Monday, August 24, 2015

Saat Suara Tetty Kadi Berkumandang Syahdu

Lagu Sendu Tetty Kadi
Mungkin saya agak paranoid karena sekarang sudah punya putri yang berusia abege, it means I'm getting old! Walau seribu orang berkata, "Akh masih kelihatan muda Mbak, masih asyik seru, gaul dan lain-lain." I know the truth. I'm getting old,... Hari ini suara Mbak Tetty Kadi berkumandang di rumah. Gegara suami menyetel ALBUM EMAS TETTY KADI dari youtube. Waduh, kenangan saya langsung melayang ke masa-masa itu. Ketika saya masih mengawali masa Sekolah Dasar! Jauh bener melayangnya kenangan saya. Masa-masa tahun 70-an akhir dan 80-an awal. Sendu lagu-lagunya. Pada masa itu lagu yang punya irama menghentak mungkin aliran Godbless dan The Beatles (dari luar negeri). Yang laen serba sendu. Entah kenapa? Mungkin karena dunia juga masih muda baru berusia seribuan, waktu masih banyak tersisa. Sekarang dunia sudah berusia dua ribuan lebih, semua berpacu dengan ambisi meraih kesuksesan. 

Roy, Christine & Yenny
Langsung saya teringat masa-masa Roy Marten dan Rudi Salam masih muda-muda dan main di film dunia kampus. Yati Octavia juga masih berwajah 'Gadis Sampul.' Cantik banget. Inget rambut kiwir-kiwir (agak semi gondrong) dari Pak Roy dan Pak Rudi. Terus mereka juga pakai celana panjang model cut-brai yang kiwir-kiwir juga, saat itu jadi trend di film-filmnya. Jadi ketat tapi ujungnya melebar kayak sapu gitu, ha-ha,.. Beruntung banget sekeluarga kakak-adik ganteng-ganteng semua. Ada adik bungsunya Pak Chris Salam tapi film-nya lebih sedikit. Jadi ingat Baldwin brothers kalau di Hollywood. Kalo Roy Marten seringnya main film dengan Yenny Rachman atau Christine Hakim. Bu Christine pernah imut laksana Maudy Ayunda. Lihat aja fotonya!

Dulu juga ada pemain film Ibu Tanty Yosepha (ratu film drama) cantik banget setara dengan Ibu Suzanna (ratu film horror) cantiknya. Tanty Yosepha biasanya main film dengan Robby Sugara. Dua-duanya berwajah indo. Jaman sekarang wajah Indo banyak yakkk?? Sampe nggak tahu yang mana aja. Terus waktu SD itu saya juga punya majalah Liberty, majalah lama banget tahun 70-an. Ada foto Mbak Emilia Contessa nyanyi pakai celana pendek. Seksi banget mamanya Denada itu dimasa lalu. Semua tergambar dengan sendirinya seiring dengan nada-nada berkumandang dari Mbak Tetty Kadi. Ingatan saya paling kuat tentang diri sendiri adalah ketika ayah dan ibu mengajak saya naik ke kapal dagang raksasa di Tanjung Priuk. Ayah bekerja sebagai pelaut. Saya
Tanti & Robby
terkagum-kagum naik kapal itu saking gedenya. Ayah berlayar hingga ke Hongkong dan negara-negara lain. Dan ketika itu saya berusia 2 atau 3 tahun, belum punya adik. Saya ingat saya bergelantungan di lengan ayah dan ibu. Saya ditengah dan mereka di kanan kiri. Lalu saya asyik berayun seperti mainan ayunan. Iya, saya masih ingat!
Weird!

Lagu-lagu Mbak Tetty Kadi masih bisa dinikmati hingga kini. Tapi sama seperti feeling saya terhadap lagu-lagu Teresa Teng, bawaannya sendu kalau mendengar lagu-lagu lama seperti ini, jadi mellow. Mbak Tetty Kadi bersepupu dengan pencipta lagu terkenal A. Riyanto. Putra-putrinya kini membentuk band juga bernama Numata. Sementara Mbak Tetty Kadi pada usia 63 tahun baru saja menyelesaikan tugasnya sebagai anggota DPR RI dari Jawa Barat periode 2009-2014. Melihat fotonya sih masih terlihat cantik dan mempesona di usia 60+. Mbak Tetty Kadi adalah salah satu penyanyi favorit ayah dan ibu saya. Sendu dan syahdu kalau teringat. Ini salah satu syair lagunya, silahkan disimak,..

Kenangan Desember

Setiap kisah hidup wanita sudahlah tentu
Tergores kenangan yang tiada mungkin
Akan terlupakan

Bagi diriku lembaran ini sudah terjadi
Sewaktu asmara disaat itu 
Berkobar dihati

Sangat dingin udara diakhir bulan itu
Engkau datang diulangtahunku
  
Aku kau peluk aku kau cium oh penuh mesra
Untuk yang pertama kini ternyata 
Penghabisan pula

Meski selintas sungguh berarti pada diriku
Kenangan desember sangat berkesan
Didalam hidupku

Kenangan desember sangat berkesan
Didalam hidupku

10 comments:

  1. Kalau dengar lagu tempo dulu, saya jadi ingat diberi uang seratus rupiah oleh om saya, dan dengan uang itu saya jajan sampai kekenyangan. Berbeda dengan jaman sekarang jajan sepuluh ribu-an belum kenyang ya he he he semoga Tuhan selalu melimpahi kita dengan riski yang baik dan penuh berkat amin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya dulu seratus perak bisa jajan macem-maceeeem!! bisa krupuk mie pedas Rp. 25,- Es lilin kalo nggak salah Rp, 10,- atau Rp. 15,- itu model es lilin sekarang yang bisa rasa rasa duren/melon/strawberry dan bahannya masih sehat-sehat..

      Delete
  2. Ternyata ketahuan usianya... hehehe...
    Mungkin coretan pensil saya bisa memberi 'sesuatu'... ^_^ kalau gak suka lihat gambar ilustrasi pensil ya gpp :))
    http://wp.me/p60Eiy-7H

    ReplyDelete
  3. "Kenangan Desember"... ini lagu favorit saya dan Ibu. Ceritanya sama Ibu lagu ini dibikin ost buat saya sama mantan, yang waktu itu saya (kata Ibu) kelihatan bahagiaaa banget diajakin keluar makan sama mantan buat ngerayain ultah saya di bulan Desember. Daaan... weekend libur panjang kemarin doi (mantan) baru saja menikah...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oooo... so sad.. tapi nggak usah khawatir...pasti ada "edisi baru" untuk Gita hehehehe ;) -- yang lalu biarlah berlalu..

      Delete
  4. Semua yang ditulis Mbak Win diatas, biar kata generasi kita berbeda.. tapi berasa akrab sekali ditelinga saya, karena itu yang saya dengar dari musik yang diputar Ibu saya, dongeng dan cerita-cerita masa muda Ibu saya.. hehe, saya dan adik saya (biar kata cowok) adalah pendengar setia cerita-cerita Ibu di rumah.. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dulu itu waktu SD aku penggemar berat Pak Rano Karno.. gubragsss.. dulu kurussss banget si bapak Gubenur Banten wkwkwkw..

      Delete

Note: Only a member of this blog may post a comment.