Tuesday, March 22, 2016

Kepompong

Sebulan lebih tidak blogging. Bukan karena sakit. Dibilang malas, mungkin juga malas. Saking lamanya tidak mengetik jemari terasa kaku ketika menekan tuts pada notebook. Ada apa? Hmm,... tidak ada apa-apa. Ada masanya dalam hidup ini permasalahan menumpuk dan menggunung sehingga manusia kelelahan untuk menanggapi dengan emosi yang tersisa. Disisi lain ada pula masanya keadaan begitu tenang, aman dan nyaman sehingga manusia juga menjadi pasif dan tidak tahu hendak melakukan apa. Tepatnya keadaan kedua yang tengah saya alami. Bosan? Mungkin. Bahagia. Harus. Hidup ini tujuannya hanya untuk merasa bahagia. Bahwa kebahagiaan setiap orang bergantung pada 'jimat'nya masing-masing itu perkara lain. Ada orang bahagia karena memiliki orang yang dicintai. Ada orang yang bahagia karena serba berkecukupan. Ada orang yang bahagia hanya karena bisa makan nasi dalam sehari. Maka dari itu manusia harus waspada dan yakin tentang apa yang benar-benar dikehendakinya. Be careful with what you wish for...

Untuk saya pribadi, menyenangkan ketika keluarga saya merasa senang dan damai. Suami merasa bahagia dan putri semata wayang saya juga selalu terlihat gembira. Dengan satu-satunya sahabat sejati yang hampir setiap hari berinteraksi, Elvira, saya juga merasa damai. Kadang lelah dengan begitu banyak teman dan segudang permasalahan mereka. Bukannya tidak bisa berempati atau bersimpati tetapi mungkin saya memasuki masa-masa 'kepompong'-- hanya senang menggulung diri dan tinggal dengan nyaman di dalam kantong hidup saya sendiri. Buruk? Saya rasa ini hal yang buruk. Karena saya menjadi manusia yang pasif, acuh, masa bodoh dan mengebiri semua ambisi saya yang ada sebelumnya. Hidup ini tricky ya? Banyak keculasan yang kita hadapi di dalam kehidupan. Ketika manusia banyak bertingkah lalu muncul pula banyak masalah, namun ketika manusia diam dan berdamai dengan keadaannya hidup menjadi sangat hambar. Sebenarnya apa yang diharapkan Tuhan dari manusia? 

Tulisan ini hanya serangkaian omong kosong yang acak adul, bingung ingin bercerita apa. Beribu bahkan berjuta kejadian meliputi hidup kita setiap detiknya. Setiap momen berharga untuk dirayakan. Mungkin saat ini adalah saatnya saya merayakan hidup yang datar dan membosankan. Setidaknya saya yakin ini adalah pilihan saya pribadi dan bukan paksaan keadaan. Maka saya menikmatinya dengan sukacita. Saya tidak ingin mencari-cari masalah. Tidak pula sedang berminat untuk mengurusi kehidupan orang lain. Dimana kadangkala saya berbinar mendengarkan setiap kisah kehidupan. Saya adalah pendongeng! Bagaimana bisa saya mendongeng jika saya tidak mendengarkan setiap kisah kehidupan yang disampaikan oleh orang-orang yang ada di sekitar saya? Saat ini mungkin saya hanya merasa lelah. Untungnya saya tidak lapar. Teringat kata-kata bijak seorang teman yang mengatakan bahwa orang yang mudah dengki/sirik adalah orang-orang yang dicurigainya "mungkin mereka lapar." Dengan kata lain uang dan harta menempati kecurigaan teratas untuk mendikte perilaku manusia. Bisa jadi benar. Mudah-mudahan dengan fase kepompong ini saya bisa keluar dari belenggu pendiktean oleh uang ( dan ambisi). Menulis lagi? Yuk kita lakukan! 

