak saya sudah masuk tahun kesekian. Udah lamaaa bingiiits berteman. Bersinergi dengan baik karena anak saya sekarang sudah menjadi pengajar termuda di sekolah musik itu. Konflik yang dahsyat berlalu dan terlupakan. Resepsionis cantik sekarang sudah punya dua anak dan kesibukannya bertambah. Sementara guru lembut juga sudah menikah dan tentu saja juga makin sibuk karena murid-murid pianonya sudah bertambah juga. Selain memiliki anak murid ia sudah punya 'cucu murid' karena muridnya (yaitu anak saya) juga sudah memiliki murid. Menabung masa depan memang bukan sesuatu yang mudah bahkan sangat berat dan melelahkan. Dan tabungan yang takkan sirna itu menurut saya hanya pendidikan. Kalau memungkinkan berikan pendidikan terbaik yang bisa didapatkan oleh seorang anak. Sekedar info belajar piano bisa mulai menggunakan keyboards (harga 1-3jt-an) lalu piano elektrik (harga 4-12jt-an), lalu piano akustik (upright yg second 16-30 jt-an; yang baru 20-50 jt-an). Yang terakhir adalah piano GRAND, yang gedenya dahsyat itu lho! Yang selalu mejeng sebagai latar foto Mozart atau Beethoven. Nggak mungkin juga kan mereka mejeng pake keyboard? Mahal ya Bu, ngopeni anak pake les piano segala! Bener banget Bu, makanya heran Bu, kalau anaknya lima, les piano semua... Bapaknya harus nyari duit ke bulan kali ya Bu? Hedeh,..

Mozart Piano Sonata No 16 K 545


4 comments:

  1. iya...investasi pendidikan emang berat. Tapi setidaknya puteri ibu sudah merasakan hasilnya.

    ReplyDelete
  2. Oh ya, saya minta ijin mau memampangkan link blog ini di blog saya. Makasih sebelumnya.

    ReplyDelete

Note: Only a member of this blog may post a comment.