Tuesday, August 18, 2015

Coast to Coast Sawarna (I) - Rute Pilihan

Sawarna itu ternyata ada di wilayah pantai selatan di peta bagian bawah pulau Jawa. Ibarat kata punggung-punggungan antara Teluk Pelabuhan Ratu (sawarna di sampingnya) dengan Teluk Jakarta (yang memiliki pantai Ancol). Yang satu ngadep utara, lainnya ngadep selatan. Saya itu 'anak pantura.' Dari lahir ya terbiasa main ke pantai, lha rumah saya dekat pantai gitu! Naik motor 5 menit juga nyampe ke pantai. But somehow, pantai utara itu kalem, permukaan pantainya mendatar, panas dan ombaknya relatif kecil. Jadi kalau ada pilihan pesiar, saya memilih jalan-jalan ke gunung. Saya pikir pantai itu membosankan, cuma mengeringkan kulit. Pendapat saya berubah setelah mengenal pantai-pantai selatan dengan keindahan serta kegarangan deburan ombaknya.

Pilihan Jalur Sukabumi nuju Sawarna
Sudah lama banget pengen ke pantai-pantai di desa Sawarna. Sering dengar orang-orang berpesiar ke Pantai Sawarna, kesannya kok eksotis, melankolis dan syahdu. Jadi penasaran banget. Katanya pantainya 'masih virgin'. Penasaran dong! Mamak-mamak mau ke Sawarna. Repot banget. Gagal terus. Selalu ada alasan untuk gagal. He-he! Weekend kemarin (15-17 Agustus 2015) dengan dua sahabat pasutri yang memang juga ingin pesiar kesana, kami jadi deh! Deal. Off we go,.. Kami pergi berempat bersama kedua teman itu dan putri semata-wayang saya. Suami kurang suka jalan-jalan semi bekpekeran. Bukan tipe 'anak petualang,' alasannya : saya ini orang desa, kalau diajak jalan-jalan ke desa lagi, saya udah malas dan nggak berminat! Halah, memang selalu ada alasan untuk 'tidak' travelling. But not for me,..

Teman kami mendapat informasi dari rekan kantornya yang hobby surfing. Dia terbiasa berselancar di wilayah Pelabuhan Ratu, sehingga tahu benar bahwa Desa Sawarna itu adalah tetangga Pelabuhan Ratu. Yang lucu, Pelabuhan Ratu masuk ke dalam wilayah Jawa Barat. Modern, keren, gagah dan go international. Banyak Cafe Resto yang keren-keren dan bergaya metropolitan. Udah beken lah pokoknya. Sawarna itu hanya disebelahnya, saya nggak paham berapa kilo tetapi sekitar 30-45 menit naik mobil pribadi dari Pelabuhan Ratu dan masuk wilayah Banten. Maaf ya, tetapi saya pikir satu-satunya 'kemewahan' yang dipamerkan Sawarna adalah Indomaret di ujung gang sebelum masuk ke perkampungan/desa Sawarna-nya! Jadi saya WARNING kalau ke Sawarna jangan ngajak teman/relasi/saudara yang terbiasa menginap di hotel berbintang lima dengan gaya hidup resort, takut berasa ngesot dan kena serangan jantung. Ini asli kampung dan semuanya dikelola sendiri oleh penduduk desa. Dalam hati sedih, masyarakat Banten usaha banget buat mengais rejeki. Bener-bener sedih, nggak tertahankan. Apakah dalam upaya bertahan hidup bagi masyarakat Banten negara hadir? Dimana? Lihat dong! Datang ke Sawarna, menginap disana! Nambah haru karena kami meninggalkan Sawarna Banten pas Hari Kemerdekaan RI ke 70.

Jadi gini ke Sawarna itu ada dua jalan. Yang paling mudah tentu liwat Banten-nya sendiri. Itu dari Tangerang - Serang - Pandeglang - Rangkasbitung - Malimping - Sawarna. Yang menyebalkan, jalanan pada rute ini rusak berat. Jadi menyupir liwat jalur ini disamping resiko macet kalo lagi berdesakan dengan truk-truk muatan yang ke arah pelabuhan Merak bisa diperparah dengan masuk ke Banten yang jalanannya rusak berat. Katanya sih minimal 7-8 jam menyupir kendaraan liwat jalur ini hingga mencapai Sawarna. Saya lagi-lagi heran. Saya ini warga Banten juga tapi mungkin wilayah yang paling dimanja : Banten - Tangsel. Jadinya shock, lha kok jalanan wilayah Banten lainnya ternyata nggak seenak Tangsel. Wake-up Tan! Thus, rekan yang surfer itu menyarankan liwat jalur kedua : Jakarta - Ciawi - Lido - Cikidang (semacam memotong liwat perbukitan) - turun di wilayah Pelabuhan Ratu - Cikahuripan - Sawarna. Jadi saya ini warga Banten yang mau wisata ke Banten, muter dulu mundur ke Jakarta, liwat Jawa Barat, Ciawi dan Lido, naik ke bukit-bukit Cikidang baru turun ke Pelabuhan Ratu. Jalan lagi naik perbukitan Cikahuripan masuk lagi ke Banten, nyampe deh di Sawarna. Hastagah! Gapapa, kita rakyat Indonesia kan mewarisi semangat juang 45. Oya kalau liwat rute ini akan memacu adrenalin juga. Jalan-jalan di perbukitan relatif bagus kondisinya hanya saja kelokan-kelokan, naik turun - patah - meliuk, belok, nanjak. Halah, pokoknya ati-ati jangan sampai mobilnya masuk jurang atau nyemplung ke laut. -- Go to Part II --

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.