Foto: buglifecycle

Monday, February 8, 2016

Drama 03 - Godaan (Temptation) *****

Beberapa kali saya melirik poster dari drama ini. Awalnya saya malas nonton, judul dramanya adalah "TEMPTATION" alias godaan. Judulnya simple dan sangat umum. Ini seolah saya harus menonton film "dibalik kelambu." Karena judulnya yang mengundang eksorsisme alias penolakan, saya menunda menonton drama ini. Beberapa drama lain sudah saya ikuti dengan seksama dan setelah menonton saya malah malas menuliskan resensi/ review dikarenakan,... saya langsung nonton serial berikutnya! Kecanduan menonton drama berseri benar-benar menjengkelkan bagi saya, ibarat kecanduan narkoba. Malas ngapa-ngapain dan hanya penasaran dengan lanjutan dari kisah drama yang tengah saya ikuti. Sakauw, ...

Temptation (dirilis tahun 2014) turns out to be best drama Korea for me--so far. Outstanding. Saya merasa harus menuliskannya sebelum kesan honeymoon saya tentang drama ini pudar dari ingatan. Mengikut silsilah dari berbagai drama yang sudah saya lahap sebelumnya drama ini: perfect. Pengen nonton lagi kelak. Judulnya memang 'murahan' tapi kualitas dramanya 'mahalan.' Episode satu dibuka dengan pasangan suami-istri Cha Seok Hoon (Kwon Sang‑Woo) dan Na Hong Joo (Park Ha-Sun) yang telah menikah selama enam tahun tengah dililit hutang. Sang suami, Seok Hoon berbisnis finansial dan gagal hingga berhutang sangat besar. Seok Hoon bahkan hampir dikeroyok oleh para nasabah. Keduanya terbang ke Hongkong untuk menemui sang partner bisnis yang ternyata telah...bunuh diri (Aih, saya mengerti rasanya karena pernah tertipu investasi,..Brrrr!). Keduanya panik total apalagi rumah mertua turut digadaikan. Dalam kepanikan ini, sang istri, Hong Joo hendak bunuh diri nyemplung ke laut. Ia kemudian ditolong oleh Yoo Se-Yong (Choi Ji Woo) yang adalah wanita taipan/pebisnis. Se-Yong cantik, smart, elegan, berusia matang dan always single. Se Yong menikah dengan pekerjaannya. 

Perbuatannya menolong Hong Joo membuat Se-Yong otomatis berjumpa dengan Cha Seok Hoon, suami dari Na Hong Joo. Seok Hoon dan Hong Joo adalah pasangan yang serasi. Cantik dan ganteng. Kelemahannya satu: keduanya tidak berduit banyak. Mungkin agak nyinyir kalau saya coba berkomentar disini: saling mencintai kalau sama-sama kere ternyata repot juga. Seok Hoon bukanlah orang asing bagi Se-Yong. Sepuluh tahun silam, Seok Hoon pernah melamar kerja di perusahaan Se Yong dan ditolak oleh Se Yong sendiri. Padahal semua hasil test dan wawancara Seok Hoon excellent. Alasan penolakan Se Yong adalah bahwa Seok Hoon punya pertimbangan kemanusiaan, menggunakan empati dalam membuat keputusan. Menurut Se Yong sebuah perusahaan yang berbisnis tidak bisa terlalu lembek, harus sharp (tajam) hanya berfokus pada situasi-situasi profitable. Dalam hati Se Yong terkenang Seok Hoon yang sebenarnya punya sifat pandai, baik dan jujur --- oh ya saya lupa menambahkan orangnya ganteng pake banget :)--. Se Yong berpikiran taktis, pandai melakukan berbagai politik dan negosiasi bisnis. Sikapnya dingin, lembut elegan namun menusuk. Menemukan Seok Hoon sudah menikah dan dilanda kesulitan, ia mulai menyelidiki. Se Yong langsung mendapati bahwa Seok Hoon sedang dilanda krisis keuangan. 

