Wednesday, July 23, 2014

Dulu Martha, Sekarang Maria

Beberapa waktu lalu saya membaca kisah dari kitab suci. Mungkin ketika saya masih kecil, sering membaca cerita tersebut. Kisahnya mengenai Martha dan Maria. Maria disini bukanlah ibu Yesus tetapi Maria saudara dari Martha dan Lazarus. Sebagai anak kecil, mendengar atau membaca cerita dari kitab suci tentu membosankan dan membingungkan. Setelah dewasa pun harus benar-benar dipahami mengenai arti dari kisah - kisah tersebut.

Berawal dari kegiatan malam membaca kitab suci, saya jadi melihat sisi lebih dalam tentang kisah Maria dan Martha. Ada tiga bersaudara Maria, Martha dan Lazarus yang menjadi pengikut Yesus. Bahkan Lazarus dibangkitkan dari kematian oleh Yesus. Pada suatu ketika Maria dan Martha menerima kunjungan Yesus di kediaman mereka. Martha adalah wanita yang sangat aktif dan rajin bekerja. Kunjungan Yesus membuatnya sibuk dengan aneka kegiatan rumah-tangga. Ia merasa perlu menyediakan makanan, menyeduh minuman dan mungkin membereskan rumah untuk menyambut Yesus.

Maria berlaku sebaliknya, ia terkesan santai dan menikmati kunjungan Yesus. Dengan tenang ia duduk di kaki Yesus dan mendengarNya berbicara. Melihat hal tersebut Martha merasa sedikit kesal. Kesibukan yang menyita waktu dan tanggung-jawab sebagai tuan rumah namun tidak dibantu oleh Maria saudaranya, yang justru duduk bersantai, hanya mendengarkan perkataan - perkataan Yesus. Maka Martha berkata kepada Yesus agar menegur Maria, mengapa wanita itu tidak membantu Martha melakukan persiapan hidangan. Mengapa Maria justru duduk dengan manis dan relax, hanya mendengar segala ucapan Yesus?

Yesus kemudian balik menegur Martha. Ia mengatakan bahwa apa yang dilakukan Maria sudah benar. Yaitu duduk dan menyerahkan diri pada Tuhan. Maria melakukan hal yang memang diinginkan Yesus yaitu mendengarkan sabdaNya. Pada kenyataan ini saya sedikit terguncang oleh kenyataan hidup. Betapa sering dan betapa banyak orang yang hanya sibuk melakukan ini dan itu, namun jarang mendengar dan meresapi sungguh-sungguh ucapan Tuhan yang banyak ditulis di dalam kitab suci. Betapa banyak orang yang tenggelam dalam kesibukan duniawi namun tidak sadar bahwa Yesus ingin agar perkataanNya didengar. Yesus tidak minta teh atau hidangan lainnya. Tidak memerintahkan manusia untuk larut dalam kesibukan yang menggila demi Dia. Sederhana saja, yang diminta adalah diam, relax, berserah dan mendengar semua sabdaNya.

Saya mengibaratkan kehidupan yang saya alami bagaikan Martha dan Maria. Dulu saya bertingkah seperti Martha. Bukan dalam arti selalu sibuk membuat teh atau menyiapkan hidangan. Bukan kesibukan semacam itu. Tetapi saya sibuk bekerja, mencari nafkah dan terus mencari uang. Dengan alasan demi keluarga, demi rumah yang lebih bagus dan indah. Demi memiliki sesuatu untuk disumbangkan ke gereja atau ke acara apapun juga. Dalam banyak hal saya mengejar kesibukan yang saya anggap 'mandat' dari Tuhan. Mandat untuk bekerja dengan sungguh-sungguh dan menjadi penolong keluarga dengan bekerja giat. Namun hal itu tidak membuat saya bahagia. Yang ada saya justru merasa terbeban dan sangat lelah. Maka sekarang saya mengerti, mengapa menjadi Maria juga dibutuhkan dalam hidup ini. Sit back and relax! 

Saya mulai banyak membaca kitab dan mendengar dengan sungguh-sungguh perkataan Tuhan. Lalu percaya! Berikutnya selalu ada saja keajaiban dan keberuntungan yang saya terima. Yang terpenting saya belajar mengucap syukur dan terima kasih terus-menerus. Dengan kesadaran ke-Tuhanan yang meninggi, sebagai mahluk hidup kita harus sungguh sadar bahwa hidup ini anugerah. Bahwa segala harta adalah titipan, bahwa bahagia dan duka itupun sementara. Kehidupan yang penuh derita pada saatnya akan digantikan kehidupan yang banyak diisi dengan kegembiraan. Dan dalam kegembiraan juga harus waspada, sesekali akan muncul kesedihan atau malapetaka. Ketika meletakkan kesadaran bahwa itu adalah garisan Tuhan kita akan lebih sabar menjalani. Bahwa kita harus seperti Maria yang sit back and relax, mendengar sabda Tuhan. Kita akan lebih tenang menjalani hidup dan bukan beraktivitas dengan membabi-buta demi ambisi-ambisi pribadi. Namun menganggap hal itu sebagai 'mandat' Tuhan.

Lukas 10:39-42

Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku." Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu : Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."

1 comment:

Note: Only a member of this blog may post a comment.