Saya sedang melihat-lihat postingan saya dalam blog pribadi ini, mendadak merasa sedih. Moso, satu bulan cuma posting 5-10 naskah! Dikit bener? Maunya? Paling engga sehari nulis satu postingan dong! Jaman dulu kalau orang nulis diary kan juga tiap hari, ada aja yang dicurahkan oleh perasaan. Lalu menyalahkan nasib lagi. Aku kan bukan gadis remaja belia yang masih muda, duduk di sofa dan corat-coret kisah cinta. Aku mak-mak dengan sejuta dilema dan problema yang kalau dirata-rata bisa bikin gila. Lebay! Tapi pokoknya saya nggak puas dengan jumlah postingan yang sangat sedikit ini. Bagaimana cara menyiasatinya ya? Ada usulan? Disiplinlah! Sehari sekali buka lappy.
Masalahnya balik lagi, Mak-mak dengan sejuta urusan. Kadang pergi sana. Kadang pergi sini. Kadang ribut sendiri. Kadang nggosip sama tetangga kanan-kiri. Kadang berantem sama anak masalah kecil-kecil. Tapi urusan kecil-kecil gitu bisa seabreg lho! Saya juga heran. Kalau ditanya kesibukannya sekarang apa? PENGACARA : pengangguran banyak acara. Dalam beberapa minggu ini saya listing udah ada bejibun event, kegiatan, pesanan, ajakan dan kesibukan bersama handai taulan yang SAYA TIDAK (BELUM) sempat menuliskannya. Beberapa event dahsyat yang terlewatkan untuk ditulis antara lain : acara liburan ke Puncak Bogor, acara reuni ketemu sahabat komunitas crafters, acara launching buku seorang teman yang menelurkan novel keduanya, acara wawancara sebuah keluarga yang kesaksiannya mengguncangkan jiwa, acara mengantar anak berkunjung ke SMA musik, acara sibuk sendiri edit foto dan merapikan fan-page FB, acara nonton film Galapagos. Ini juga sudah 'dipesan' jumat mau ketemu temen lain di PIM, tengah bulan diajak nonton mission impossible, jelang akhir bulan mau diajak ke Cirebon. Gila, mak-mak apa kutu loncat nih? Aih jangan bahas kutu ah,...
Saya dan suami itu berbeda sifat, 180 drajad. Saya temannya banyak dan suami hanya punya sedikit teman. Karena temannya banyak tentu saja selalu ada clash, pertengkaran, rasa haru, kagum, sebel dan sebagainya antara saya dengan teman-teman. Kalau sedang 'curhat' pada suami, ia akan berkomentar, "Kamu itu suka berteman. Teman kamu banyak. Lalu kamu ribut sendiri dan kadang sebal sendiri dengan teman-temanmu. Padahal kamu sendiri juga yang senang berteman dan punya banyak relasi?" Caranya menjelaskan seperti tambah-kurang-kali-bagi dalam matematika. Rumus yang sederhana sebenarnya. Kalau rajin berkomunitas dan berteman ya sudah, bijaksanalah and be a grown-up menyiasati segala seluk-beluk pertemanan. Jangan punya teman, lalu jadi ribed sendiri. Tapi saya memang tertarik dengan adanya banyak teman. Setiap hari ada PELANGI WARNA KEHIDUPAN karena teman-teman saya selalu punya sejuta cerita dan rahasia dalam hidupnya (kadang tentang cinta, kadang tentang istri kedua,...aish!). Makanya, SEHARUSNYA setiap hari saya posting satu CERITA dong ya? SEMANGAT! yaelah...kurang kerjaan nih mak-mak gaje!
saya melihat beberapa pria memang mempunyai sedikit teman, bahkan kurang bisa berkomunikasi karena ada pemikiran yang berkembang di masyarakat (pernah ditujukan kepada saya juga): "cowok kog ceriwis"... padahal, tiap orang kan butuh berlatih ngomong juga. memangnya untuk para wanita yang sering banget di dapur... dalam berlatih memasak akan jarang kelebihan gula atau garam?
ReplyDeleteiya tuuh bener.... criwis dikit gapapa...tll pendiam kayak hantu jadinya? hehe--
Delete