Saya tidak begitu paham kurs won, mata uang Korea. Anggap saja krisis keuangan finansial Seok Hoon adalah satu milyar rupiah. Se-Yong menawarkan membayar satu milyar rupiah asalkan Seok Hoon bersedia menemaninya selama empat hari di Hongkong. Singkatnya : bayar cowok satu milyar untuk menemani selama empat hari. Dan yang lebih gawat, cowok ini berstatus suami orang! Seok Hoon langsung dikiriminya down payment uang sebesar seratus juta. Dan setiap hari berikutnya akan dikirim 300 juta hingga selama tiga hari. Wuah, ...pasangan serasi yang bahagia ini, Seok Hoon dan Hong Joo mulai gonjang-ganjing rumah-tangganya. Si istri sangat kaget dan suaminya super kaget. Keduanya merasa terhina oleh kelakuan Se Yong (mirip plot film lama Indecent Proposal). Tapi uang itu memang tepat jumlahnya dan dibutuhkan untuk menutup kerugian yang ada. Perdebatan dan keraguan mulai muncul diantara sepasang sejoli yang tadinya begitu saling mencintai. Heboh! Sampai pada puncaknya, ternyata Seok Hoon memilih untuk memenuhi permintaan Se Yong. Menemani selama empat hari di Hongkong! Istrinya, Na Hong Joo pulang sendiri ke Korea dengan hati porak poranda. Benaknya memikirkan hal yang tidak-tidak tentang suaminya dan wanita yang berani membayar sedemikian mahal.

Ikatan antara sepasang suami istri mulai goyah. Bagi penonton yang berpikiran mesum, silahkan kecewa. Ternyata Seok Hoon dibayar bukan untuk adegan 'dibalik kelambu.' Ia diminta oleh Se Yong untuk bekerja sebagai asisten melakukan riset, meeting dan kompilasi data berbagai perusahaan. Seok Hoon yang tadinya udah bete dan terhina, terkejut ketika disediakan meja kantor dan seperangkat komputer serta printer. Disindir oleh Se Yong, "Iya.. kamu saya minta untuk mengerjakan urusan kantor. Kenapa? Kamu pikir kamu akan diminta melakukan bed service?" Se Yong sebenarnya belajar dari Seok Hoon pada masa lalu untuk sedikit punya empati dan berusaha menolong orang lain. Ia agak menyesalkan keputusannya kala itu menolak Seok Hoon bekerja di perusahaannya. Se Yong juga sudah menolong Hong Joo yang tadinya hendak bunuh diri nyemplung ke laut tapi masalah keuangan tokh masih ada. Maka Se Young memutuskan untuk membantu dengan memberikan dana untuk menutup kerugian Seok Hoon. Istilahnya : nolong jangan tanggung-tanggung. Iya, cuma ada dalam film kali ya! Maap belum pernah dengar kejadian sungguhan. 

Sepulangnya ke Korea, Seok Hoon menjelaskan pada istrinya, Hong Joo, bahwa tidak ada kejadian apapun antara dirinya dan Se Yong. Bahwa ia hanya diminta untuk bekerja sebagai assitant CEO. Tapi Na Hong Joo kadung cemburu berat, marah besar, dendam, merepet, merengek dan murka. Wajahnya terus-terusan asem dan kata-katanya selalu getir. Hatinya luka bakar stadium 4. Film ini memotret dengan baik, bagaimana sebuah perceraian dapat terjadi. Pertama, ketika sudah tidak ada saling percaya. Kedua, ketika hanya satu pihak yang berusaha keras. Ketiga, ketika emosi diumbar dan diberi kesempatan untuk terus berkobar. Dalam kesibukan move on dari kerugian investasi, Seok Hoon sering berjumpa dan bahkan sempat bergabung dalam perusahaan Se Yong. Ia memang sedang butuh kerja dan mencari koneksi/networking. Se Yong membantu dengan tulus, kebetulan Seok Hoon juga memiliki keahlian management. Se Yong sempat mengemukakan pada Seok Hoon, ia menyukai lelaki itu. Seok Hoon menjawab dengan sopan bahwa ia juga memiliki rasa pada Se Yong. Tapi ia lebih memilih untuk terus mencintai istrinya, Na Hong Joo. Bertahan dalam mahligai pernikahan. Perhatian Se Yong ditolaknya dengan sopan dan selembut mungkin. Keduanya memiliki etika dan profesionalisme tinggi, tetap mampu berkomunikasi serta bekerja sama dengan baik. Sebaliknya sang istri, Na Hong Joo terus diliputi dengki dan benci membabi-buta yang berakhir pada permintaan cerai. Seok Hoon bertanya hingga tiga kali pada Na Hong Joo : kamu yakin ingin bercerai? kamu yakin? kamu yakin? Bagaimanapun orang-orang yang memiliki etika akan punya garis batasan. Dalam hal ini pernikahan menjadi garis pembatas yang ditaati oleh Seok Hoon selain dari rasa cintanya pada Hong Joo, tanpa melakukan pelanggaran apapun. Hong Joo ngotot bercerai dengan mata melotot dan muka muram (aih, .. saya aja sebel ngeliatnya, ...bisa dimengerti kenapa laki-laki gak suka banget perempuan yang terus merengek,....). Maka bercerailah mereka.

