Tuesday, July 15, 2014

Teawalk Gunung Mas

Mendekatkan diri pada alam adalah hasrat pribadi saya pada akhir-akhir ini. Terkadang jenuh sekali merasakan rutinitas, melihat pola perilaku manusia dan hidup dikepung hutan beton. Rasanya sangat rindu melihat cerahnya langit dan hijau hutan, keinginan ini seolah menjadi suatu kehausan yang harus terpenuhi. Pada 12 Juli 2014, saya bersama dengan seorang kawan mengikuti acara teawalk ke kebun teh Gunung Mas, kawasan Puncak - Bogor.

Entah tahun berapa saya terakhir kali pergi ke Gunung Mas. Jika ke kawasan Puncak seringkali melewati tempat ini, namun jarang sekali mampir. Terakhir ke kawasan ini rasanya adalah acara piknik kantor, yang memorinya sama sekali telah lenyap menguap. Mungkin tahun 2004 atau 2005? Kami bersiap di bis sejak subuh, jam lima liwat. Sayangnya bis baru berjalan setelah jam enam. Jalanan menuju puncak relatif sepi. Mungkin dikarenakan bulan ramadhan, lalu-lintas cukup lancar. 

Sekitar pukul sembilan tiba di lokasi dan mulai berkenalan dengan kawan-kawan sekelompok yang kebetulan berasal dari gereja. Kami semua diminta membantuk group dan berjalan bersama - sama dalam rombongan. Acara menyenangkan dan orang-orang saling memperhatikan. Mungkin dikarenakan anggota kelompok banyak yang berusia lanjut. Orang - orang tua justru sangat bersemangat dalam acara ini. Saya juga cukup menikmati acara teawalk, yang medannya relatif 'ramah' dibandingkan medan ketika melakukan perjalanan ke Baduy Dalam tempo hati.

Kami berjalan menyusuri kebun teh untuk jarak sepanjang 1,5 Km, melewati perkampungan dan desa-desa. Wilayah wisata di Gunung Mas sayangnya terlihat sangat kuno, tidak ada peremajaan bangunan dan taman. Suasana tahun 70-an atau mungkin 80-an masih terasa di area tersebut. Baik dari bentuk taman bermain umum, cottages yang disediakan untuk menginap, maupun warung/ toilet yang merupakan swadaya diselenggarakan oleh penduduk setempat. Penduduk yang tinggal diwilayah perkebunan adalah juga pegawai kebun teh. Sehingga mereka diperbolehkan membangun rumah-rumah sederhana untuk usaha dagang dan menyewakan toilet umum.

Perjalanan kebun teh terasa sangat cepat, dalam waktu singkat kami sudah kembali ditempat semula. Namun pemandangan di kanan kiri sangat menarik karena gunung-gunung nampak di kejauhan, para petani teh sibuk menyemprot tanaman dan beberapa wanita pemetik teh juga berkumpul untuk memetik teh. Jadi teringat lagu lama Nugie, Pembuat Teh. Bagi saya acaranya sedikit tergesa dan karena memang diorganisir oleh panitia dari gereja, saya tidak dapat berhenti lama untuk menikmati alam. 

Menurut kawan saya, kami beruntung mengunjungi kebuh teh Gunung Mas kala ramadhan, sehingga suasana tidak terlalu ramai. Di hari biasa kami akan kesulitan untuk mengadakan acara semacam itu karena pengunjung biasanya membludak, alias sangat banyak. Saya sedikit egois jika berpikir tentang alam. Jika terlalu banyak orang, apa bedanya suasana di gunung dengan suasana di pasar? Tentunya akan lebih menyenangkan menikmati alam jika suasana tidak terlalu padat.

Setelah kembali ke lokasi, kami lalu melanjutkan acara. Karena acara ini diorganisir oleh gereja dan dimaksudkan sebagai acara keluarga maka kami banyak melakukan permainan. Saya yang sejatinya kurang tertarik dalam acara permainan semacam itu terpaksa mengikuti. Bagaimanapun juga panitialah yang memiliki hajat melakukan permainan. Masakan saya membelot sendiri? He-he,...

Acara teawalk ini seru namun kurang berkesan bagi saya. Karena porsi untuk jalan di kebun teh-nya sangat singkat. Lebih banyak porsi kumpul-kumpul dan bermain dengan anggota keluarga. Sedangkan saya hanya datang dengan seorang kawan. But, hey...kesempatan mendekat pada alam akan selalu saya manfaatkan. Pssst, ..lagian modal lima puluh ribu rupiah saja! Asyik kan? Kapan lagi kalau tidak mulai dari sekarang mendekat pada alam?

2 comments:

  1. Aku juga termasuk yang ndak suka rame kalo ke tempat yang pemandangan alamnya keren Mbak.. kurang dalem menikmatinya.. :)
    Kalo ada bentangan alam yang indah.. pertama kali terlintas dalam pikiran adalah.. let's do Tai Chi.. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. wuaaaah baru terbalas ini komentar gita... iya Tai Chi atau yoga di alam terbuka memang paling mengasyikkan...

      Delete

Note: Only a member of this blog may post a comment.