Wednesday, July 23, 2014

Pentingnya Sinyal Kuat

Saya bukan mau bicara tentang sinyal cinta atau sinyal mesra lainnya. Ingin bicara tentang sinyal sungguhan. Duh, pentingnya bagi penulis, penggemar artikel dan penggembira dunia blogging seperti saya untuk memiliki sinyal kuat. Tanpa sinyal, 'pettt...!' semua menjadi disconnected dan kembali ke jaman purbakala. Ya, bagaimana mau update? Jika semua yang ingin kita baca tidak dapat dibuka langsung melalui gadget? Berlangganan media massa? Bayar lebih mahal dan 'nyampah'. Setelah dibaca, majalah dan koran akan menyisakan sampah yang menggunung. Mau dibuang sayang, disimpan sudah tidak ada tempat. Penuh!


Belakangan ini saya sedikit kesal dengan provider penyelenggara sinyal internet dan TV kabel dirumah. Dimulai sejak awal juli yang mendadak saja program TV kabelnya hilang berantakan. Ternyata kontrak dengan penyelenggara TV kabel di indonesia tidak dapat diperpanjang. Gagal perpanjang kontrak. Lalu konsumen mendapat siaran TV yang sangat berbeda dengan perjanjian awal. Haduh, cape deh! Lalu ingin menggunakan jasa layanan internetnya saja juga kian buruk. Byar-pet seperti lampu yang menyala dan mati. Entah apakah penyebabnya modem murahan yang kami beli? Harga ratusan ribu tapi masih saja digunakan begini? Digolongkan murahan? Memang yang dulu digunakan model yang harga ratusan ribu juga, tapi merek lain yang dobel mahalnya. Haduh, cape lagi!


Tadi juga sedang asyik menulis di media netizen. Ealah, mendadak saja, website tersebut tidak dapat dibuka. Tidak dapat login dan logout. Lalu semua serba error. Harus bagaimana untuk edit tulisan? Bagaimana pula untuk men-tweet tulisan lagi? Menjengkelkan ketika sinyal atau sambungan apapun juga terganggu. Mau nonton televisi tidak bisa, mau update status tidak bisa, mau menulis tidak bisa. Saya kesulitan untuk menulis dengan media word ketika bermaksud blogging. Saya bisa menulis di word ketika itu adalah saatnya menulis fiksi. Sepertinya isi kepala dan jemari tangan saya memilih dengan sendirinya untuk lancar mengetik ketika berada di media yang tepat. Seperti menanam gandum di ladang. Menanam apel di kebun dan menanam singkong di dalam tanah. Aneh tapi nyata, namun demikian. Banyak penulis yang mungkin ide atau media penulisannya bisa memicu kelancaran dalam menulis atau inspirasi. Lebih bagus punya rumah sendiri di Bali dengan pemandangan lembah ke arah laut. Aheeemm...!(Batuk berdahak!).

Kegagalan menulis bagi saya, juga kerap disebabkan ketika sedang asyik menulis lalu lupa menekan tombol refresh. Atau mencoba memuat suatu halaman lagi. Ternyata gagal karena sinyal lemah atau disconnnected itu. Maka akhirnya menyebabkan banyak tulisan yang sudah diketikkan hilang lenyap atau amburadul menjadi tak karuan susunannya. Kadang hilang beberapa paragraf. Bahkan fungsi justify untuk meluruskan paragraf saja menjadi maha penting bagi saya. Tidak suka tulisan atau ketikan yang mencong sana, mencong sini. Alias tidak rapi dan tidak lurus dalam satu bagan paragraf. Banyak sekali ya rewelnya? Maka, bagi saya penting sekali adanya sinyal kuat dijaman sekarang ini. Lama-kelamaan kebutuhan fungsi sinyal internet sudah seperti fungsi telepon, listrik, air yang boleh dikata masuk dalam bujet tetap bulanan rumah tangga. Haduh, tambah lagi deh biaya hidup!

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.