Sisi pertama film ini saya beri judul, "Bagaimana cara merebut suami orang lain." Sisi yang kedua barangkali berjudul, "Jodoh dan kebahagiaan adalah dua hal yang sangat berbeda." Tidak semua kisah perjodohan berakhir Happy Ending. Tetapi bukan berarti kita lalu menjadi tidak bahagia selamanya. Pernikahan sebaiknya diusahakan hingga titik darah terakhir, tetapi yang namanya takdir juga tidak dapat dihindarkan. Selalu bersiap setiap saat. Saya percaya kebahagiaan berikutnya akan selalu ada. Kebencian Na Hong Joo sangat berlarut-larut sehingga membuat dirinya sendiri tenggelam dalam kubangan penderitaan. Orang-orang yang dibencinya yaitu Se Yong dan Seok Hoon pada akhirnya move on dan bahagia menemukan cinta mereka sendiri. Seok Hoon adalah cinta pertama Se Yong sepuluh tahun silam ketika ia menolak pria itu untuk bekerja di perusahaannya. Kehendak Tuhan mungkin memang keduanya harus kembali pada titik kesan dari perjumpaan pertama tersebut. Kejadian ini tidak bisa diterima oleh perasaan hati Hong Joo yang terbakar cemburu. Benci banget! (Aigoooo...mencintai juga jangan keterlaluan kali yeee.. cinta dan benci tipis bedanya...). Padahal Hong Joo sendiri yang memaksa bercerai ketika Seok Hoon ingin terus bertahan. Satu hal buruk merembet pada hal buruk berikutnya dan terus beruntun menimpa Hong Joo. Ia tak pernah bahagia hingga akhir cerita. Aish,.. mengerikan!

Plot cerita dan permainan karakter dari para aktor serta aktris pendukung tanpa cacat cela. Drama berseri hingga nomor 20 ini sama sekali tidak membuat saya bosan. Kadang-kadang ikut menangis saking terharunya. Suami sampai menyindir: perlu saputangan? It was sad. It was sweet. It was true. Adult drama -- no need adult content yang macam-macam. Sarat muatan dan nasihat. Sebagai catatan Choi Ji Woo (pemeran Yoo Se Yong) adalah pemeran utama WINTER SONATA (rilis 2002). Sebuah drama yang merupakan gelombang pertama, munculnya gebrakan drama Korea di kancah Asia dan dunia. Aktingnya tak bisa dipandang remeh. Entah kenapa, dulu saya kurang suka 'winter sonata' seingat saya isinya nangis-nangis melulu. Temptation juga dibingkai manis dengan percintaan adik Se Yong yang cantik, bernama Yoo Se Jin dengan adik cowok Hong Joo yang bernama Na Hong Gyu. Pahit manis karena kakak mereka merupakan musuh bebuyutan. Yang satu suaminya direbut. Yang lainnya merebut suami. Dalam kenyataan sepertinya tidak ada cara merebut suami orang dengan 'semanis madu' seperti ini. Biasanya pakai adegan jambak-jambakan dan santet. Namanya juga drama cing! Seandainya ada yang bersedia membayar semilyar untuk suami/kekasih? Bagi dua aja yaa? Gyaaaaaaa....

