Friday, August 21, 2015

Tujuan Besar dan Tujuan Kecil

Ada orang bertubuh besar tapi cita-citanya kecil. Ada orang bertubuh kecil tapi cita-citanya besar. Dalam hidup yang sementara ini cita-cita Anda sebenarnya apa sih? Ingin hidup berkecukupan. Baik! Caranya? Belajar dan bekerja. Baik! Belajar apa dan bekerja sebagai apa? Belajar di sekolah dan bekerja di kantor. Baik! Sampai disini mulai agak membingungkan ya? He-he,... Cita-cita yang masih jamak. Semua orang juga mendefinisikan seperti itu. Apa sih cita-cita specific? Ingin menjadi juara Indonesian Idol. Interesting! Ingin dikirim pertukaran pelajar ke Inggris. Cool! Menurut saya punya cita-cita, mendefinisikan cita-cita, fokus dan mengarah pada tujuan adalah penting untuk eksistensi. Bukan eksis bernarsis foto ria di segala sudut kota, tetapi exist as a human being! Manusia sedemikian banyaknya di muka bumi ini. Apakah kita akan memilih jadi semut pekerja biasa diantara jutaan semut lain? Atau semut prajurit yang berjuang sampai mati? 

Herannya kadang-kadang saya melihat banyak sekali orang yang membuang-buang waktu dengan bersantai. Saya tahu memforsir diri dengan bekerja terlalu keras juga tidak baik. Tetapi kalau pencapaian secuil lalu lenggang-kangkung bersantai dan membuang hari-harinya dengan percuma, dengan mengobrol atau mengobral kata-kata yang tidak penting, menurut saya adalah kesia-siaan. Saya punya dua kenalan yang membuat saya terlongong-longong karena perbedaannya. Yang satu pria pengusaha muda. Benar-benar masih muda dan banyak membuka lapak-lapak perdagangan. Dia melakukan bisnis sambil menolong adik-adik dan saudara-saudaranya yang lain. Lalu ketika ditanya, ternyata masih bujangan alias belum tertarik untuk menikah. Alasannya belum berkeluarga karena merasa masih belum mapan, ingin mengumpulkan rejeki dulu. Yang lain lagi teman yang sudah paruh baya dan berkerja sebagai karyawan staff puluhan tahun lamanya. Setiap hari bekerja, jarang dirumah, jarang bersama keluarga. Ketika wafat meninggalkan dua istri dan beberapa anak-anak. Nasib keluarganya? Saya tidak tahu juga. 

Tapi silahkan dipikir, mana yang make sense? Mana yang masuk diakal dalam melayari kehidupan ini? Apakah hidup hanya untuk dijalani lalu mati. Atau hidup dengan strategi dan memasang kuda-kuda? Tentu saja semuanya selalu berpulang kembali pada Tuhan. Manusia berencana Tuhan menentukan. Saya hanya menemukan kenyataan yang mengkhawatirkan. Ketika manusia akhirnya mempunyai tujuan hidup, bagaimana si manusia itu akan menakar kemampuannya? Tidak mudah! Bisa jadi orang kecil terjebak dalam tujuan besar yang pada akhirnya hanya akan menjadi beban dalam hidupnya. Bisa juga orang besar yang punya tujuan kecil hanya berakhir pada pengumpulan harta dunia saja. Berhenti disitu. Paling mengkhawatirkan adalah orang kecil tapi merasa dirinya besar. Pencapaiannya belum seberapa tetapi omongannya sudah melebar kemana-mana. Alias orang yang cepat puas dengan hidupnya lalu membuang waktu dengan mengibul saja. Be careful. How do you define yourself? He-he,...

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.