Saturday, October 10, 2015

Momon, Kenapa Harus Jadi Beban Pikiran?

Surat nyampah tentang Momon tersayang,...

Momon adalah adik perempuan yang kutemukan somewhere out there. Ceritanya panjang, lebar dan menyedihkan, awal perjumpaanku dengan si Momon. Tapi sejak hari pertama kami berkenalan, persaudaraan ini tiada henti. Padahal jarang ketemu, paling dua atau tiga kali dalam dua tahun. Tapi karena Momon dan aku berbagi pengalaman pahit bersama, tidak ada yang kami sembunyikan dan tidak ada yang kami jaimkan satu sama lain. Kadang-kadang aku sedikit ketus dan tega pada si Momon. Abis capek, ngasih tahu dan ngasih nasihat, masuk kiri keluar kanan. Aku ingin Momon jadi kembang yang sungguh mekar. Do something or be someone!

Gini,... aku ngeliat Momon persis kayak diriku bertahun yang silam. Sifat dan keras hati yang sama persis. Rasa sensitif yang sangat tinggi. Dulu teman-temanku takut salah bicara denganku. Balik lagi menyalahkan masa kecil yang tidak bahagia, kayaknya seperti lingkaran setan yah? Ya pokoknya 'sensi kelas kakap.' Dulu aku nggak ngerti, kenapa sensi? Ternyata diam-diam aku suka nulis! Dan dulu nggak nulis. Jadilah sensi. Semua masuk ke hati, jengkel, dongkol, kecewa dan sebagainya. Masalah kecil jadi besar, masalah besar jadi malapetaka. Duh! Ga abis-abisnya tiap hari ngegerundel, hidup ini totally sh*t! Menulis akhirnya menjadi pelepas stress, terkadang nyampah abis!

Itu dulu! Sekarang,... (kayak iklan aja!). Pokoknya itu dulu ketika semua hal hanya jadi beban pikiran dan tidak dituliskan. Nah! Aku lupa kapan tepatnya ya? Mungkin sejak ibuku tiada, aku jadi terlepas beban. Dulu semua serba menakutkan, penuh kehati-hatian karena aku takut mengecewakan ibuku. Momon mirip aku dimasa lalu. Tapi berkebalikan denganku, masalah Momon mungkin adalah dengan bapaknya. Bukan dengan ibunya. Masalahnya apa aku sendiri nggak jelas dan nggak tahu. Mungkin diam-diam Momon kesal atau kecewa pada bapaknya. Diam-diam Momon punya harapan tinggi pada bapaknya. Atau sebaliknya bapaknya yang punya harapan besar pada si Momon. Aku nggak tahu, tapi aku merasa yakin masalah Momon adalah dengan bapaknya,...

Di hidup ini ada 'belitan nasib' yang kadang tidak kita sadari bahwa penyebabnya adalah karena kita terlalu mengikatkan diri pada satu hal. Ada 'belitan nasib' yang biasanya mengikatkan kita dengan orang terdekat, bisa ayah atau ibu. Ada yang salah dalam hubungan-hubungan itu. Ibu yang salah berlaku, ayah yang salah bertindak, anak yang sudah diluar kendali orang tua. Biasanya tentu saja anak-anak yang sudah sangat kurang ajar atau level durhaka. Tidak bisa dijelaskan kenapa belitan-belitan nasib ini terjadi. Biasanya sih memang dari perilaku diri sendiri. Kurang disiplin sebagai ayah, kurang lembut sebagai ibu. Dan sebagainya. Melahirkan anak-anak yang resah dan mudah galau. Banyak pula anak-anak yang berusaha benar walaupun dibesarkan dengan cara-cara yang tidak benar, inipun menimbulkan galau,...

Setiap hari Momon 'curhat' padaku, "Cicie, aku putus dengan cowokku dikantor dan jadi bahan ledekan serta olokan oleh teman-teman yang lain." Besoknya Momon 'curhat' lagi, "Cicie aku disuruh melatih anak junior magang. Bodohnya minta ampun, Cie. Aku naik darah ngajarin orang kayak gini,..." Berikutnya Momon kesal lagi karena ada teman yang berlaku culas, "Aku udah benci temanku itu Cie,... di depan gayanya baik banget. Di belakang ternyata dia jelek-jelekin aku. Memfitnah aku,...Aku muak Cie,..." Aku senang mendengarkan curhat Momon dan mencoba mencari solusi-solusi. Sebenarnya sampai hari ini aku masih sangat senang mendengar curhat Momon. Kekecewaan dan ketidakpuasan Momon memiliki 'energi'. Sama seperti aku dulu. Kadang kita berniat baik tetapi tidak dihargai, bahkan tidak dianggap. Namun aku nggak mau Momon gitu terus. Mon, aku ulangi lagi : do something or be someone!