Foto: berbagai sumber/wiki

Monday, January 25, 2016

Drama 02 - Kita Lihat Saja Bagaimana Akhir Kisah Ini (Que Sera Sera) ****

Eun Soo & Jun Hyuk
Seperti yang sudah saya duga, 'keracunan' drama Korea sangat buruk bagi kesehatan jiwa saya. Menghabiskan banyak waktu di depan pesawat televisi, menguasai semua remote, menghabiskan stock snacks. Pokoknya buruk! Ada beberapa drama Korea yang saya tonton hingga hari ini. Tapi drama "Que Sera Sera" yang dimainkan oleh empat bintang Korea ini (Eric Mun, Jung Yu-mi, Lee Kyu-han dan Yoon Ji-hye) sangat menggugah perasaan. Magnificent! Termasuk drama Korea bintang lima bagi saya. Keempat aktor/aktris entah karakter aslinya memang demikian, atau sangat canggih pemahamannya terhadap naskah, mampu menjiwai peran dengan sangat baik. Catatan ringan hanya untuk Lee Kyu-Han yang berperan sebagai Jun-Hyuk Oppa (oppa = kakak = abang; panggilan dari gadis pada pemuda teman dekat). Aktingnya sedikit dangkal dibanding yang lain tetapi lumayan masuk ke dalam 'permainan' drama yang dilakonkan. 

Bagi mereka yang terbiasa emosional dalam kisah percintaan, drama ini seakan mapping (memetakan) mampu menunjukkan, bagaimana sebenarnya perasaan cinta yang sering membuat orang kebingungan dan putus asa dalam menjalaninya. Ada grafik perasaan yang dapat kita ikuti dengan jelas. Kisah ini saya anggap real, tidak mengada-ada. Saya pikir seseorang barangkali pernah mengalami masa-masa putus asa seperti ini dalam bercinta dan mampu menterjemahkan dengan baik pengalamannya dalam sebentuk drama. 

Eun Soo & Tae Joo
Grafik perasaan dimainkan dengan sangat 'brilliant' oleh Eric Mun dan Yu-Mi. Singkatnya, "Kayak beneran terjadi." Eric Mun adalah anggota boyband K-Pop angkatan awal bernama SHINHWA. Pertama ngetop-ngetopnya boyband berasal dari Korea. Ketika saya menanyakan pada putri saya, "Pernah denger Eric Mun nggak yang dari K-Pop boyband Shinhwa?" Putri saya menjawab singkat, "Pernah, tapi boyband-nya udah ga gitu terdengar kayaknya Mami. Itu band jadul." Terus saya jawab, "Dia baru berumur 36 tahun kok,.." Putri saya menjawab lugas, "Iya,....buat bintang K-Pop itu tuakk..." Aisssshhh! 

Ceritanya gini. Kang Tae Joo (Eric Mun) pegawai kelas menengah di sebuah perusahaan swasta adalah buaya kelas kambing. Ia gemar pacaran dengan perempuan-perempuan kaya yang bersedia menanggung biaya hidupnya. Memberi hadiah, membiayai dst. Jadi dia 'suka main perempuan' tapi dia tidak pernah punya perasaan mendalam terhadap perempuan manapun. Semuanya biasa, hanya teman perempuan yang memberikan kenikmatan hidup.

