Monday, July 28, 2014

Masih Ada Kado di Usia Sekian

Bye-bye masa remaja! Seperti perahu nelayan yang perlahan menjauh dari garis pantai. Melaut untuk memperjuangkan nafkahnya, seperti itu pula usia perlahan meninggalkan pelabuhan yang sebelumnya tenang. Masa muda, masa remaja dan masa berhura-hura. Bukan berarti saya penggemar gaya hura-hura dan serba dugem. Tetapi tentu pernah muda dan sesekali ikut acara yang jika dipikir sebenarnya tiada banyak guna.

Acara seperti janjian dengan teman, lalu pergi menghabiskan waktu untuk bermain ke rumahnya. Menonton televisi dan film silat. Atau sekedar bersepeda entah kemana. Ketika remaja naik pangkat, pergi bersama kawan-kawan naik sepeda motor keliling kota. Sekedar jajan dan makan-makan. Lalu menonton film. Terkadang film yang ditonton dibioskop juga sangat jelek dan tidak jelas jalan ceritanya. Hanya ingin menghabiskan masa remaja bersama kawan-kawan saja, waktu dan uang dihamburkan.

Menginjak usia kuliah dan pekerja muda. Kawan makin bertambah dan pergaulan merambah ke kota-kota yang lebih besar. Gengsi meningkat, acara ultah lebih seru dan gaul. Bisa di resto, bisa juga di cafe. Percakapan juga lebih seru meningkat ke masa depan, masa selanjutnya yang hendak dibangun. Ada mimpi-mimpi yang lebih besar dan harapan yang lebih muluk. Tidak ada yang melarang. Semua orang ketika muda pasti punya ambisi lebih menantang ketimbang mereka yang masih kanak-kanak atau jelang usia senja. Lalu hidup terasa sangat bergairah.

Waktu berlalu tidak lagi dewasa muda tetapi mulai masuk pada usia matang. Harapan satu-persatu tumbang berhadapan dengan kenyataan. Terbangun dari mimpi dan tidur panjang. Ada yang mengetahui realita namun terus bergulat melawannya. Yang lain pasrah, apa yang ada diujung jalan akan diterima. Yang tidak terima lainnya larut dalam kekecewaan dan merusakkan marwah dirinya sendiri. Lupa Tuhan. Mimpi-mimpi mulai pupus seperti film kartun yang tidak akan pernah menjadi film sungguhan. Tetapi tidak boleh putus-asa, karena hidup ini anugerah. Ketika suatu nyawa ditiupkan dalam satu raga, siapa yang tahu jika ada jutaan atau mungkin trilyunan nyawa lain merasa cemburu karena mereka tidak pernah hidup?

Di usia yang seharusnya sudah sangat matang dan bersikap dewasa, masih saja ada yang berlaku kebocahan dan sesukanya. Masih ada yang berpikir bahwa hidup akan berjalan seribu tahun lagi. Tetapi bagi yang menyadari, biduk perlahan dan lambat merambat terus ke tengah lautan misteri. Harus waspada. Apapun bisa terjadi ditengah sana. Antara kabut, hujan dan badai. Diantara terik, panas dan keringat. Bersiaplah!

Seorang sahabat masih teringat, khusus mengirimkan hadiah ulang-tahun dari sisi lain dunia, dari negara yang berbeda. Masih ada kado di usia sekian, pelipur lara dan pendorong semangat untuk terus berkarya. Buku cantik, handmade yang dipesannya khusus untuk saya. Untuk mengingatkan siapa saya dan marwah diri. Menunjukkan bahwa ia menyisihkan waktu untuk sekedar memperhatikan dan menyayangi seorang kawan di perjalanan kehidupan. Haru, padahal saya sendiri sibuk dengan pergulatan.

Terima kasih Elvira Threeyama! Semoga dalam perjalanan hidup ini saya tidak akan mengecewakanmu dan justru terus membuatmu bangga. Terima kasih, untuk mengerti bahwa aku tak bisa pergi dari dunia menulis dan menggores kata. Terima-kasih karena mendukungku untuk terus menjadi gila dan mencari inspirasi didalamnya. Maafkan untuk cita-cita dan hasrat kehidupan lainnya yang belum terpenuhi. Satu-persatu kucoba raih mimpiku walau sebagian mulai kabur menghilang... Happy Birthday to me? Dengan nada sumbang...

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.