Kenapa? Mon,... semua orang mengalami masalah yang sama! Semua orang pernah dicampakkan (even yang nggak ngaku), semua orang pernah dongkol memberi nasihat atau memberi ajaran yang tidak diindahkan (even yang mengaku dihormati oleh semua orang), semua orang pernah ditusuk dari belakang (even mereka yang nggak merasa). That's life! Ini artinya kamu HIDUP, Mon! Selalu ada dan terlibat masalah serta situasi-situasi yang seringkali menjengkelkan... Mbok ya'o akupun pernah dongkol seperti itu. Mending kalo dongkol ke orang-orang yang gak penting kaya masalah kamu Mon (maaf ya..). Aku sering dongkol seperti itu pada ibuku, ayahku, suamiku dan putriku. Itu lebih mencekik perasaan. Kuncinya adalah : BAGAIMANA KITA BERSIKAP. Gak mudah,... tapi harus dilatih. Bahasa Russia-nya Mon : ndablegh,...

Ndablegh itu = Masa Bodoh = Whaddaever = Talk to my hand (ngoceh'o pada telapak tanganku). Iya Mon, ilmu ini gampaaaaaaaaaaaaaang banget, tapi manfaatnya sehaaaaaaaaaaaaaaat banget Mon. Sumpah! He-he-he,... Aku kalo udah capek ngurusin seseorang atau sesuatu, udah langsung cuekkin kelas dewa aja Mon. Dan itu twisted Mon, situasi yang bisa kamu ubah sendiri 180 derajad. Itu sah saja sesuai kata hatimu yang membawa damai. Suatu hari kamu mencintai seseorang, kamu sudah melakukan yang terbaik. Kamu mencintainya hingga air mata terakhir. Kalau dibalas dengan buruk, ya kabur dong Mon? Lha, ngapain bertahan??... Apalagi dibahas oleh orang lain kamu jadi sensi. Nyengir aja, "Duh maap bukan urusan kamu dan aku udah tutup buku!" Orang itu masih ngoceh? Tinggal pergi,... Lalu Mon, masalah naik darah nggak sabar karena sikap orang lain. Biarkan saja. Seseorang yang memang tidak ingin berubah, biarkan saja. Mo nyemplung sumur atau masuk jurang itu hak dia. Itu pilihan dia. Terkecuali untuk anak yang masih dibawah umur, kamu dapat mengarahkan pada kebaikan. Kalau sudah 18 tahun ke atas dan tidak bisa dinasihati, kenapa pusing? Kasarnya: usia segitu seseorang harus udah punya otak! Jadi jangan dijadikan beban pikiran kamu. Masalah orang yang sirik/ mengkhianati/ menusuk dari belakang? Cari teman yang lain Mon,... even penguin di antartika juga banyak! 

Sikap orang lain itu tanggung jawab mereka, Mon. Tetapi sikap kita terhadap orang lain, itu tanggung-jawab kita. Tanggung jawab kemana? Tanggung-jawab kepada Tuhan lah. Jadi kenapa harus jadi beban pikiran? Kamu nggak move-on. Kalau terus ngebahas masalah yang sama. Suasana kantor juga akan selalu sama dimana-mana. Tanyalah seluruh orang dimuka bumi ini, ada nggak yang 1000% di kantor berasa kayak di surga happy-nya luar biasa? Nggak mungkinlah Mon! Akan selalu ada 1001 intrik. I will always be your 'cicie'... I will always be there as your big sista. Aku cuma nggak suka, kamu muter-muter dengan masalah yang sama Mon. You know what, kayak little puppy menggeram dan muter-muter mengejar ekornya sendiri. Nggak akan berhenti, terkecuali kamu sadar. Tujuan lain dari hidupmu... What? KPR rumah? Travelling ke Singapore? Pindah ke Jakarta? Menyelam di Bunaken?... Make a wish and whisper it to the wind,... Raih Mon, raihlah dengan tanganmu,...Mon, do something or be someone! 

I love you Momon,...

foto doc. pinterest

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.