Hae Rin & Tae Joo
Suatu hari Tae Joo ketemu dengan Han Eun Soo (Jung Yu-Mi). Gadis ini ndeso, miskin, rada bloon dan mukanya culun, biasa banget. Datang ke kompleks apartment Tae Joo, mencari adiknya. Saking ndesonya dia nuduh Tae Joo nyulik adiknya, rupanya dia salah apartemen. Setelah ketemu dengan adiknya mereka ternyata bertetangga, tinggal berdekatan di kompleks apartemen tersebut. Walhasil jadi sering ketemu. Tae-Joo rada jengkel karena Eun Soo kerapkali menyebut dia "Ahjussi = Oom" seolah dia tuwek banget. Belum lagi Eun Soo sering minta tolong ini itu (sampai membetulkan pipa ledeng yang bocor) dengan merengek dan pasang muka memelasnya yang ndeso. Karena kasihan Tae Joo jadi sering nolong Eun Soo dengan sendirinya. Terkadang dengan cara menggerutu, marah-marah terganggu, bahkan nonyol-nonyol kepalanya Eun Soo dengan ekspresi, "Kamu itu jadi perempuan kok bloooooon.... banget!"

Lama-lama Eun Soo-nya naksir Tae Joo, karena dianggap cowok yang baik walaupun kasar dan ogah-ogahan. Tapi Tae Joo males ngurusin Eun Soo lebih lanjut, bukan tipe wanita idamannya. Mana bloon dan miskin pula. Tae Joo sempat memberi nasihat pada Eun Soo, "Kamu jangan sembarangan mau sama cowok. Musti hati-hati. Banyak yang nggak bener dan banyak cowok hanya suka manfaatin cewek doang!..." Eun Soo-nya menjawab, "Akh, kamu jangan meremehkan saya. Gini-gini saya juga pernah punya pengalaman jatuh cinta..." Tae Joo tertawa karena ia tahu Eun Soo sangat lugu dan bloon tapi ngeyel/keras kepala sok tahu. Terus ditantangin oleh Tae Joo apakah Eun Soo pernah merasakan ciuman pertama? Akhirnya Eun Soo dicium oleh Tae Joo untuk pertama kali di dalam lift kompleks apartemen mereka. Setelah itu Eun Soo makin jatuh cinta setengah mati dan mengejar-ngejar Tae Joo. Jelas ditolak!

Disisi lain ada Cha Hae Rin (Yoon Ji Hye) dan Shin Jun Hyuk (Lee Kyu Han) yang adalah putri dan putra dari pemilik World Mall di Seoul. Berasal dari keluarga yang kaya raya. Keduanya saling jatuh cinta. Yang putra adalah anak hasil adopsi sehingga percintaan mereka seharusnya dapat berlanjut. Entah mengapa orang-tua Hae Rin si putri kandung pemilik Mall kurang setuju. Mereka mendidik Jun Hyuk untuk menjadi Manager Perusahaan tetapi kurang merestui untuk menjadi menantu, ada masa lalu Jun Hyuk yang masih belum terungkap. Hae Rin melakukan pemberontakan pada kedua orang-tua dan kehidupannya. Dia berupa keras agar agar percintaannya dengan Jun Hyuk direstui. Semuanya gagal karena Jun Hyuk juga tidak berani melawan orang-tua mereka. Keduanya dibesarkan dengan limpahan materi, bahkan Jun Hyuk lulusan sekolah di Amerika. Tapi keduanya tidak terlalu bahagia karena banyak aturan yang harus diikuti. 

Takdir cerita mempertemukan keempat orang ini. Sehingga Hae Rin pada akhirnya justru naksir Kang Tae Joo dan Jun Hyuk jatuh cinta pada Eun-So. Dari plot ini kisah cinta keempatnya dikocok oleh script dengan kuat. Meminjam istilah James Bond, "shaken, not stirred." Tae Joo kemudian menjadi tunangan kebanggan Hae Rin dan Eun-So bahkan diperistri oleh Jun Hyuk. Tapi tetap saja tidak ada yang benar-benar bahagia karena Eun-So dan Tae-Joo masih saling mencintai dengan mendalam. 

Salah satu adegan yang paling menggugah muncul ketika keempatnya berlibur ke Singapore. Jun Hyuk sedang membeli cincin dan berniat melamar Eun Soo. Ketika Hae Rin sedang berjalan-jalan dengan Tae Joo ke pusat perbelanjaan little India. Tiba-tiba saja Tae Joo kabur meninggalkan Hae Rin sendirian di pasar. Ia berlari pulang ke hotel, masuk ke kamar Eun Soo, menciuminya dengan membabi-buta dan mengatakan, "Please,... Kamu jangan jadian dengan Jun Hyuk. Aku mencintai kamu. Aku mencintai kamu,..." Lalu dengan mudahnya Eun-Soo langsung mencampakkan Jun Hyuk yang adalah manager perusahaan besar dan anak orang kaya. Di kemudian hari, ia menemui Jun Hyuk, "Maaf ya,... Tapi mendadak saja Tae Joo bilang bahwa dia mencintai saya. Saya nggak bisa berbuat apa-apa. Saya udah lama banget suka pada dia..." Ini adalah bagian dimana kita selaku penonton akan berkata, "Ini cewek kalau udah tergila-gila sampe nggak inget apa-apa...ngeri beneer.." Saking putus asanya Eun Soo dan Tae Joo saling berkomentar, "Sudahlah kita lihat saja bagaimana akhir kisah kita ini (que sera sera). Aku akan terus mengamatimu...."

all Cast : Hae Rin, Tae Joo, Eun Soo, Jun Hyuk 
Kata-kata yang muncul atau dialog antar karakter sangat tajam dan saling mengiris satu sama lain. Dimana Hae Rin dengan mudahnya merendahkan Tae Jo, "Kamu kan cowok miskin, ...cowok bayaran,.... Asal ada cewek kaya kamu pasti demen. Yang penting kamu bisa nebeng hidup enak. Makanya kamu ikut aku aja,..." Atau bagaimana Eun Soo membalas kebaikan dan kasih sayang Jun Hyuk yang lembut, ganteng, kaya dan baik hati dengan kata-kata, "Saya nggak suka cara kamu selalu ngebela-belain dan menolong saya. Seolah-olah saya ini sangat lemah dan nggak bisa berbuat apa-apa!.." Cara Joon Hyuk dan Tae Joo menolong Eun Soo memang berbeda. Kalau Tae Joo menolong dengan upaya sendiri dan sambil ngomel atau nonyol, "Dasar cewek bloon,.. Udah dikasi tahu, masih aja ngeyel,.." Joon Hyuk karena backgroud-nya kaya raya menggunakan pengaruh dan kekuasaannya untuk selalu menolong Eun Soo. Sementara Hae Rin terlihat sebagai "cewek kelas atas" yang sangat percaya diri dan punya kharisma. Saya sangat suka design busana-busana Hae Rin dalam drama ini.

Ending dari drama yang dirilis tahun 2007 ini agak mengambang. Setelah keempat tokoh putus. Dua tahun kemudian mereka reuni bertiga, Tae Joo, Hae Rin dan Joon Hyuk. Dalam obrolan itu ketiganya lega karena dapat memposisikan diri masing-masing sebagai teman. Sementara Joon Hyuk menyarankan Tae Joo untuk mencoba kembali hubungannya dengan Eun Soo. Walaupun saat terakhir Eun Soo mengatakan jangan saling bertemu lagi supaya tidak saling menyakiti, sepertinya bukan itu maksudnya. Pasti Eun Soo akan tetap gembira jika bertemu kembali dengan Tae Joo. Akhirnya memang Eun Soo berjumpa kembali dengan Tae Joo dan menunggu di depan apartemennya persis kejadian saat pertama kali dulu ia datang dari desa dan bertemu Tae Joo. Bagi saya inti sari kisah ada pada 'keruwetan' ketika mereka berempat saling jatuh cinta dan bersaing untuk memenangkan hati orang yang dicintai. Itu yang saya sebut mapping jatuh cinta. Dalam kehidupan saya pikir terlalu dramatis apabila seseorang selalu ngotot hanya mengikuti perasaannya. Tapi tentu saja saya akan memilih Jun Hyuk Oppa yang baik, lembut, pandai, kaya dan ..hanya ada dalam mimpi. :) 

Foto : berbagai sumber